Saat kehamilan mulai terjadi, berbagai perubahan pada tubuh pun akan dirasakan. Salah satu keluhan yang umum dirasakan ibu hamil adalah gerah setiap waktu dan berkeringat lebih banyak dari biasanya. Tapi, jangan khawatir, ini adalah hal yang normal.
Saat sedang hamil, suhu tubuh akan sedikit lebih tinggi dari biasanya. Untuk mengendalikan ini, tubuh akan berusaha menurunkannya dengan cara mengeluarkan keringat.
Daftar isi
Perubahan hormon, meningkatnya volume darah dalam tubuh, serta kenaikan berat badan adalah beberapa dari faktor-faktor yang menyebabkan ibu hamil lebih banyak berkeringat dan merasa kegerahan.
Semua keringat berlebih yang keluar saat hamil disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada tubuh ibu. Berikut adalah penyebab-penyebab paling umum:
Berubahnya kadar hormon saat hamil adalah penyebab dari timbulnya berbagai keluhan kehamilan serta rasa tidak nyaman, termasuk naiknya suhu tubuh yang memicu meningkatnya produksi keringat.
Dalam sebuah studi di tahun 2016, ditemukan bahwa hormon estrogen akan menurunkan suhu tubuh dengan cara menaikkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan panas. Caranya adalah dengan mengeluarkan keringat. Sementara progesterone bisa menjadi faktor penyebab naiknya suhu tubuh. [3]
Selain itu, perubahan hormon yang terjadi ketika sperma membuahi sel telur juga bisa mengakibatkan bagian hipotalamus di otak, yang bertugas mengatur suhu tubuh, berpikir bahwa tubuh lebih panas dari keadaan sebenarnya sehingga mendorong produksi keringat. [1, 4]
Jadi, keringat berlebih saat hamil ini hanyalah cara tubuh untuk menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal yang terjadi.
Volume plasma darah dalam tubuh ibu hamil meningkat hingga 40% bila dibandingkan dengan saat sebelum hamil. Kondisi ini akan terus meningkat hingga 60% di akhir trimester ketiga. [3]
Seluruh pembuluh darah akan melebar untuk mengakomodasi aliran darah yang lebih banyak menuju permukaan kulit. Inilah hal yang menyebabkan tubuh selalu terasa lebih hangat saat sedang hamil. [1, 2, 3, 4]
Di malam hari, ibu hamil mungkin akan merasa berkeringat lebih banyak karena kendali tubuh atas suhu bekerja dengan cara yang lebih rumit. Saat ritme sirkadian, atau ritme tidur dan terjaganya tubuh, suhu di pusat tubuh akan menurun secara stabil sepanjang waktu tidur, tetapi hal ini berbeda pada ibu hamil.
Melebarnya pembuluh darah saat hamil menyebabkan suhu kulit mempengaruhi mekanisme normal yang bertugas menurunkan suhu tubuh saat sedang tidur. Ini bisa menjadi penyebab keluarnya keringat berlebih dan ibu hamil terbangun di malam hari karena tubuhnya tidak nyaman. [3]
Saat sedang hamil, tubuh akan bekerja lebih keras sehingga akan membakar lebih banyak kalori yang kemudian membuat tubuh menghasilkan lebih banyak panas. Metabolisme ibu hamil berbeda dari sebelumnya karena ia bekerja untuk menjaga tubuhnya sendiri serta bayi yang sedang berkembang di dalam kandungannya.
Berat badan ibu pasti akan naik bersamaan dengan bertumbuhnya janin dalam kandungan. Bergerak dan beraktivitas dengan tambahan berat badan ini tentu membutuhkan lebih banyak tenaga, terutama di trimester ketiga kehamilan.
Saat tubuh berusaha menghasilkan lebih banyak energi, panas tubuh akan ikut meningkat. Selain itu, berat bayi dalam perut akan mengubah gravitasi atas tubuh ibu, yang kemudian akan membuat tubuh bekerja lebih keras untuk tetap seimbang, dan ini juga menyebabkan panas dan berkeringat. [1]
Ibu yang kenaikan berat badannya lebih dari angka ideal, atau sebelum hamil sudah mengalami kelebihan berat badan bahkan obesitas, akan lebih berisiko mengalami keringat berlebih di samping juga gangguan kesehatan lainnya. [2, 4]
Saat hamil, metabolisme tubuh akan berubah karena harus menyalurkan nutrisi bagi bayi dalam kandungan agar bisa bisa bertumbuh mulai dari sebesar benih hingga jadi seukuran buah semangka. Ini artinya, ibu bisa kekurangan energi bila tidak mengonsumsi cukup kalori, atau mendapat asupan kalori yang seimbang, sepanjang hari.
Pada kasus seperti ini, ibu bisa mengalami hipoglikemia, atau gula darah rendah. Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh berkeringat lebih banyak di malam hari.
Meskipun sebuah penelitian menyebutkan bahwa hipoglikemia jarang terjadi pada wanita hamil yang tidak menderita diabetes, wanita yang memiliki faktor-faktor risiko diabetes harus waspada bila sering berkeringat berlebih di malam hari. [3]
Hormon tiroid membantu mengatur metabolisme dan suhu tubuh. Terlalu banyak hormon tiroid bisa menyebabkan tubuh merasa gerah sepanjang hari atau saat tidur.
Peningkatan jumlah hormon tiroid pada ibu hamil adalah hal yang normal, karena ia merespon perubahan hormon lainnya. Namun, bila sudah dianggap hipertiroidisme, maka ini harus ditangani.
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif bisa meningkakan detak jantung dan sistem tubuh, sehingga menyebabkan keluarnya keringat berlebih disertai juga gejala-gejala lainnya, termasuk pembengkakan di leher, gemetar, dan menurunnya berat badan. [1, 4]
Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah bila keluhan kehamilan berhubungan dengan hormon dan respon tubuh atas perubahan yang terjadi saat mengandung. Tetapi, ada beberapa cara yang bisa dicoba untuk mengurangi rasa gerah dan berkeringat yang mengganggu ini: [1, 2, 3]
1. Donna Murray, RN, BSN, Brian Levine, MD, MS, FACOG. Excessive Sweating and Night Sweats in Pregnancy. Verywell Family; 2021.
2. SRC Health Team. Feeling Hot and Sweating During Pregnancy? 7 Essentials Facts You Must Know When the Heat is On! SRC Health.
3. Nicole Jablonski, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH. Why You Could Be Having Pregnancy Night Sweats — and What to Do About Them. Healthline; 2019.
4. Amy O’Connor, Jennifer Wu, M.D., F.A.C.O.G. Sweating During Pregnancy. What to Expect; 2020.