Daftar isi
Lumpektomi merupakan prosedur bedah untuk mengatasi kanker payudara dengan mengangkat tumor atau jaringan payudara yang terserang kanker [1,3,4,6].
Lumpektomi adalah tindakan bedah lain yang bisa pasien kanker payudara tempuh selain mastektomi [1,3,4,6].
Operasi ini pun kerap disebut sebagai operasi konservasi payudara sehingga berbeda dari mastektomi 1,3,4,6].
Lumpektomi pada dasarnya adalah tindakan bedah yang bertujuan mengangkat jaringan abnormal yang tumbuh pada payudara pasien [1,3,4].
Jika sejumlah jaringan normal di sekeliling jaringan payudara yang terpengaruh perlu diangkat, maka lumpektomi juga akan dokter terapkan [1,3,4].
Ukuran tumor beserta lokasi pertumbuhannya menjadi penentu jumlah jaringan yang akan dokter angkat melalui lumpektomi, termasuk juga mempertimbangkan ukuran payudara, usia dan kondisi kesehatan menyeluruh pasien [1,3,4].
Pada lumpektomi, perubahan bentuk payudara adalah risiko yang perlu dipertimbangkan pasien apabila bagian payudara yang diangkat adalah sebagian besar [1,3,4].
Sementara itu, mastektomi adalah prosedur bedah yang bertujuan mengangkat seluruh jaringan payudara dikarenakan kanker sudah menyebar [1,2].
Jika lumpektomi hanya berfokus pada pengangkatan sebagian kecil atau besar jaringan payudara pasien karena mempertahankan bentuk asli payudara, mastektomi jauh lebih efektif dengan mengangkat seluruhnya [1,2].
Sebab pada kasus lumpektomi, risiko kanker tumbuh atau kambuh kembali cukup tinggi karena jaringan payudara tidak diangkat sepenuhnya [5].
Manfaat dan tujuan utama dari lumpektomi adalah mengangkat sel kanker atau jaringan abnormal dari payudara pasien kanker payudara namun hanya sebagian saja [1,3,4,6].
Lumpektomi dilakukan supaya bentuk payudara asli pasien tidak mengalami perubahan besar [1,3,4,6].
Selain mengatasi kanker payudara, lumpektomi menawarkan manfaat lain seperti :
1. Menangani Kelainan Payudara Non-Kanker
Walaupun lumpektomi diketahui merupakan penanganan utama bagi para pasien kanker payudara baik ketika kanker masih kecil atau pada stadium awal, lumpektomi juga dapat diandalkan untuk kondisi lain [6].
Untuk kasus prakanker dan kondisi kelainan payudara non-kanker, lumpektomi juga terkadang menjadi tindakan medis yang dokter rekomendasikan [6].
Kondisi yang dimaksud adalah ketika seseorang memiliki riwayat skleroderma atau sekelompok penyakit yang menyerang kulit serta jaringan payudara [6].
Tak hanya itu, para pemilik riwayat penyakit Lupus dan khawatir penempuhan terapi radiasi akan memperburuk kondisi peradangan, lumpektomi bisa dipilih [6].
2. Sebagai Alternatif Mastektomi
Karena prosedur mastektomi harus mengangkat seluruh jaringan payudara, maka bagi yang masih ragu untuk hal tersebut, lumpektomi adalah alternatif yang bisa diambi [6]l.
Bagi pasien kanker payudara yang takut payudaranya hilang sepenuhnya, lumpektomi adalah tindakan bedah yang bisa ditempuh [6].
3. Sebagai Alternatif Terapi Radiasi
Jika seorang pasien kanker payudara tak bisa menjalani terapi radiasi karena beberapa kondisi kesehatan tertentu, lumpektomi biasanya akan dokter anjurkan [4,6].
Selain itu bagi wanita hamil terapi radiasi juga tidak diperbolehkan, sehingga lumpektomi adalah tindakan yang lebih tepat dan tidak mengancam nyawa janin [4,6].
Pada tahap persiapan hendak menjalani prosedur lumpektomi, pasien sebaiknya menemui dokter bedah beberapa hari sebelum hari-H penempuhan lumpektomi [3,4,6].
Jika ada yang ingin ditanyakan secara detail, maka sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum operasi [3,4,6].
Dokter kemudian akan menjelaskan prosedur, manfaat hingga segala risiko dari lumpektomi yang pasien harus pahami sebelum memutuskan benar-benar menjalani prosedur bedah ini [3,4,6].
Seperti pada tahap persiapan operasi lainnya, pasien akan diberi instruksi oleh dokter mengenai hal apa saja yang perlu dilakukan serta pantangan apa yang dapat diikuti [3,4,6].
Lumpektomi pada dasarnya bukan jenis operasi besar yang mengharuskan pasien rawat inap setelah operasi [3,4,6].
Pasien boleh pulang di hari yang sama pasca operasi, namun alangkah baiknya jika pasien mengajak anggota keluarga atau teman untuk menemani.
Dianjurkan membawa seseorang sebagai teman agar pasien memperoleh dukungan emosional dan mental sekaligus ada yang membantu pasien mengantarkan pulang dan memahami instruksi perawatan pasca operasi .
Ketika sudah waktunya untuk menjalani lumpektomi, berikut ini adalah langkah prosedur yang bisa diperhatikan [1,3,4,6].
Setelah menjalani prosedur lumpektomi, dokter akan membawa pasien ke ruang pemulihan lebih dulu [3,4,6].
Masih ada efek anestesi yang belum benar-benar hilang sehingga cukup berisiko untuk membiarkan pasien pulang ke rumah [3,4,6].
Di ruang pemulihan, dokter juga harus mengecek lebih dulu denyut nadi, tekanan darah, dan kondisi pernafasan pasien [3,4,6].
Usai menjalani operasi, dokter pun memberikan beberapa petunjuk untuk perawatan lanjutan yang pasien harus perhatikan, seperti [3,4,6] :
Bila dokter telah memastikan kondisi pasien stabil, pasien akan boleh pulang [3,4,6].
Sebaliknya, jika pasien pasca lumpektomi justru mengalami efek samping seperti perdarahan atau rasa nyeri hebat, dokter akan menyarankan pasien menempuh rawat inap [1,3,4,6].
Agar pasien lekas pulih, masa pemulihan perlu digunakan sebaik mungkin dengan melakukan beberapa hal berikut [3,4,6] :
Seperti pada prosedur operasi lainnya, lumpektomi pun memiliki risikonya sendiri.
Walaupun lumpektomi tergolong prosedur bedah dengan risiko komplikasi rendah, tak menutup kemungkinan beberapa pasien dapat mengalami kondisi tak menyenangkan [1].
Beberapa risiko komplikasi atau efek samping yang berpotensi terjadi saat maupun sesudah menjalani lumpektomi adalah [1,4] :
Dibandingkan dengan mastektomi, kanker payudara yang diatasi dengan penempuhan lumpektomi memiliki risiko kekambuhan lebih tinggi [5].
Dalam waktu 5 tahun pasca menjalani lumpektomi, rata-rata peluang kanker payudara untuk kambuh cukup besar dan oleh karena itu lebih baik menempuh terapi radiasi setelah lumpektomi untuk menekan risiko kekambuhan kanker [5].
Sekalipun telah selesai menempuh lumpektomi, pasien tetap dianjurkan memeriksakan diri rutin ke dokter supaya dokter dapat memantau kondisi pasien pasca bedah.
Biasanya, dokter akan menyarankan pasien memeriksakan diri kembali sekitar 7-14 hari setelah menjalani lumpektomi.
1. Meghan L. Czajka & Christopher Pfeifer. Breast Cancer Surgery. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Andrea Goethals & Jessica Rose. Mastectomy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
3. Breastcancer.org. Lumpectomy: What to Expect. Breastcancer.org; 2018.
4. Cleveland Clinic medical professional. Lumpectomy. Cleveland Clinic; 2021.
5. Cleveland Clinic medical professional. Breast Cancer Recurrence. Cleveland Clinic; 2021.
6. American Cancer Society. Breast-conserving Surgery (Lumpectomy). American Cancer Society; 2021.