Biopsi Payudara: Fungsi, Prosedur dan Hasil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Biopsi secara umum adalah suatu tindakan mengambil sampel jaringan atau sel pada salah satu organ tubuh yang dicurigai memiliki gangguan tertentu. Hasil dari pemeriksaan biopsi ini umumnya bisa berupa... peradangan biasa, ataupun keganasan seperti tumor atau kanker. Biopsi payudara adalah salah satu modalitas pemeriksaan pada kasus gangguan payudara. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bila didapatkan keluhan benjolan atau keluhan yang mengarah pada kecurigaan tumor atau kanker. Ada beberapa jenis biopsi payudara yang umum dilakukan, misalnya FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) yang minimal invasif, ataupun biopsi yang dilakukan dengan pembedahan. Hal ini akan disesuaikan dengan berat ringan keluhan dan juga fasilitas kesehatan yang ada. Jaringan yang sudah diambil akan dibawa ke laboratorium patologi anatomik, dan membutuhkan waktu untuk melakukan pemeriksaannya. Hasil pemeriksaan biopsi harus diinterpretasikan oleh ahli pataologi anatomik sebelum diserahkan pada dokter penanggung jawab pasien. Hasil biopsi ini akan digunakan untuk dasar terapi pada gangguan payudara. Efek samping tindakan biopsi juga beragam, tergantung dari biopsi jenis apa yang dilakukan. Umumnya keluhan yang biasa terjadi dirasakan adalah demam, nyeri pada bagian yang dibiopsi, ataupun rasa tidak nyaman disekitar tempat biopsi. Read more

Fungsi Biopsi Payudara

Secara umum, biopsi adalah pengambilan sampel dari jaringan atau sel tubuh manusia untuk membantu dokter mendiagnosis suatu penyakit atau membantu dokter mengidentifikasi kanker. [7]

Begitu pula dengan biopsi payudara, prosedur kecil yang dilakukan dengan mengambil sedikit sampel jaringan yang ada di payudara dinamakan sebagai biopsi payudara.

Biopsi payudara dilakukan untuk memeriksakan benjolan pada payudara atau bagian yang asing pada payudara. Sampel jaringan kemudian akan diperiksa di laboratorium. [1, 4]

Biasanya pengambilan jaringan biopsi payudara dilakukan setelah ditemukannya tonjolan atau bagian yang asing selama pemeriksaan mammografi, ultrasonografi (USG), dan magnetic resonance imaging (MRI).

Ada beberapa kondisi atau alasan yang menyebabkan adanya benjolan mencurigakan pada payudara, sehingga pasien tidak perlu khawatir untuk menjalankan biopsi.

Benjolan memang dapat bersifat kanker (maligna), namun juga bisa berupa pertumbuhan jaringan lunak yang tidak bersifat bukan kanker (benigna). [1, 4]

Kondisi yang Membutuhkan Biopsi Payudara

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan dokter meminta pasien untuk dilakukannya prosedur biopsi payudara. Kondisi-kondisi tersebut adalah: [2, 4, 8]

  • Pasien atau dokter merasakan benjolan pada payudara (saat diraba).
  • Terdapat benjolan atau bayangan saat tes mammografi, USG, dan MRI.
  • Adanya lesung pada permukaan payudara.
  • Terjadinya pembengkakan sebagian atau pembengkakan menyeluruh pada payudara.
  • Terasa nyeri pada payudara atau puting.
  • Keluar cairan selain ASI pada payudara.
  • Terjadi perubahan pada permukaan payudara seperti kemerahan, iritasi, kulit berisisik, atau penebalan kulit.

Jenis Biopsi Payudara

Ada beberapa jenis dari prosedur biopsi payudara. Perbedaan prosedur dalam pengambilan jaringan ini bergantung pada ukuran dan letak benjolan yang ada di payudara.

Biopsi memungkinkan dilakukannya anestesi umum pada pasien. Jika hanya memerlukan anestesi lokal, obat bius akan disuntikkan untuk membuat mati rasa payudara. Pasien akan tetap sadar, namun tidak dapat merasakan sakit.

Jika yang diperlukan adalah anestesi umum, maka obat bius akan diberikan hingga membuat pasien tertidur selama biopsi dilaksanakan. [3]

Tiga jenis biopsi payudara yang biasa dilakukan adalah:

Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Biopsi aspirasi jarum halus atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan FNA (Fine Needle Aspration) Biopsy.

Jenis biopsi ini dilakukan dengan menggunakan jarum halus yang disuntikkan pada benjolan di payudara. Tidak ada pembedahan atau sayatan yang dilakukan. [4]

Biasanya, jenis biopsi payudara ini dipilih jika dokter mencurigai bahwa benjolan tersebut mungkin adalah benjolan kista yang cenderung berisi cairan.

Benjolan akan robek begitu cairan diambil dan dibuang, sehingga kadang dibutuhkan bantuan USG agar dapat membimbing dokter ke situs yang tepat. [9]

Biopsi Jarum Inti

biopsi jarum inti
Biopsi Jarum Inti (sumber: Mayo Foundation)

Jenis biopsi payudara ini menggunakan jarum dengan silinder (core) yang lebih besar. Pada prosedur ini juga tidak dibutuhkan adanya pemotongan atau penyayatan.

Dokter biasanya menandai bagian yang akan disuntikkan dengan spidol untuk memudahkan pengambilan jaringan. Biospi ini juga mungkin akan membutuhkan bantuan USG.

Ada lebih sedikit efek samping yang akan dialami oleh pasien jika prosedur yang dilakukan adalah jenis biopsi jarum inti. [4, 8]

Biopsi Bedah

Prosedur yang satu ini juga dikenal dengan nama lumpektomi. Tentu saja pemotongan atau penyayatan akan dilakukan saat jenis prosedur ini dilakukan.

Dokter bedah akan membuat sayatan sekitar dua inci dan mengangkat seluruh atau sebagian benjolan yang ada pada payudara.

Benjolan yang ada terkadang sangat sulit untuk ditemukan sehingga dokter membutuhkan bantuan kawat serta jarum tipis khusus untuk membantunya menemukan benjolan.

Pada kasus ini, bantuan mammografi atau USG dibutuhkan. Pasien juga akan diberikan anestesi lokal saat prosedur biopsi ini berlangsung. [4, 9]

Alat Khusus dalam Prosedur Biopsi Payudara

Sedangkan, untuk beberapa metode dan alat khusus yang digunakan untuk membantu mengarahkan jarum dan memperlancar prosedur biopsi adalah sebagai berikut: [4]

Biopsi Stereotaktik

biopsi stereotaktik
Biopsi Stereotaktik (sumber: Mayo Foundation)

Biopsi stereotaktik adalah metode yang menggunakan sinar X dan komputer untuk membantu jarum yang akan digunakan.

Gambaran tiga dimensi akan terbentuk dengan bantuan komputer dan mammografi saat metode ini digunakan.

Pasien biasanya akan dibaringkan di atas meja khusus yang memiliki lubang untuk bagian payudara. Dokter akan melaksanakan jenis biopsi dari bawah meja tersebut. [4, 8]

Biopsi Inti dengan Bantuan Vakum

Biopsi dengan sayatan kecil akan dilakukan pada payudara.

Pada metode ini akan ada sebuah tabung berlubang yang dinamakan dengan probe yang akan dimasukkan melalui sayatan dan dibantu dengan MRI, sinar x, atau USG.

Jaringan kemudian akan ditarik halus dengan pisau kecil dan ditarik ke probe. [4]

Biopsi dengan Bantuan USG

Bantuan ultrasonografi dibutuhkan pada metode ini, prosedurnya hampir mirip seperti USG yang digunakan untuk melihat bayi dalam rahim.

Pasien akan diminta telentang atau miring, dokter akan menggunakan alat USG yang gelombang suaranya (dan hasil gambarnya) akan membantu dokter untuk menggunakan jarum.

Persiapan Sebelum Biopsi Payudara

Sebelum menjalani prosedur biopsi payudara, pasien harus memperhatikan beberapa hal dan mengikuti beberapa instruksi yang diberikan oleh dokter atau petugas medis yang melayani.

Hal-hal tersebut meliputi: [3, 5, 6]

  • Pasien mendengarkan penjelasan mengenai prosedur biopsi payudara dan menanyakan semua hal yang dirasa perlu.
  • Pasien menandatangani form persetujuan dan wajib membacanya, jika ada bagian yang tidak jelas, pasien boleh menanyakannya.
  • Pasien memberitahu pada dokter atau petugas medis seluruh obat yang sedang dikonsumsi serta alergi obat yang dimiliki.
  • Pasien memberitahu dokter apabila sedang dalam keadaan hamil atau mungkin sedang hamil.
  • Pasien memberitahu apabila baru-baru ini mengalami sakit atau keadaan medis lainnya.
  • Pasien harus berhenti mengonsumsi aspirin, pengencer darah, dan obat herbal lainnya sekitar tiga hingga lima hari sebelum pelaksanaan prosedur. Ini dilakukan untuk meminimalisasi risiko pendarahan.
  • Jika dibutuhkan anestesi umum, pasien akan diminta berpuasa selama beberapa jam sebelum prosedur dilaksanakan.
  • Pasien mengatur rencana dan mengajak seseorang untuk menemaninya selama prosedur berlangsung. Ini sangat direkomendasikan apabila pasien akan diberikan obat bius.
  • Pasien sebaiknya menggunakan bra saat hari pelaksanaan karena ada kemungkinan dokter memberikan cold pack untuk meringankan peradangan atau rasa sakit setelah prosedur biopsi payudara.
  • Pasien dilarang menggunakan lotion, krim, bedak, deodoran, atau parfum pada lengan, bawah lengan, atau payudara saat hari pelaksanaan biopsi payudara.

Prosedur Biopsi Payudara

Prosedur biopsi payudara bisanya hanya memerlukan anestesi lokal tapi juga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan anestesi umum.

Pasien yang menjalani biopsi payudara juga bisa langsung pulang ke rumah setelah biopsi dilakukan, tapi ada pula yang memerlukan rawat inap. Kedua hal ini bergantung pada kondisi pasien saat prosedur dilaksanakan.

Ada dua perbedaan prosedur dalam biopsi payudara. Perbedaan ini berdasarkan dibutuhkannya pembedahan atau tidak.

Biopsi dengan Jarum

Beberapa langkah yang akan dilakukan adalah: [3, 4]

  • Pasien akan diminta untuk melepaskan pakaian dan menggunakan pakaian khusus.
  • Pasien akan diminta berbaring atau duduk tegak, berdasarkan alat bantu dan metode yang digunakan dokter.
  • Kulit yang akan dibiopsi dibersihkan dengan cairan pensterilan (sterile solution).
  • Saat anestesi lokal dilakukan, pasien akan merasakan seperti sedikit tersengat saat obat bius diberikan. Pasien harus mati rasa di area yang dibutuhkan, jika tidak, prosedur tidak dapat dijalankan.
  • Jika dibutuhkan bantuan USG, probe akan diarahkan pada payudara untuk menemukan lokasi benjolan.
  • Jika dibutuhkan metode stereotaktik, pasien akan diminta berbaring telungkup di atas meja panjang. Komputer akan menemukan situs yang tepat dari area benjolan untuk membantu pengambilan jaringan.
  • Pasien akan diminta tetap berbaring dan tidak bergerak selama prosedur berlangsung.
  • Dokter akan menempatkan jarum dan menusukkannya pada situs yang telah ditemukan. Dokter akan mengambil sampel jaringan atau cairan, payudara pasien akan sedikit tekanan saat pengambilan jaringan ini berlangsung.
  • Penekanan akan terus berlangsung hingga pendarahan berhenti.
  • Jika dibutuhkan, bekas situs akan ditutup dengan strip perekat atau dijahit.
  • Pasien akan diberikan perban steril setelah itu.
  • Sampel jaringan kemudian akan dikirim ke labolatorium untuk diperiksa.

Biopsi dengan Pembedahan

Langkah prosedur biopsi dengan pembedahan adalah sebagai berikut: [3, 4]

  • Pasien akan diminta untuk melepaskan pakaian dan menggunakan pakaian khusus.
  • Pasien akan dipasangkan jalur intravena (IV) pada lengan atau tangan.
  • Pasien akan berbaring di meja operasi.
  • Pasien akan diberikan obat bius untuk membantu rileks.
  • Jika anestesi lokal dibutuhkan, pasien akan disuntik pada area jaringan payudara.
  • Jika anestesi umum diperlukan, ahli anestesi akan memeriksa detak jantung, tekanan darah, penapasan, dan level oksigen selama operasi.
  • Pada kasus tertentu, kawat khusus akan ditempatkan pada benjolan sebelum biopsi. Proses ini akan dipandu oleh gambaran sinar X.
  • Kulit yang akan dioperasi akan dibersihkan dengan sterile solution.
  • Sayatan kecil akan dilakukan pada kulit di area jaringan payudara hingga benjolan dapat diambil.
  • Sebagian benjolan atau keseluruhan kemudian akan diangkat oleh dokter.
  • Bekas sayatan atau potongan akan ditutup dengan jahitan atau strip perekat.
  • Pasien akan diberikan perban steril setelah itu.
  • Sampel jaringan kemudian akan dikirim ke labolatorium untuk diperiksa.

Efek Samping Biopsi Payudara

Setelah melalui prosedur biopsi payudara, pasien yang diberikan anestesi umum akan ditempatkan di ruang pemulihan. Dokter akan terus memeriksa tekanan darah dan detak jantung.

Setelah biopsi payudara dilaksanakan, pasien akan merasakan memar, bengkak, atau sedikit pendarahan. Hal tersebut bisa diatasi dengan menggunakan cold pack atau meminum obat penghilang rasa sakit (selain aspirin). [1]

Dalam 24 jam setelah biopsi, pasien dianjurkan untuk tidak mengangkat barang yang berat atau aktivitas lainnya yang membuat otot lengan dan sekitarnya tertaik.

Satu atau dua hari setelah biopsi, pasien mungkin masih merasa kelelahan. Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan pada tenggorokan akan merasa sedikit sakit tenggorokan ringan.

Ini juga dapat diatasi dengan meminum pelega tenggorokan atau berkumur dengan campuran air hangat dan garam. Pasien juga dianjurkan untuk menggunakan sport bra selama dua hingga tiga hari pasca prosedur. [1]

Ada beberapa risiko mungkin akan dialami pasien setelah menjalani biopsi payudara, yaitu: [6]

  • Pendarahan atau hematoma;
  • Ketidaknyamanan yang signifikan;
  • Kemungkinan infeksi;

Namun, pasien tidak perlu khawatir karena kemungkinan risiko yang dialami ini sangat kecil dan sangat jarang terjadi. Risiko yang terjadi juga dapat diatasi dengan obat atau perawatan antibiotik. [6]

Tetapi, ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pasien. Pasien wajib menghubungi kembali dokter jika beberapa hal ini terjadi: [5]

  • Demam sekitar 38°C atau panas dingin
  • Kemerahan, pembengkakan, dan pendarahan yang berlebihan bekas penyuntikan.
  • Rasa sakit yang berlebihan di bekas penyuntikan.

Hasil Biopsi Payudara

Dokter akan mempelajari, mencari, dan mendiagnosis hasil dari biopsi payudara yang telah dilakukan. Hasil ini bisa diketahui oleh pasien sekitar dua atau tiga minggu setelah prosedur.

Lamanya hasil yang diterima pasien bisa bergantung pada dokter dan rumah sakit tempat pasien memeriksa.[9]

Hasil dapat digolongkan menjadi dua, yaitu maligna (bersifat kanker) dan benigna. [5]

Maligna

Jika hasil biopsi menunjukkan maligna, maka jenis kanker yang dapat dideteksi meliputi: [5]

  • Karsinoma duktal, merupakan kanker pada saluran payudara;
  • Karsinoma lobular, merupakan kanker lobulus atau kelenjar penghasil susu;
  • Penyakit paget, merupakan kanker langka yang memengaruhi puting;
  • Radang kanker payudara, bentuk langka yang membuat kulit payudara tampak terinfeksi;

Dokter akan menyarankan tindakan atau pengobatan selanjutnya untuk membantu kesembuhan seperti: [5]

  • Lumpektomi, operasi pengangkatan tumor;
  • Masektomi, operasi pengangkatan payudara;
  • Kemoterapi;
  • Terapi radiasi;
  • Terapi hormon.

Benigna

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan benjolan pada payudara bisa disebabkan oleh beberapa kondisi yang tidak bersifat kanker (benigna): [5]

  • Fibriadenoma, merupakan tumor jinak dari jaringan payudara;
  • Papiloma intraduktal, tumor jinak kecil dari saluran susu;
  • Nekrosis lemak payudara, merupakan benjolan dari jaringan lemak atau luka;
  • Fibrokistik payudara atau fibrokistik mammae, benjolan yang nyeri karena perubahan hormon.

Penjelasan mengenai hasil biopsi tersebut hanya gambaran umum saja. Hasil yang keluar bisa berbeda dari yang dijelaskan di atas.

Konsultasikan lebih lanjut kepada dokter, untuk hasil yang pasti serta tindakan atau langkah selanjutnya yang harus diambil.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment