Bayi, khususnya dalam masa minggu pertama setelah kelahiran diketahui rentang dengan berbagai masalah kulit, seperti alergi [1].
Adapun penyakit kulit pada bayi tersebut ada yang ringan namun ada juga yang perlu untuk tindakan khusus karena dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius [1].
Berikut ini merupakan beberapa macam alergi yang dapat terjadi pada kulit bayi :
Ruam popok (Diaper Rash) merupakan salah satu alergi yang umumnya terjadi pada bayi akibat popok yang basah ataupun kotor [2].
Popok yang basah ataupun kotor akibat penumpukan urin atau tinja dapat mengakibatkan kulit bayi iritasi oleh salah satu jenis jamur Candida [2].
Adapun gejala dari ruam popok ini dapat dilihat pada kulit sekitar area kelamin hingga anus bayi akan berwarna merah, baik berupa bintik kecil maupun bintik besar [2].
Untuk mencegah terjadinya ruam popok pada bayi, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut ini [2] :
Namun jika ruam popok terlajur terjadi maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan bayi kedoker agar dapat mendapat perawatan yang tepat [2].
Umumnya dokter akan memberikan resep krim antijamur untuk mengobati ruam popok pada kulit bayi [2].
Salah satu masalah kulit yang umumnya terjadi pada bayi yaitu cradle cap disebut juga sebagai dermatitis seboroik [2].
Cradle cap ini umumnya terjadi pada bayi selama minggu ketiga hingga beberapa bulan pertama setelah kelahiran [3].
Disebut sebagai cradle cap karena analogi lokasi anatomi di mana sering terjadi pada area dengan aktivitas kelenjar sebaceous seperti kulit kepala, T garis wajah dan telinga bagian luar [3].
Penyebab munculnya cradle cap sendiri umum benar benar ditemukan, namun hipotesa yang mungkin adalah disebabkan pengaruh sekunder hormon ibu yang mengakibatkan kelenjar subaceous terlalu aktif sehingga menghasilkan sebum [3].
Jamur Malassezia juga disebut sebagai salah satu penyebab dari cradle cap karena memecah sebum tersebut dan mengambil asam lemak jenuh namun meningggalkan asam lemak tak jenuh [3].
Gejala yang ditimbulkan jika bayi terkena cradle cap yaitu terdapat bercak berkerak pada kulit kepala bayi dan sedikit kemerahan pada area scales [2].
Gejala lain yang mungkin timbul yaitu bercak merah juga dapat terjadi pada beberapa area seperti lipatan leher, ketiak, belakang telinga, wajah dan area popok [2].
Untuk pencegahan cradle cap sendiri masih sulit, mengingat penyebabnya hingga kini masih belum ditemukan secara jelas [3].
Oleh karena itu, jika memang sudah terlanjut terjadi cradle cap harus ditangani dengan tepat dengan cara sebagai berikut [3] :
Eczema atau eksim merupakan salah satu masalah kulit berupa ruam kulit pada bayi [2].
Eczema dapat dilihat dengan munculnya gejala kulit kering, kulit bersisik, benjolan merah kecil dengan cairan yang akan terinfeksi jika tergores di bagian dahi, pipi, kulit kepala bahkan dapat menyebar ke kulit lengan, kaki, dada dan bagian tubuh lain bayi [2].
Pada bayi dengan usia kurang dari 6 bulan, Eczema dapat menimbulkan ruam pada bagian kulit kepala, wajah dan dahi [4].
Sedangkan, pada bayi yang berusia lebih dari 6 bulan dan 1 tahun, ruam lebih sering terjadi pada bagian lutut dan siku bayi [4].
Penyebab Eczema sendiri diketahui terjadi karena bayi mengalami alergi atau memiliki riwayat keluarga yang memiliki alergi eksim [2].
Ahli medis juga menduga bahwa Eczema juga dapat disebabkan oleh iritasi kain, sabun maupun suhu panas [4].
Mengingat penyebab Eczema belum diketahui secara pasti, maka pencegahan yang setidaknya dapat dilakukan umumnya sebagai berikut [2] :
Namun, jika Eczema atau ruam tetap muncul maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan bayi kedokter agar mendapat penangan yang tepat [2].
Papular Urticaira merupakan salah satu masalah alergi pada kulit bayi yang disebabkan oleh gigitan serangga [4].
Serangga dalam hal ini dapat berupa nyamuk, tungau maupun kutu busuk yang gigitannya menimbulkan alergi [4].
Umumnya, Papular Urticaria banyak menyerang anak berusia 2 hingga 6 tahun, namun juga dapat terjadi pada bayi yang usianya lebih rendah [4].
Adanya Papular Urticaria dapat dilihat dari munculnya gejala berupa benjolan kecil berwarna merah berisi cairan seperti benjolan gigitan serangga [4].
Cara mencegah bayi terkena Papular Urticaria yang pertama yaitu dengan mencegah dan mengendalikan keberadaan serangga di rumah dan lingkungan sekitar [5].
Kebersihan rumah juga harus dijaga dengan melakukan kegiatan pembersihan yang tepat dan rutin [5].
Heat Rash adalah masalah kulit pada bayi berupa ruam yang ditimbulkan oleh suhu panas [2].
Gejalanya yaitu terdapat benjolan kecil berwarna kemerahan pada bagian lipatan kulit disekitar dada, perut, leher, selangkangan, dan area pantat bayi [2].
Untuk mencegah terjadinya Heat Rash ini hal pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah memilih pakaian yang cocok digunakan untuk musim panas atau cuaca lembab [2].
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam memiliki pakaian yang tepat untuk bayi yaitu sebagai berikut [2] :
1. Zekayi Kutlubay, Ali Tanakol, Burhan Engyn, Cristina Onel, Ersin Symsek, Yalçýn Tuzun, Erkan Yilmaz & Bülent Eren. Newborn Skin: Common Skin Problems. Maedica (Buchar); 2017.
2. Anonim. Skin care for your baby. Paediatrics & Child Health; 2007.
3. Timothy Nobles, Seneca Harberger & Karthik Krishnamurthy. Cardle Cap. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine; 2020.
4. MaryAnn De Pietro. What to do if a baby has an allergic reaction. Medical News Today; 2018.
5. Halpert, E., Borrero, E., Ibañez-Pinilla, M., Chaparro, P., Molina, J., Torres, M., & García, E. Prevalence of papular urticaria caused by flea bites and associated factors in children 1–6 years of age in Bogotá, D.C. World Allergy Organization Journal; 2017.