Daftar isi
Mageirocophobia adalah salah satu jenis fobia spesifik ketika seseorang mengalami ketakutan irasional dan berlebihan terhadap aktivitas memasak [1,2,3].
Bentuk dari rasa takut terhadap proses memasak sendiri cukup luas, sebab ada beberapa orang yang takut memasak masakan tertentu saja, dan ada pula yang takut memasak untuk banyak orang [1,2,3].
Walaupun bukan fobia yang asing dan lumayan umum dijumpai, mageirocophobia tetap berpotensi membuat seseorang mengalami penurunan kualitas hidup apabila gejala tak ditangani segera.
Mageirocophobia terbagi dalam beberapa jenis atau bentuk rasa takut terhadap proses atau aktivitas memasak.
Seorang penderita fobia atau takut proses memasak dapat mengalami salah satu jenis kondisi mageirocophobia di bawah ini, beberapa maupun seluruh jenis.
Takut secara berlebihan terhadap proses memasak di sini adalah kekhawatiran adanya insiden yang membahayakan diri mereka saat sedang memasak [1].
Salah satu contohnya adalah takut jari teriris saat memotong bahan masakan.
Proses memasak memang tidak selalu mulus, namun beberapa orang mengalami rasa panik dan ketakutan yang sangat besar terhadap kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan yang berpotensi terjadi pada waktu memasak [1].
Orang-orang yang tak begitu memahami beberapa teknik memasak atau baru belajar kemungkinan mengalami perasaan negatif seperti ini [1].
Mageirocophobia dapat pula dialami oleh seseorang dalam bentuk rasa takut berlebihan terhadap risiko penyakit akibat mengonsumsi masakan tertentu [1].
Beberapa proses memasak dan hasil masakan itu sendiri memang memiliki risiko timbulnya penyakit tertentu karena kontaminasi kuman maupun masakan yang diolah setengah matang [1].
Ketakutan seperti ini dapat dipicu oleh bacaan atau tontonan mengenai buruknya dampak masakan-masakan seperti itu [1].
Ketidakpahaman seseorang mengenai “aturan makan” masakan tertentu juga menyebabkan timbulnya rasa takut terjangkit penyakit [1].
Beberapa penderita mageirocophobia, mereka cenderung takut terhadap resep masakan [1].
Resep masakan mampu menimbulkan ketakutan irasional pada diri seseorang, terutama karena bahan-bahan masakan yang terlalu banyak ditambah langkah memasak yang terlalu panjang dan rumit [1].
Resep seperti ini akan mengintimidasi beberapa orang yang mungkin tak terlalu pandai dalam bidang memasak [1].
Tidak hanya rasa takut atau cemas, keraguan terhadap kemampuan diri sendiri dalam menerapkan proses memasak tersebut juga meningkat [1].
Satu langkah saja terlewat mereka khawatir masakan tidak akan jadi dengan baik [1].
Beberapa orang terlalu peduli dan mengkhawatirkan tentang penampilan penyajian masakan [1].
Seseorang yang perfeksionis akan mencemaskan soal hasil penyajian masakannya [1].
Tak hanya itu, posisi peralatan makan pun bisa menjadi masalah jika tidak sesuai harapannya [1].
Bentuk rasa takut ini seringkali dialami ketika sedang mengadakan pesta makan malam atau ketika harus memasak untuk keluarga besar yang sedang berkumpul [1].
Ketakutan lainnya pada mageirocophobia adalah rasa takut apabila makanan tidak bisa dimakan karena tidak enak [1].
Beberapa orang memiliki ketakutan ini karena merasa kemampuan dalam mengombinasikan rasa serta penggunaan bumbu atau rempah masih kurang [1].
Banyak orang yang juga takut memasak karena khawatir masakan mereka akan terlalu matang sehingga hasilnya akan sangat kering atau justru sangat lunak [1].
Seperti pada kasus fobia spesifik lain, belum diketahui pasti penyebab mageirocophobia.
Namun, terdapat sejumlah faktor yang berpotensi meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami fobia ini.
Mageirocophobia dapat dipicu oleh pengalaman traumatis terkait proses memasak [1,2].
Pengalaman buruk yang dimaksud bisa meliputi banyak hal, seperti pernah mengalami insiden saat sedang memasak (terbakar, jari teriris dan sebagainya), terjangkit penyakit atau mendapat perlakuan buruk karena penyajian masakan yang kurang enak atau baik, hingga kegagalan dalam memasak dengan mengikuti resep panjang, serta pengalaman-pengalaman lain yang kurang mengenakkan [1,2].
Jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan mental tertentu, seperti gangguan kecemasan, depresi maupun fobia spesifik serupa atau fobia lain, risiko seseorang memiliki fobia lebih besar [1,2,4,5].
Meski demikian, masih fobia dikarenakan pengalaman traumatis masih lebih banyak dijumpai daripada karena faktor genetik [1,2,4,5].
Berada di sekitar anggota keluarga atau orang terdekat lainnya yang takut dan tidak terbiasa memasak juga cukup berpengaruh [1,2,4,5].
Seseorang yang berada di lingkungan seperti ini khususnya di usia anak-anak akan bertumbuh dewasa dengan rasa cemas dan takut untuk melakukan aktivitas memasak [1,2,4,5].
Mageirocophobia menimbulkan gejala seperti gejala fobia pada umumnya, yakni meliputi gejala psikologis, gejala fisik dan gejala perilaku [1,2,3,4,5].
Ketika terdapat gejala-gejala yang mengarah pada mageirocophobia, penderita dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter (ahli kesehatan mental).
Evaluasi psikologis adalah yang utama untuk diterapkan dan akan mendiagnosa fobia spesifik pada pasien.
Penggunaan panduan kriteria DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual 5th Edition) dari American Psychiatric Association dilakukan oleh para terapis [6].
Jika pasien memenuhi kriteria diagnostik ini, maka dapat dipastikan bahwa pasien mengalami fobia spesifik, dalam hal ini adalah mageirocophobia [6].
Sebelum terapis akhirnya menentukan perawatan yang sesuai bagi pasien, terapis juga perlu mengetahui informasi riwayat gejala fisik dan psikologis pasien secara detail [7].
Pasien tak hanya diminta menuliskan daftar gejala yang dialami, tapi juga pemicu, cara diri menangani gejala, serta berbagai faktor yang membuat kecemasan memburuk atau membaik [7].
Agar tidak menghambat atau mengganggu pengobatan, pasien juga sebaiknya memberi tahu terapis secara detail mengenai riwayat pengobatan [7].
2Obat dan suplemen apa saja yang sedang digunakan (termasuk herbal dan vitamin) perlu diinformasikan [7].
Ini karena beberapa obat pun dianggap mampu memengaruhi kondisi mental pasien sehingga terapis perlu mengetahuinya [7].
Penanganan untuk mageirocophobia pada dasarnya sama seperti fobia lainnya, yakni melalui psikoterapi, obat-obatan, dan perubahan pola hidup yang lebih sehat.
Terapi perilaku kognitif adalah jenis psikoterapi yang umumnya digunakan dalam mengatasi gangguan kecemasan, depresi maupun fobia spesifik [1,2].
Tujuan terapi ini adalah agar pasien dapat mengidentifikasi akar atau sumber ketakutannya serta mengendalikan gejala setiap kali timbul [1,2].
Terapi perilaku kognitif adalah jenis psikoterapi yang sangat dianjurkan bagi penderita fobia spesifik, terutama bila gejala sudah pada tahap menurunkan kualitas hidup [1,2].
Selama proses terapi, terapis profesional akan membantu pasien dalam mengubah pola pikir, reaksi dan perilaku negatif terkait dengan situasi dan aktivitas memasak [1,2].
Jika pasien memikirkan atau membayangkan aktivitas memasak saja sudah begitu panik, cemas dan takut, terapi eksposur dapat ditempuh untuk membiasakan dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan gejala [1,2,4,5].
Jenis psikoterapi ini dilakukan dengan mengekspos pasien kepada sumber ketakutannya secara bertahap melalui gambar dan video tentang memasak.
Ketika pasien sudah dianggap mampu mengendalikan gejala dan gejala sudah jauh lebih berkurang, maka pasien akan dibawa untuk menghadapi situasi aktivitas memasak yang sebenarnya.
Pemberian obat anticemas dan antidepresan juga dilakukan oleh terapis untuk pasien [1,2,4,5].
Seringkali psikoterapi perlu dikombinasi dengan obat-obat ini agar gejala dapat mereda atau lebih terkendali.
Kebiasaan dalam mengonsumsi kafein sebaiknya mulai dibatasi karena kafein mampu meningkatkan kecemasan [2,8].
Selain psikoterapi dan penggunaan obat resep, pasien pun dianjurkan untuk mulai rutin berolahraga setidaknya seminggu 3 kali [2,9].
Pasien juga sebaiknya melakukan meditasi, latihan pernafasan maupun Yoga untuk kesehatan fisik serta mental [2,10].
Gangguan kecemasan dan depresi adalah risiko komplikasi paling tinggi dari mageirocophobia [1].
Ketika gejala mageirocophobia tak segera memperoleh perawatan, penderita akan semakin mengisolasi diri karena ingin menghindari segala hal tentang kegiatan memasak, tak terkecuali acara keluarga atau pesta-pesta [1].
Belum ada upaya pencegahan yang pasti untuk menghindari mageirocophobia sama sekali.
Namun agar risiko komplikasi dapat dihindari, memeriksakan gejala dan menempuh perawatan secara dini akan sangat membantu.
1. Lisa Fritscher & David Susman, PhD. How to Manage the Fear of Cooking (Mageirocophobia). Verywell Mind; 2020.
2. Psych Times. Mageirocophobia (Fear of Cooking). Psych Times; 2021.
3. Susan Albers Psy.D. Overcoming Mageirocophobia—the Fear of Cooking. Psychology Today; 2010.
4. William W Eaton, O Joseph Bienvenu, & Beyon Miloyan. Specific phobias. HHS Public Access; 2020.
5. René Garcia. Neurobiology of fear and specific phobias. Learning Memory; 2017.
6. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th ed. American Psychiatric Association. Washington, DC; 2013.
7. Lisa Fritscher & Daniel B. Block, MD. DSM-5 Diagnostic Criteria for a Specific Phobia. Verywell Mind; 2021.
8. Gareth Richards & Andrew Smith. Caffeine consumption and self-assessed stress, anxiety, and depression in secondary school children. Journal of Psychopharmacology; 2015.
9. Elizabeth Aylett, Nicola Small, & Peter Bower. Exercise in the treatment of clinical anxiety in general practice – a systematic review and meta-analysis. BMC Health Services Research; 2018.
10. Josefien J. F. Breedvelt, Yagmur Amanvermez, Mathias Harrer, Eirini Karyotaki, Simon Gilbody, Claudi L. H. Bockting, Pim Cuijpers, & David D. Ebert. The Effects of Meditation, Yoga, and Mindfulness on Depression, Anxiety, and Stress in Tertiary Education Students: A Meta-Analysis. Frontiers in Psychiatry; 2019.