Bengkuang atau jicama merupakan salah satu tumbuhan yang masih masuk dalam keluarga Fabaceae dan memiliki nama latin Phachyrhizus eresus. Bengkuang juga memiliki beberapa nama lain seperti yam bean. [4,5]
Bengkuang mengandung senyawa dan gizi yang dapat memberikan manfaat yang cukup banyak untuk kesehatan. Berikut ini beberapa manfaat bengkuang untuk kesehatan tubuh:
Daftar isi
Salah satu manfaat dari tumbuhan bengkuang adalah dapat mengatasi sembelit atau buang air besar yang tidak lancar.
Hal ini dikarenakan pada bagian bengkuang terdapat kandungan serat yang cukup tinggi, bahkan serat yang terdapat di dalam bengkuang dapat memenuhi 20% dari kebutuhan tubuh sehari-hari.
Serat pada bengkuang dapat berguna dalam melunakkan feses agar mudah dikeluarkan. Selain itu, bengkuang juga kaya akan kandungan air di dalamnya yang berguna dalam melancarkan sistem pencernaan yang dapat membuat kontraksi pada usus dan pada akhirnya menimbulkan rasa ingin buang air besar [2,7].
Bagian umbi dari tumbuhan bengkuang sangat baik apabila dimasukkan ke dalam menu bagi orang yang sedang menjalankan program diet ketat.
Hal ini dikarenakan bengkuang memiliki senyawa serat yang cukup banyak yang sangat baik menjadi makanan orang yang menjalankan program diet.
Senyawa serat dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama, hal ini dikarenakan serat merupakan senyawa karbohidrat kompleks yang sangat sulit dan lama untuk dicerna di dalam tubuh sehingga perut akan lebih lama merasa kenyang.
Selain itu, bengkuang juga mengandung senyawa oligosakarida yang merupakan senyawa pemberi manis namun tidak mempengaruhi kadar gula di dalam darah [2,6,7].
Bengkuang selain sehat, juga nikmat untuk dikonsumsi secara mentah karena memiliki rasa manis yang alami yang berasal dari senyawa inulin di dalamnya
Bengkuang juga memiliki kandungan senyawa yang dapat meningkatkan sistem imunitas di dalam tubuh.
Senyawa tersebut adalah vitamin C yang diketahui dapat meningkatkan produksi sel darah putih yang merupakan salah satu komponen penting dalam sistem imunitas tubuh.
Selain itu, vitamin C juga dapat meningkatkan responsitivitas pada sistem imunitas tubuh dalam menanggapi pantogen asing yang masuk ke dalam dan dapat menyebabkan penyakit [4,8]
Bengkuang juga dapat digunakan sebagai obat untuk gatal-gatal dengan menggunakan bagian biji dari bengkuang.
Hal ini dikarenakan di dalam biji bengkuang terdapat senyawa seperti alkaloid dan rotenon yang bersifat sebagai anti-inflamasi dan anti-bakteri.
Biji bengkuang sendiri dapat dicampur dengan belerang yang kemudian ditumbuk dan dioleskan pada bagian tubuh yang mengalami gatal-gatal dan pembengkakan. Dengan dioleskannnya biji bengkuang tersebut dapat membunuh bakteri sekaligus menyembuhkan peradangan pada kulit [1,3].
Bagian umbi dari tumbuhan bengkuang juga dapat memberikan manfaat dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan.
Hal ini dikarenakan di dalam bengkuang terdapat senyawa oligosakarida yaitu inulin yang dapat memperbanyak bakteri baik di dalam usus dan mengurangi bakteri jahat.
Senyawa inulin merupakan senyawa serat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, namun senyawa ini merupakan jenis serat prebiotik yang menjadi makanan bagi bakteri baik untuk meningkatkan jumlahnya di dalam saluran pencernaan.
Dengan meningkatnya jumlah bakteri baik di dalam usus, dapat mengurangi jumlah bakteri jahat yang akhirnya dapat meningkatkan kesehatan saluran pencernaan [2,6,7].
Beberapa bagian tumbuhan bengkuang yang dapat dikonsumsi sering kali dijadikan berbagai macam makanan ataupun obat herbal. Berikut ini beberapa tips dalam mengonsumsi bengkuang secara benar:
Dimakan Secara Langsung
Bengkuang dapat dikonsumsi secara langsung dikarenakan memiliki rasa manis dan air yang cukup banyak di dalamnya. Berikut ini langkah-langkahnya:[3,4,5]
Bengkuang akan lebih baik dikonsumsi secara langsung tanpa perlu diolah dikarenakan lebih besar kandungan gizi ketika masih benar-benar mentah [3,4,5].
Asinan Bengkuang
Asinan bengkuang atau asinan bengkuang memiliki rasa yang cukup nikmat untuk dibuat. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat asinan bengkuang:[4]
Walaupun bengkuang dapat memberikan berbagai macam manfaat yang baik untuk kesehatan, namun bengkuang juga dapat menimbulkan beberapa efek samping yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan.
Salah satu efek samping yang sering terjadi pada yang baru mengonsumsi tumbuhan bengkuang adalah keracunan. Hal ini dikarenakan pada seluruh bagian tumbuhan bengkuang, kecuali bagian umbinya terdapat senyawa beracun, yaitu rotenon.
Senyawa rotenon apabila dikonsumsi dan masuk di dalam tubuh dapat menimbulkan beberapa gangguan kesehatan pada tubuh, seperti sesak nafas, mual atau kepala pusing. [1,3]
Terlalu banyak mengonsumsi bengkuang juga dapat menimbulkan efek samping pada kesehatan yang berupa diare. Hal ini dikarenakan kandungan air dan serat pada bengkuang yang cukup tinggi dapat mempengaruhi feses dan usus.
Maka dari itu, konsumsi bengkuang secukupnya saja dan konsumsi dengan benar agar tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
1. Ahmad Fauzi, Dina Aribah. The Effect Of Jicama Seed Extract (Pachyrhizus Erosus) On Mitotic Phase In Garlic Root Tips. Islamic of University State Maulana Malik Ibrahim Malang; 2016.
2. M.S. Juares, O. Paredes-Lopez. Studies on jicama juice processing. 46: 127-131. Plant Foods Jor Human Nutrition; 1994.
3. W. J. Grüneberg. Introduction of Yam Bean in Africa. Ahipa; 2016.
4. Bettina Heider, Jean Ndirigwe, Silver Tumwegamire. Nutritional improvement of yam bean and sustainability of farming systems in Central and West Africa. Vol. 10. pp. 93 - 95. African Crop Science Conference Proceedings; 2011.
5. Marten Sorensen. Yam bean (Pachyrhizus DC). International Plant Genetic Resources Institute; 1996.
6. Putra Santoso, Astri Amelia, Resti Rahayu. Jicama (Pachyrhizus erosus) fiber prevents excessive blood glucose and body weight
increase without affecting food intake in mice fed with high-sugar diet. VOL 6, NO. 2, PAGES 222–230. Journal of Food Advance Veterinary And Animal Research; 2019.
7. Yao Olive Li, Andrew R. Komarek. Dietary fibre basics: Health, nutrition, analysis, and applications. 1, 47–59. Food Quality and Safety; 2017.
8. Giuseppe Grosso, Roberto Bei, Stefano Marventano. Effects of vitamin C on health: A review of evidence. 18(3):1017-29. Frontiers in Bioscience; 2013.