Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Mikropenis adalah kondisi dimana ukuran penis dibawah -2.5 standar deviasi untuk ukuran rata-rata sesuai usia. Secara tipikal, mikropenis didiagnosis pada bayi baru lahir. Umumnya kondisi ini disebabkan
Mikropenis merupakan suatu kondisi penis dengan panjang yang lebih kecil dari ukuran normal. Panjang penis pada bayi laki-laki yang baru lahir berkisar antara 2,8-4,2 cm. Pengukuran dilakukan dengan cara meregangkan penis secara hati-hati dan diukur dari ujung penis sampai pangkalnya. Panjang penis pada bayi yang baru lahir kurang dari 1,9 cm dikatakan sebagai mikropenis. [1]
Tingkat kejadian mikropenis di Utara Amerika adalah 1,5 dalam 10.000 bayi laki-laki yang baru lahir. Penelitian menunjukkan ada sedikit perbedaan ukuran rata-rata penis bayi yang baru lahir yakni untuk ras kulit putih 2,6 cm, Asia Tenggara 2,5 cm dan China 2,3 cm. [2]
Secara statistik, mikropenis terjadi pada 0,6% populasi. Hal ini menjadikan mikropenis sebagai ciri-ciri yang langka. Mikropenis dapat terjadi akibat adanya kelainan jumlah kromosom dalam sel atau dapat pula dipicu oleh kelainan hormon. [3]
Daftar isi
Mikropenis yang terjadi pada bayi laki-laki yang baru lahir yakni jika bayi tersebut mempunyai panjang penis kurang dari 1,9 cm. Sedangkan pada orang dewasa, pada penis yang sedang tidak mengalami ereksi dikatakan sebagai mikropenis jika panjangnya 7 cm. Pada penis laki-laki dewasa yang mengalami ereksi dikatakan mengalami mikropenis bila panjangnya kurang 12,7 cm. [3]
Masalah hormon merupakan penyebab paling umum dari mikropenis. Alasan lainnya yang kurang umum yang menyebabkan mikropenis dan kelainan kelamin bawaan lainnya adalah paparan pestisida atau zat kimia lain saat ibu menjalani masa kehamilan. [4]
Kekurangan hormon testosterone selama masa kehamilan biasanya penyebab dari mikropenis dan juga masalah kelamin lainnya. Kekurangan hormon testosterone dapat timbul ketika janin laki-laki tidak menghasilkan cukup hormon ini. [4]
Selain itu, ketika ibu hamil tidak menghasilkan hormon human chorionic gonadotrophin (hCG) yang cukup maka hal ini akan berpengaruh terhadap janin laki-laki yang dikandungnya. Sebab hormon hCG ini merangsang perkembangan testosterone pada janin. [4]
Ada juga kondisi lain yang membuat tubuh tidak menanggapi hormon testosterone dengan benar sehingga menimbulkan pengaruh yang sama dengan kekurangan testosterone. Kondisi ini disebut insensitivitas androgen. Hal ini juga dapat menimbulkan masalah dalam perkembangan penis janin. [4]
Pada kasus langka, mikropenis bersifat idiopati, yakni tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Ada pula kondisi medis lain yang dikaitkan dengan mikropenis yaitu: [4]
Berikut ini adalah standar panjang penis normal untuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa. [5]
Rata-rata panjang penis bayi laki-laki yang normal adalah berkisar dari 2,8 cm – 4,2 cm. Sedangkan jika ukurannya kurang dari 1,9 cm maka dikatakan mikropenis. Jika panjangnya di antara 1,9 cm – 2,8 cm maka dinyatakan lebih pendek dari rata-rata. [5]
Rata-rata pnjang penis anak-anak pra remaja yakni usia 9-10 tahun adalah 6,3 cm. Sedangkan kategori mikropenis jika panjangnya 3,8 cm. Dan apabila panjangnya berkisar 3,8 cm – 6,3 cm maka dikatakan lebih pendek dari rata-rata. [5]
Pada orang dewasa, rata-rata panjang penis adalah13,24 cm. Sedangkan untuk mikropenis panjangnya kurang dari 9,32 cm. [5]
Ada beberapa kondisi lain yang disalahartikan sebagai mikropenis yaitu: [5]
Penis terkubur adalah penis dengan ukuran normal namun tersembunyi atau terkubur di bawah lipatan kulit perut bagian bawah, paha, atau skrotum (kantong zakar). Kondisi ini biasanya terdiagnosis semasa bayi namun bisa juga berkembang saat dewasa. [5]
Bayi laki-laki dapat terlahir dengan kondisi ini dan bisa juga akibat dari komplikasi sirkumsisi (sunat). Kondisi ini terjadi karena kulit skrotum meluas sampai ke tengah penis. Akibatnya, penis terlihat lebih pendek dari normal sebab hanya ujung dan sebagian bagian tengah penis yang terlihat. [5]
Mikropenis didiagnosis oleh dokter setelah melakukan pengukuran pada bayi. Pengukuran ini menggunakan semacam penggaris dan dilakukan pada penis yang diregangkan sampai batas maksimum secara hati-hati tanpa menimbulkan rasa sakit. [4]
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lainnya untuk mengetahui gejala yang mendampingi kondisi mikropenis. Pemeriksaan dapat berupa pemeriksaan penis, pemeriksaan darah, dan uji citra. [4]
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui gejala lain yang menyertai mikropenis misalnya kelainan pertumbuhan lemak atau adanya bantalan lemak yang berlebih. [4]
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan hormon yang dialami. Selain itu, dokter juga mungkin akan melaksanakan tes genetik untuk memeriksa adanya kelainan pada kromosom. [4]
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kemaluan dan struktur di sekitarnya biasanya menggunakan USG pelvis atau pindai MRI. [4]
Ada beberapa pilihan pengobatan untuk mikropenis. Pilihan ini bergantung pada kondisi apakah masih bayi, anak-anak, atau orang dewasa. Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menangani mikropenis yaitu: [3]
Pemberian hormon testosterone pada anak-anak dan bayi dapat meningkatkan panjang penis sesuai standar. Terapi hormon testosterone diberikan melalui suntikan intramuskular selama 3 bulan.
Terapi ini paling efektif dilakukan saat anak berusia kurang dari 3 tahun. Akan tetapi, manfaatnya masih cukup bagus bila dilakukan sampai usia 8 tahun. Selain itu, sirkumsisi harus ditunda sampai terapi hormon testosterone ini selesai dilakukan. [3]
Beberapa pria yang mengalami mikropenis akan memilih melakukan bedah untuk memperbesar panjang penis. Metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang beragam. Akan tetapi, pilihan ini mempunyai berbagai resiko potensial seperti kerusakan saraf, komplikasi, disfungsi seksual, dan lainnya. [3]
Mikropenis umumnya disebabkan oleh masalah hormon. Selain itu, ada yang bersifat karena kelainan kromosom dan ada pula yang idiopati (tidak diketahui dengan jelas alasannya). Oleh karena itu, tidak ada cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan. Konseling dapat membantu Anda untuk menerima kondisi yang terjadi pada tubuh Anda. [5]
Mengikuti konseling sedini mungkin dapat membantu anak laki-laki Anda untuk menghadapi kondisi tersebut, mempersiapkan dirinya dengan siasat untuk hidup berdampingan dengan kondisi yang dialaminya, mendapatkan teman maupun pasangan potensial serta mencapai kehidupan yang berkualitas. [5]
Terapis dan dokter Anda akan ada untuk Anda terlepas dari berapa usia Anda, untuk memberikan bimbingan selama aspek penting dalam kehidupan Anda – aspek emosional, aspek seksual, dan aspek biologis. [5]
1. Anonim. Micropenis in Children. Stanford Children's Health; 2021.
2. Mahdi Alsaleem & Lina Saadeh. Micropenis. Statpearls; 2020.
3. Jerry Kennard & Matthew Wosnitzer. Micropenis Overview. Very Well Health; 2020.
4. Zawn Villines. What to know about micropenis. Medical News Today; 2018.
5. Tim Jewell. How is a Micropenis Defined? Healthline; 2018.