Usus merupakan salah satu organ penting yang dimiliki manusia, yaitu tempat untuk mencerna dan menyerap makanan. Dari sanalah manusia mendapatkan nutrisi. Namun usus juga dapat mengalami penyumbatan, baik pada usus besar maupun usus kecil. Kondisi ini dinamakan obstruksi usus [1].
Sebelum membahas penyebab obstruksi usus pada bayi, mari kita bahas penyebab obstruksi usus secara umum terlebih dahulu.
Obstruksi usus bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu obstruksi usus mekanik dan obstruksi usus nonmekanik [1].
Daftar isi
Obstruksi usus mekanik biasanya terjadi karena adanya penyumbatan pada usus kecil. Hal ini biasanya dipicu oleh kondisi usus yang lengket dan biasanya terjadi setelah operasi perut atau panggul.
Sementara obstruksi usus nonmekanik biasanya disebabkan oleh adanya gangguan pada kontraksi pada usus besar dan usus kecil. Gangguan ini dapat terjadi sementara (ileus) atau juga bisa berlangsung dalam jangka panjang (pseudo-obstruction)
Kabar buruknya, obstruksi usus ini terjadi cukup umum pada bayi dan berikut adalah macam macam penyebabnya : [2,3]
Obstruksi usus terjadi karena hernia menyebabkan usus menonjol ke bagian dinding perut. Penyakit ini terjadi ketika organ dalam tubuh menekan jaringan otot disekitarnya. Hal ini mengakibatkan jaringan ikat tidak dapat menahan organ di dalam dan terjadilah hernia.
Penyakit intususepsi ini sering menyerang bagian yang menghubungkan usus kecil dan usus besar. Pada kondisi ini sebagian usus mengalami kelainan yaitu usus terlipat dan menyusup ke dalam bagian usus lainnya. Hal ini kemudian menyebabkan adanya obstruksi usus pada bayi.
Bayi seringkali memasukkan benda apa saja ke dalam mulut karena rasa penasarannya. Hal ini sangatlah berbahaya dan juga dapat memicu terjadinya obstruksi usus.
Sebab benda asing yang masuk ke dalam tubuh dapat merusak sistem pencernaan pada bayi. Kejadian ini dapat memicu berbagai penyakit yang berkaitan dengan perut seperti iritasi hingga obstruksi usus.
Obstruksi usus pada bayi paling sering disebabkan oleh meconium plug. Penyebab kondisi ini adalah karena feses pertama pada bayi setelah dilahirkan tidak keluar. Umumnya feses tidak dapat keluar karena kotoran yang sudah dibentuk saat janin masih berada di dalam kandungan terlalu keras.
Resiko obstruksi usus pada bayi semakin meningkat disebabkan gangguan volvulus. Kondisi ini terjadi karena gagalnya perputaran dan fiksasi normal organ dalam, terutama pada usus tengah.
Volvulus terjadi apabila usus tidak terfiksasi dengan benar pada dindingnya dan menggantung dalam jaringan pengikatnya. Hal inilah yang menyebabkan usus terpuntir dan menghentikan aliran darah.
Gejala obstruksi usus pada bayi yang baru lahir tidak bergantung pada spesies, karena jalur patologi tidak memiliki perbedaan khusus. Tahapan gangguan penyumbatan pada usus berjalan berurutan dari gangguan peredaran darah pada daerah usus tertentu menuju ke nekrosisnya [2].
Apalagi mengingat dinding usus pada bayi yang baru lahir sangatlah tipis, yang menjadikannya sangat rentan terkena obstruksi usus. Berikut adalah gejala gejala obstruksi usus pada bayi : [2]
Tanda pertama dari obstruksi usus akut adalah ditandai oleh polimorfisme manifestasi klinis yang kuat. Hal ini menyebabkan bayi dapat keracunan parah, perubahan homeostatis dan juga dapat menyebabkan komplikasi proses patologis yang dapat memperburuk keadaan pasien.
Secara bertahap, akan timbul rasa sakit di usus dengan ditandai serangan kecemasan pada bayi yang baru lahir dengan penambahan toksikosis secara bertahap.
Muntah adalah gejala yang pasti dialami penyakit ini pada bayi baru lahir. Dengan obstruksis usus tinggi, muntah muncul pada hari pertama kehidupan setelah kelahiran. Bergantung pada tingkat kerusakan, sifat muntah bisa bermacam macam.
Gambaran klinis penyumbatan paralitik pada usus ditandai dengan pembengkakan tajam pada perut, keracunan, tinja dan retensi gas. Karena focus paralitik lebih lebar jika dibandingkan dengann jenis penyumbatan lainnya maka pembengkakan pada bayi sangat terlihat. Hal ini dapat mengganggu proses pernapasan.
Penderita obstruksi usus perlu di rawat di rumah sakit adalah dengan diberikan tindakan berikut : [1]
Selain hal tersebut, operasi juga dianjurkan pada kasus obstruksi usus. Metode operasi juga dilakukan tergantung lokasi, ukuran dan penyebab obstruksi.
Macam macam tindakan operasi untuk mengatasi obstruksi usus : [1,2]
Kolektomi ini adalah pemotongan usus yang merupakan operasi untuk mengangkat seluruh atau sebagian usus baik usus kecil maupun usus besar.
Kolostomi adalah pembuatan lubang di dinding perut sebagai jalan pembuangan tinja. Prosedur ini dilakukan apabila usus mengalami peradangan. Kolostomi dapat dibuat permanen atau hanya sementara.
Operasi untuk mengatasi perlengketan usus dapat dilakukan secara laparoskopi atau dengan bedah terbuka.
Stent dipasang dalam usus pasien agar saluran usus tetap terbuka dan mencegah sumbatan terjadi kembali.
Prosedur ini gunanya untuk mengembalikan aliran darah pada usus. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bedah atau melalui penyuntikan obat.
Perawatan bayi prematur juga tidak hanya oleh staf, tapi juga harus dijaga oleh orang tua. Serta pencegahan obstruksi pada bayi paling penting terdapat pada kesehatan orangtua. Oleh karena itu orang tua harus menjaga kesehatannya dan kebersihannya selama mengandung [2].
Berikut ada beberapa cara menjaga kesehatan sistem pencernaan dengan :
1. Karen McCloskey. Bowel Obstruction. Healthand; 2014.
2. Middlemiss, J. H. The Radiology of Intestinal Obstruction in Children and Infants. 23(116), 247–253. Archives of Disease in Childhood; 1948.
3. Vinocur, D. N., Lee, E. Y., & Eisenberg, R. L. Neonatal Intestinal Obstruction. 198(1), W1–W10. American Journal of Roentgenology; 2012.