Sebagian besar dari kita menggunakan tangan hampir setiap waktu setiap hari tanpa rasa khawatir atau terlalu berhati-hati. Tapi untuk mereka yang mengalami sindrom carpal tunnel, rasa nyeri, kesemutan, dan kebas di jari-jari bisa jadi penghalang.
Pengobatan dan perawatan menggunakan brace pergelangan tangan dan kortikosteroid bisa membantu, tapi pada kasus yang lebih berat, penderitanya mungkin membutuhkan operasi.
Daftar isi
Sindrom carpal tunnel disebabkan oleh tekanan pada syaraf median. Syaraf inilah yang memberikan rasa pada ibu jari dan semua jari-jari lainnya kecuali jari kelingking.
Saat syaraf median melewati pergelangan tangan, ia harus melalui carpal tunnel, sebuah jalur kecil yang terdiri dari tulang dan ligamen. Jika pergelangan tangan mengalami pembengkakan (karena cedera atau gerakan yang berulang-ulang), jalur ini akan tertekan dan menjepit syaraf median yang kemudian menyebabkan sindom carpal tunnel. [1, 2, 3, 4]
Operasi carpal tunnel dilakukan untuk mengatasi dan mengobati rasa nyeri akibat sindrom ini.
Sebagian besar orang yang mengalami sindrom carpal tunnel biasanya hanya mempertimbangkan untuk melakukan operasi jika jenis perawatan lainnya tidak berhasil meredakan nyeri. Operasi carpal tunnel bertujuan untuk memotong ikatan serat di bagian dalam pergelangan tangan, yang disebut flexor retinaculum, untuk mengurangi tekanan pada syaraf median. [2, 3]
Meskipun operasi kadang-kadang bisa membuat gejala-gejala sindrom carpal tunnel hilang secara permanen, tetapi tidak selalu dibutuhkan.
Pasien biasanya lebih memilih cara pengobatan lain, terutama jika kondisinya masih dalam tahap awal. Operasi darurat biasanya hanya dibutuhkan untuk mengatasi kondisi yang sangat tidak umum yang disebut sindrom carpal tunnel akut. [3]
Sebelum menyarankan pembedahan, dokter akan lebih dulu mencoba pengobatan non-operasi, termasuk obat pereda nyeri, terapi fisik, mengganti peralatan yang digunakan beraktivitas setiap hari, wrist splint, atau suntikan steroid di pergelangan tangan untuk mengatasi pembengkakan dan nyeri. [1, 4]
Operasi baru akan disarankan oleh dokter bila: [1, 2, 4]
Ada dua jenis operasi carpal tunnel: terbuka (open) dan endoskopik. Pada keduanya, dokter akan memotong ligamen di sekitar carpal tunnel untuk mengangkat tekanan dari syaraf median agar gejala-gejala hilang.
Setelah operasi, ligamen akan kembali tersambung, namun dengan lebih banyak ruang untuk dilewati oleh syaraf median. [2, 3]
Kedua teknik ini sama-sama bagus untuk meredakan gejala dan risiko yang bisa ditimbulkan keduanya pun serupa. Waktu pemulihan biasanya lebih singkat setelah prosedur endoskopik.
Kedua operasi ini umumnya dilakukan di klinik, namun bisa juga dilakukan di rumah sakit dan biasanya hanya membutuhkan bius lokal untuk mematikan rasa di tangan atau lengan, namun mungkin juga membutuhkan bius total. [3]
Persiapan
Bila pasien memiliki kondisi kesehatan lainnya, dokter mungkin akan memberikan arahan persiapan yang lebih spesifik.
Pembedahan
Operasi carpal tunnel biasanya dilakukan rawat jalan, yang artinya pasien bisa pulang di hari yang sama dengan pelaksanaan operasi, jika semua berjalan lancar.
Seperti yang disebutkan diatas, ada dua jenis operasi untuk kondisi ini, namun pada keduanya berikut adalah langkah-langkah umum yang akan dilakukan oleh dokter: [1, 2, 3, 4]
Setelah prosedur selesai, pasien akan diawasi selama beberapa waktu untuk memastikan kondisinya stabil, kemudian setelah itu akan diijinkan untuk pulang. Hanya pada kasus yang jarang atau jika komplikasi terjadi, pasien akan diminta untuk menginap di rumah sakit atau klinik.
Pergelangan tangan pasien biasanya akan dibebat rapat atau dipasangi splint selama 1 hingga 2 minggu. Dokter biasanya akan menjadwalkan pertemuan untuk melepas bebat atau splint ini kemudian. Sebelum dilepas, pasien disarankan untuk rajin menggerakkan jari-jari agar tidak kaku.
Tangan dan pergelangan tangan mungkin akan terasa nyeri setelah operasi. Hal ini bisa diredakan dengan obat pereda nyeri yang diminum. Dokter juga akan meminta pasien memposisikan tangan lebih tinggi dari tubuh saat tidur di malam hari untuk mengurangi pembengkakan. [1]
Setelah splint atau bebat dilepas, pasien biasanya akan memulai program terapi fisik. Terapis akan memberikan latihan-latihan gerakan untuk memperbaiki kemampuan gerak pergelangan tangan dan tangan. Latihan-latihan ini akan mempercepat pemulihan serta memperkuat area yang terdampak. [1, 2]
Beberapa pasien mungkin masih harus menggunakan splint atau kawat selama beberapa bulan setelah pembedahan.
Masa pemulihan bisa berlangsung mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan. Dalam masa itu, dokter akan meminta pasien untuk melakukan penyesuaian saat bekerja atau beraktivitas agar pemulihan bisa berlangsung dengan baik.
Secara bertahap, pasien bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasanya, seperti: [2]
Pasien harus segera menghubungi dokter jika hal-hal berikut terjadi: [1]
Sebagian besar pasien yang telah menjalani operasi carpal tunnel merasa bahwa gejala-gejala yang dialaminya hilang dan tidak kembali lagi. Jika kasusnya cukup berat, operasi masih bisa menolong, namun masih akan tersisa rasa kebas, mati rasa, atau nyeri dari waktu ke waktu. [2]
Risiko selalu ada bersamaan dengan segala jenis operasi. Bagi operasi carpal tunnel,risiko-risiko tersebut termasuk: [2, 3, 4]
Pasien juga mungkin mengalami lebam di bagian tangan atau mati rasa sementara setelah operasi berlangsung. Keadaan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu. Tetapi, ada masalah-masalah lain yang mungkin akan berlangsung lebih lama, seperti rasa nyeri atau bekas luka. [3]
Risiko terjadinya komplikasi juga tergantung dari seberapa berpengalaman dokter yang melakukan pembedahan, terutama pada teknik endoskopik yang sedikit lebih sulit dibandingkan teknik terbuka.
Operasi carpal tunnel bisa mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri, kesemutan, kebas, serta mengembalikan kekuatan otot. Sebagian besar orang yang mengalami sindrom carpal tunnel tertolong oleh prosedur ini.
Masa pemulihan akan tergantung dari seberapa lama gejala berlangsung sebelum akhirnya tangan dioperasi serta seberapa parah kerusakan yang terjadi pada syaraf median. Jika gejala telah berlangsung cukup lama, maka pasien mungkin tidak akan bisa seratus persen sembuh dari rasa nyeri bahkan setelah masa pemulihan.
1. John Hopkins staff. What is carpal tunnel release surgery? John Hopkins Medicine.
2. Tyler Wheeler, MD. Surgery for Treating Carpal Tunnel Syndrome. Web MD; 2019.
3. Institute for Quality and Efficiency in Health Care (IQWiG). Carpal tunnel syndrome: When is surgery considered or needed? Informed Health; 2006.
4. C. Benjamin Ma, MD, David Zieve, MD, MHA. Carpal tunnel release. Medline Plus; 2019.