Elektrokardiogram (EKG): Fungsi, Prosedur dan Hasil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Elektrokardiogram atau lebih umum disingkat dengan EKG merupakan modalitas pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui kondisi jantung. Pemeriksaan EKG saat ini menjadi pemeriksaan rutin pada pasien dengan... keluhan yang dicurigai mengarah pada masalah sistem kardiovaskuler, selain pemeriksaan rutin lainnya misalnya laboratorium dan radiologi. Pada pemeriksaan EKG, pasien akan diperiksa menggunakan elektroda yang akan dipasang di beberapa bagian tubuh, ,misal pada dada, pergelanagan tangan, dan pergelangan kaki. Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan EKG ini diantaranya adalah detak jantung dan ritme jantung. Detak jantung normal adalah 60-100 kali permenit. Jika memiliki keluhan terkait dengan detak yang meningkat atau menurun dapat terlihat dengan jelas pada EKG. Sedangkan ritme yang dikatan normal apabila terbentuk gelombang p yang selalu diikuti oleh q, r, dan s pada EKG. Hal inilah yang dijadikan tolak ukur normal tidaknya EKG seseorang. Read more

Pasien yang mengalami keluhan pada dada atau jantungnya, akan menjalani serangkaian tes dan pemeriksaan untuk menentukan masalah atau kelainan yang dideritanya. Salah satu dari tes ini disebut elektrokardiogram atau disingkat EKG.

Fungsi Elektrokardiogram (EKG)

elektrokardiogram

Berasal dari Bahasa Inggris electrocardiogram (ECG), tes ini adalah salah satu yang paling sederhana dan cepat untuk memeriksa kondisi jantung. Elektroda (semacam stiker plastik kecil yang ditempelkan ke kulit) akan diletakkan di titik-titik tertentu di dada, lengan, dan kaki. [1, 2, 3, 4]

Elektroda tadi kemudian disambungkan ke mesin EKG melalui kawat timah. Aktivitas listrik jantung kemudian akan diukur, dicatat, dan dicetak di kertas. Tidak ada listrik yang dialirkan ke tubuh selama prosedur ini.

Rangsangan listrik alami di tubuh menciptakan kontraksi di beberapa bagian jantung agar darah bisa terus mengalir secara normal. Kontraksi ini yang menghasilkan denyut jantung.

EKG merekam rangsangan ini untuk melihat seberapa cepat jantung berdetak, apakah ritme jantung stabil atau tidak beraturan, dan seberapa kuat dan teratur rangsangan listrik ini bergerak melalui bagian-bagian pada jantung.

EKG bisa dilakukan sebagai pemeriksaan rutin untuk screening penyakit jantung. Tes ini juga digunakan untuk mendeteksi dan mempelajari masalah jantung seperti serangan jantung, arrhythmia atau denyut jantung tidak teratur, gagal jantung, dan gangguan-gangguan lainnya. [1, 2, 3, 4]

EKG adalah tes yang aman, cepat, dan tanpa rasa sakit. Dengan EKG, dokter bisa melakukan hal-hal berikut: [2, 3, 4]

  • Mencari tahu penyebab nyeri dada
  • Memeriksa irama jantung
  • Melihat apakah otot jantung tidak menerima aliran darah yang cukup (kelainan ini disebut ischemia)
  • Mendiagnosa serangan jantung
  • Memeriksa hal-hal yang tidak normal, seperti penebalan otot jantung
  • Mendeteksi ketidaknormalan elektrolit, seperti kadar potasium yang tinggi atau kalsium yang terlalu rendah atau tinggi
  • Mengevaluasi keluhan-keluhan yang mungkin berhubungan dengan jantung, seperti kelelahan yang amat sangat, sesak nafas, pusing, atau pingsan tiba-tiba
  • Menentukan kesehatan pasien secara keseluruhan sebelum prosedur seperti pembedahan; atau setelah pengobatan untuk kondisi seperti serangan jantung, endocarditis (peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa katup jantung); atau setelah operasi jantung atau pemasangan kateter jantung
  • Memeriksa kerja pacemaker yang telah terpasang
  • Menentukan seberapa efektif obat untuk penyakit jantung bekerja
  • Mencatat kerja jantung saat pemeriksaan fisik untuk digunakan sebagai perbandingan ketika tes EKG dilakukan kembali pada pemeriksaan selanjutnya.

Jenis-Jenis Tes Elektrokardiogram

Selain EKG standar yang dilakukan di rumah sakit, dokter mungkin juga menyarankan jenis EKG lain tergantung pada kondisi pasien: [3]

Holter Monitor

Yaitu EKG portable untuk memeriksa aktivitas listrik pada jantung selama 1 hingga 2 hari, selama 24 jam. Dokter mungkin menyarankan jenis EKG ini jika pasien diduga mengalami irama jantung tidak normal, palpitasi, atau otot jantung tidak mendapat suplai darah yang cukup.

Sama seperti EKG standar, jenis ini pun tanpa rasa sakit. Elektroda dari monitor dipasang di kulit, kemudian pasien boleh pulang dan beraktivitas seperti biasanya – kecuali mandi.

Dokter akan meminta pasien untuk membuat catat apa saja yang dilakukan oleh pasien selama masa perekaman serta gejala-gejala yang dirasakan.

Pasien akan kembali ke dokter untuk melepas elektroda serta monitor dan mendapatkan hasil dari pencatatan EKG ini.

Event Monitor

Dokter akan menyarankan cara ini jika pasien hanya mengalami gejala yang datang dan pergi, serta timbul sesekali.

Ketika tombol pada monitor ditekan, maka mesin akan mencatat dan menyimpan aktivitas listrik pada jantung selama beberapa menit. Alat ini mungkin harus terpasang terus selama beberapa minggu bahkan bulan.

Setiap kali muncul gejala, pasien harus ingat untuk menyalakan monitor. Info ini kemudian akan dikirimkan ke telepon selular milik dokter, dan segera dianalisa.

Prosedur Elektrokardiogram

Persiapan

Beberapa hal yang biasanya harus dilakukan sebelum tes EKG adalah: [2, 3]

  • Menghindari pemakaian krim atau lotion kulit yang berminyak di hari pelaksanaan tes, karena bisa membuat elektroda sulit menempel di kulit
  • Bila dada pasien berambut, maka mungkin harus dicukur
  • Melepas stoking, karena elektroda harus dipasang langsung di kulit kaki
  • Gunakan baju yang longgar atau mudah dilepas, atau mungkin perawat akan meminta pasien berganti mengenakan gaun rumah sakit
  • Memberikan daftar obat, vitamin, herbal, dan suplemen yang rutin diminum
  • Tidak berolahraga atau minum air dingin tepat sebelum tes EKG karena bisa menyebabkan hasil tes tidak tepat

Langkah-Langkah Tes

EKG bisa dilakukan sebagai tes untuk pasien yang hanya datang untuk pemeriksaan atau sebagai bagian dari prosedur rawat inap. Langkah-langkahnya bisa berbeda, tergantung pada kondisi pasien dan kebutuhan dokter.

Tapi, secara umum tes EKG berlangsung seperti berikut: [2, 3]

  1. Pasien akan diminta untuk berbaring di meja pemeriksaan. Pasien harus tetap tenang, diam, dan tidak berbicara selama tes berlangsung agar hasil tes tidak terganggu.
  2. Petugas akan memasang 10 elektroda dengan perekat ke kulit pasien di bagian dada, lengan, dan kaki.
  3. Kawat timah akan dipasang di elektroda.
  4. Begitu terpasang, petugas akan memasukkan informasi mengenai identitas pasien ke komputer yang terpasang pada mesin.
  5. Rekam EKG akan dimulai dan hanya berlangsung beberapa detik.
  6. Selama tes berlangsung, pasien akan diminta untuk berbaring sementara komputer membuat catatan grafik di kertas yang menunjukkan rangsangan listrik yang bergerak melalui jantung pasien. Jenis pemeriksaan ini disebut “resting EKG” karena dilakukan sambil berbaring. Ada juga tes EKG yang dilakukan sambil pasien melakukan aktivitas, disebut stress test, seperti berlari di treadmill atau mengayuh sepeda statis.
  7. Pada resting EKG, pasien mungkin akan diminta untuk menahan nafas selama beberapa detik.
  8. Tes EKG berlangsung sekitar 10 menit dari mulai pemasangan elektroda hingga perekaman selesai dan elektroda dilepas dari kulit.
  9. Dokter akan menjelaskan hasil tes pada pasien, kemudian menyimpannya sebagai arsip untuk dibandingkan pada tes selanjutnya.

Tes ECG tidak sakit. Tidak ada listrik yang dialirkan ke tubuh. Elektroda mungkin terasa dingin ketika dipasang. Pada kasus yang jarang, beberapa pasien mengalami iritasi atau gatal di tempat elektroda dipasang. [1, 2, 3, 4]

Setelah Tes EKG

Pasien bisa langsung kembali melakukan aktivitas seperti biasanya, termasuk megonsumsi menu yang biasa dimakan. Tapi, jika hasil tes membutuhkan evaluasi lebih lanjut, maka dokter akan memberikan anjuran-anjuran untuk pasien. [2, 4]

Secara umum, tidak ada perawatan khusus yang harus dilakukan setelah EKG. EKG adalah prosedur yang aman dan tidak menimbulkan risiko apapun. EKG tidak memancarkan aliran listrik yang akan membuat pasien tersetrum. [1, 2, 3, 4]

Pasien mungkin akan mengalami gatal, iritasi, atau ruam pada tempat dimana elektroda dipasang. Namun ini akan hilang dengan sendirinya. [1, 2, 3, 4]

Pasien harus memberi tahu dokter jika gejala-gejala yang dirasakan sebelum tes EKG masih terus berlangsung setelah pemeriksaan, seperti nyeri dada, sesak nafas, pusing, atau pingsan.

Dokter akan memberikan anjuran dan arahan untuk pasien setelah tes, tergantung pada kondisi dan hasil tes masing-masing pasien.

Hasil Tes EKG

Bila normal, maka hasil tes akan menunjukkan: [4]

  • Detak jantung antara 60 hingga 100 per menit
  • Irama jantung konsisten dan rata

Bila tidak normal, maka bisa menunjukkan tanda-tanda: [4]

  • Kerusakan atau perubahan pada otot jantung
  • Perubahan pada jumlah elektrolit dalam darah
  • Cacat jantung bawaan lahir
  • Pembesaran jantung
  • Pembengkakan atau adanya cairan di kantung di sekeliling jantung
  • Peradangan jantung (myocarditis)
  • Serangan jantung
  • Buruknya asupan darah ke arteri jantung
  • Irama jantung tidak normal (arrhythmia)

Tiap-tiap hasil rekam jantung yang tidak normal akan ditindaklanjuti oleh dokter melalui perawatan.

Keakuratan hasil tes EKG tergantung pada kelainan atau keluhan yang diperiksa. Ada gangguan jantung yang tidak selalu muncul di perekaman EKG. Ini sebabnya, pemeriksaan jantung harus dilakukan dalam suatu rangkaian. [4]

Kisaran harga tes EKG tergantung pada klinik atau tempat dilakukannya tes, biaya EKG bisa berbeda-beda di setiap rumah sakit.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment