Penyakit & Kelainan

Papiloma Laring : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Papiloma Laring?

Papiloma Laring ( img : Chicago Institute for Voice Care )

Papiloma laring adalah tumbuhnya tumor jinak pada laring yang disebabkan oleh infeksi virus [1,2,3,4,7,9].

Laring sendiri merupakan bagian saluran nafas sebab ini adalah bagian atas tenggorokan yang terdapat pita suara.

Tumor jinak ini memiliki penampakan mirip dengan kutil yang tak hanya umum tumbuh di bagian laring tapi juga berpotensi timbul pada trakea.

Recurrent respiratory papillomatosis adalah istilah lain yang sering digunakan untuk kondisi papiloma laring di mana perkembangan sifat jinaknya dapat terjadi menjadi lebih ganas.

Jalan nafas seringkali menjadi tersumbat karena timbulnya tumor ini sehingga jika tidak segera ditangani atau diangkat, risiko kematian pada penderitanya cukup tinggi.

Tinjauan
Papiloma laring atau recurrent respiratory papillomatosis adalah kondisi tumbuhnya tumor bersifat jinak yang berpotensi berkembang ganas pada laring dan/atau trakea.

Penyebab Papiloma Laring

Penyakit papiloma laring yang paling kerap menyerang bagian pita suara ini sebenarnya tergolong jarang terjadi.

HPV atau human papilloma virus adalah penyebab utama penyakit ini dengan 150 lebih tipe HPV yang terdeteksi [1,2,3].

Namun untuk memudahkan, dari penglasifikasian HPV menurut risikonya terdapat tiga jenis, yaitu risiko onkogenik tinggi, risiko onkogenik sedang, dan risiko onkogenik rendah [1,2].

  • Risiko onkogenik tinggi adalah HPV yang umumnya dijumpai pada karsinoma in situ serta lesi yang berderajat tinggi dengan tipenya meliputi 16, 18, 31, 39, 45, 46, 58 dan 59.
  • Risiko onkogenik sedang adalah HPV yang dijumpai pada lesi berderajat sedang yang tidak terlalu bersifat progresif namun menetap dengan tipe meliputi 33, 35, 51 dan 52.
  • Risiko onkogenik rendah adalah HPV yang dijumpai umumnya pada lesi berderajat rendah dengan tipe meliputi 6, 11, 42, 43, dan 44.

Untuk proses penyebaran HPV sendiri belum diketahui secara pasti, namun penularan diketahui lebih mudah terjadi pada orang dewasa yang aktif secara seksual [1].

Hubungan seksual secara oral meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami papiloma laring dengan frekuensi yang lebih tinggi.

Pada kasus papiloma laring, HPV tipe 16 dan 18 sangat jarang namun tipe 6 dan 11 adalah yang paling umum dijumpai.

Tipe HPV terbukti mampu berpengaruh pada bentuk klinis dari papiloma dan terdapat potensi bagi untuk lesi berubah menjadi lebih ganas, terutama pada HPV tipe 16 dan 18, sementara sifat agresif lesi ditunjukkan oleh HPV tipe 11.

Tinjauan
HPV atau human papilloma virus adalah penyebab utama penyakit langka papiloma laring.

Gejala Papiloma Laring

Ukuran tumor dan letaknya menjadi penentu seberapa parah gejala yang dialami penderita.

Beberapa gejala yang umum terjadi dari kondisi papiloma laring antara lain adalah [1,2,3] :

  • Suara yang lebih serak (gejala dini yang terjadi bila tumor timbul di bagian pita suara).
  • Sulit bernafas, biasanya karena tumor semakin membesar sehingga jalan nafas mulai mengalami sumbatan.
  • Suara dapat semakin melemah ketika perubahan suara yang parau tidak segera diatasi.
  • Suara nafas yang berisik karena sumbatan yang terjadi di jalan nafas.
  • Batuk karena sulit bernafas.
  • Terasa mengganjal pada area tenggorokan dan mampu menimbulkan sensasi seperti tercekik.

Sementara itu, papiloma laring pada bayi dapat menyebabkan beberapa gejala seperti :

  • Tersedak beberapa kali dan tenggorokan seperti tercekik.
  • Suara tangisan yang keluar sangat kecil dan lemah.
  • Terhambatnya pertumbuhan bayi  sehingga perkembangannya tidak normal.
  • Kenaikan berat badan pada beberapa kasus papiloma laring yang dialami bayi.
Tinjauan
Gejala paling utama dari papiloma laring adalah perubahan suara menjadi lebih parau dan lemah (yang jika dibiarkan dapat mengakibatkan kehilangan suara) serta sesak nafas.

Pemeriksaan Papiloma Laring

Ketika gejala berupa perubahan suara menjadi lebih parau terjadi tanpa alasan yang jelas, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Jika hal ini disertai dengan sesak nafas, maka ada kemungkinan gejala-gejala ini mengarah pada keberadaan tumor pada kondisi papiloma laring. Segera ke dokter untuk menempuh beberapa metode pemeriksaan sebagai berikut :

Laringoskopi adalah sebuah prosedur medis yang biasanya digunakan dokter untuk mendiagnosa suatu penyakit pada bagian tenggorokan, khususnya laring [1,2].

Pita suara terdapat pada laring dan karena pita suaralah manusia dapat berbicara yang artnya jika laring terganggu maka suara akan berubah parau.

Laringoskopi adalah tindakan pemeriksaan yang dokter THT lakukan dengan menggunakan laringoskop yang dimasukkan ke dalam tenggorokan pasien.

Sebelumnya, pasien akan dibius agar tak merasakan kesakitan selama prosedur.

Hanya saja, pasien perlu mewaspadai efek samping dari laringoskopi ini, seperti perdarahan dan infeksi, reaksi alergi terhadap anestesi yang diberikan, hingga luka pada bagian dalam mulut serta tenggorokan.

Meski terdapat efek samping, laringoskopi adalah metode diagnosa yang tergolong aman.

Pada laringoskopi, dokter dapat menggunakan metode ini untuk melakukan biopsi juga [1,2,4].

Biopsi adalah tindakan pengambilan sampel jaringan tubuh pasien yang dibawa ke laboratorium lalu dianalisa lebih lanjut di bawah mikroskop.

Pada prosedur laringoskopi, dokter kemungkinan melakukan pengambilan sampel jaringan dari tenggorokan pasien di saat yang sama.

Tak hanya itu, jika dirasa perlu maka dokter kemungkinan akan mengeluarkan benda yang menjadi penyebab obstruksi jalan nafas pasien.

Ada kalanya, dokter juga perlu mengambil polip dari pita suara pasien.

  • Flexible fibreoptic nasopharyngoscopy

Pemeriksaan ini juga akan direkomendasikan oleh dokter, yaitu prosedur diagnosa yang digunakan untuk memeriksa tenggorokan, hidung, serta saluran pernafasan [1].

Metode ini umumnya diterapkan pada orang dewasa, namun juga dapat digunakan untuk memeriksa anak-anak serta bayi sesuai dengan izin orang tuanya.

Metode pemeriksaan ini juga paling sering digunakan oleh dokter dalam mendiagnosa kanker nasofaring dengan langkah yang sederhana namun hasil terbilang cukup akurat.

Tinjauan
Laringoskopi, biopsi, serta flexible fibreoptic nasopharyngoscopy adalah metode diagnosa yang kerap dilakukan dokter untuk mengonfirmasi kondisi papiloma laring, mengetahui lokasinya, dan mendeteksi tingkat keparahan.

Penanganan Papiloma Laring

Papiloma laring umumnya diatasi dengan dua metode utama, yaitu tindakan bedah atau operasi serta pemberian obat setelahnya.

Tingkat keparahan gejala dan ukuran serta letak tumor menjadi faktor pertimbangan bagi dokter dalam menentukan perawatan terbaik bagi pasien.

1. Operasi

Pasien papiloma laring seringkali perlu menempuh prosedur bedah untuk menghilangkan tumor; pada beberapa kasus bahkan pasien perlu menempuhnya setahun sampai dua kali atau lebih.

Beberapa metode bedah yang lebih sering digunakan sebagai perawatan pasien papiloma laring adalah:

  • Cold Excision

Operasi eksisi adalah prosedr yang sudah cukup umum digunakan untuk mengatasi tumor jinak, seperti lipoma.

Prosedur eksisi yang biasanya berhasil mengatasi lipoma juga dapat digunakan untuk mengatasi tumor pada kasus papiloma laring [3,4].

Untuk pengangkatan papiloma awal, eksisi dingin (penghancuran jaringan abnormal dengan suhu dingin) paling direkomendasikan.

  • Microdebridement

Prosedur yang bertujuan menghilangkan jaringan abnormal, rusak dan mati ini akan meningkatkan potensi jaringan yang sehat untuk pulih secara lebih maksimal [2,3,4,5].

Prosedur ini lebih direkomendasikan pada pasien papiloma laring usia anak.

Pada jaringan yang terpengaruh akan diaplikasikan alat penghisap khusus di mana kemudian prosesnya dilanjutkan dengan debridasi atau pemotongan jaringan abnormal tersebut.

  • Various Pulsed Dye Laser

Pulsed dye laser atau PDL merupakan sebuah prosedur perawatan yang juga sangat umum digunakan dengan memanfaatkan sinar konsentrasi tinggi yang ditargetkan pada pembuluh darah pada kulit [2,4,6].

Namun pada various pulsed dye laser, dokter akan menggunakan cahaya dengan frekuensi yang beragam untuk menghancurkan pembuluh darah yang berkaitan dengan papiloma.

  • Carbon Dioxide Laser

Prosedur laser ini juga kini menjadi lebih umum digunakan untuk mengatasi papiloma laring selain kutil dan skin tag .

Laser CO2 atau laser karbon dioksida ini aman dan sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan rongga mulut karena 90% jaringan lunak pada mulut adalah air [2,3,4,7].

Molekul air akan menyerap energi cahaya laser dan membuat sel-sel yang terpengaruh memanas; hal ini mampu menyebabkan jaringan papiloma berhasil diangkat.

  • Trakeostomi

Pada kasus penderita papiloma laring yang tumornya tumbuh dan bersifat lebih agresif atau ganas, trakeostomi adalah penanganan yang paling dianjurkan [2,3,8].

Trakeostomi adalah prosedur sebuah prosedur ketika dokter perlu memasukkan sebuah selang/tabung pernafasan khusus ke trakea pasien setelah sebelumnya dibuat lubang pada trakea.

Pada kasus papiloma laring yang sudah menghambat saluran nafas, tindakan medis ini diperlukan agar tabung pernafasan dapat membantu pasien bernafas normal.

Tabung trakeostomi yang telah terpasang terhubung dengan udara luar sehingga memampukan pasien bernafas lebih mudah tanpa mulut atau hidung melainkan melalui alat ini.

2. Obat-obatan

Setelah pasien menjalani operasi, beberapa jenis obat akan diberikan untuk diminum rutin.

Tujuan pemberian obat adalah untuk memperlambat tumbuhnya tumor.

Beberapa jenis obat yang umumnya diresepkan sebagai perawatan papiloma laring adalah [2,3,9] :

Tinjauan
Metode operasi untuk mengangkat tumor serta memulihkan jaringan yang terpengaruh adalah yang akan dokter rekomendasikan. Setelah menempuh operasi, dokter akan meresepkan obat yang berguna dalam menghambat tumor tumbuh kembali.

Komplikasi Papiloma Laring

Jika papiloma laring terlambat terdiagnosa sehingga tidak mendapatkan penanganan tepat waktu, beberapa bentuk komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah [2,10] :

  • Obstruksi Jalan Nafas : Kondisi tersumbatnya saluran nafas sehingga menyebabkan penderita kesulitan bernafas dalam jangka panjang.
  • Afonia : Kondisi ketika penderita kehilangan suaranya karena gejala suara serak akan terus memburuk sehingga suara semakin melemah dan hilang.
  • Disfonia : Kesulitan bicara yang dapat terjadi jangka panjang sehingga menghambat aktivitas sehari-hari penderita.

Pencegahan Papiloma Laring

Vaksin 9-valent (vaksin HPV Gardasil 9) adalah bentuk pencegahan yang telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) [2,3,11].

Vaksin ini telah dipercaya mampu memberikan perlindungan bagi pria dalam menurunkan risiko kanker penis serta bagi wanita dalam memperkecil potensi terkena kanker serviks.

Para peneliti juga berharap bahwa penggunaan vaksin ini untuk anak-anak mampu mencegah dari paparan dan serangan virus penyebab papiloma laring.

Namun untuk kasus di mana infeksi sudah terjadi, vaksin ini tidak mampu menyembuhkan.

Walau memang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk informasi serta bukti kegunaan vaksin Gardasil-9 bagi penderita papiloma laring, vaksin ini berhasil menekan prevalensi dan insiden papiloma laring di Amerika Serikat.

Tinjauan
Vaksin HPV, Gardasil-9, adalah vaksin yang disebut mampu menjadi pencegah papiloma laring, namun tidak untuk menyembuhkannya.

1. Erwi Saswita, Ade Asyari, Novialdi Novialdi & Fachzi Fitri. Diagnosis dan Penatalaksanaan Papiloma Laring Berulang pada Dewasa. Research Gate; 2018.
2. Naren N. Venkatesan, MD, Harold S. Pine, MD, & Michael P. Underbrink, MD. Recurrent Respiratory Papillomatosis. HHS Public Access; 2013.
3. R A Tasca & R W Clarke. Recurrent respiratory papillomatosis. Archives of Disease in Childhood; 2006.
4. Sara W. Dyrstad & Krishna A. Rao. Recurrent Respiratory Papillomatosis (RRP)—Juvenile Onset. Clinical Medicine: Oncology; 2008.
5. Jagdish Chaturvedi, V. Sreenivas, V. Hemanth, & R. Nandakumar. Management of Adult Recurrent Respiratory Papillomatosis with Oral Acyclovir Following Micro Laryngeal Surgery: A Case Series. Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery; 2014.
6. T A Valdez 1, K McMillan, & S M Shapshay. A new laser treatment for vocal cord papilloma--585-nm pulsed dye. Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery; 2001.
7. Ryan Ivancic, BS, Hassan Iqbal, DDS, Brad deSilva, MD, Quintin Pan, PhD, & Laura Matrka, MD. Current and future management of recurrent respiratory papillomatosis. Laryngoscope Investigative Otolaryngology; 2018.
8. Foster Tochukwu Orji, Ijeoma A Okorafor, & James O Akpeh. Experience with recurrent respiratory papillomatosis in a developing country: impact of tracheostomy. World Journal of Surgery; 2013.
9.Marco Carifi, Domenico Napolitano, Morando Morandi, & Danilo Dall’Olio. Recurrent respiratory papillomatosis: current and future perspectives. Therapeutics and Clinical Risk Management; 2015.
10. Yeoh T Long & A Sani. Recurrent respiratory papillomatosis. Asian Journal of Surgery; 2003.
11. Paul Stefan Mauz, Fabian Axel Schäfer, Thomas Iftner, & Phillipp Gonser. HPV vaccination as preventive approach for recurrent respiratory papillomatosis - a 22-year retrospective clinical analysis. BioMed Central Infectious Disease; 2018.

Share