Kanker Serviks A-Z – Penyebab – Gejala – Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Kanker serviks adalah keganasan pada leher rahim wanita, dimana sel - sel normal serviks berubah menjadi keganasan dan bertambah banyak. Kanker serviks terdiri dari dua jenis yaitu adenokarsinoma dan karsinoma... sel skuamosa. Gejala kanker serviks di antaranya perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, keputihan yang berbau dan banyak, perdarahan di antara siklus haid, dan lainnya. Stadium kanker serviks terdiri dari stadium 0 sampai stadium 4, dimana makin besar stadium makin luas penyebaran sel kankernya. Skrining dan penegakkan diagnosa kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan papsmear, kolposkopi, tes hpv, xray, ct scan dan MRI. PEngobatan kanker serviks dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, histerektomi. Pencegahan kanker serviks bisa dilakukan dengan aktivitas seksual yang sehat, tes papsmear rutin dan menjalankan pola hidup sehat. Read more

Apa Itu Kanker Serviks

Kanker serviks adalah salah satu kanker yang menjadi momok bagi wanita di mana kanker ini berawal dari leher rahim.

Kanker Serviks
Kanker Serviks : Src : Mounth Elizabeth Hospital Units

Sebelum tes skrining kini bisa dijangkau lebih mudah khususnya di Amerika Serikat, kanker serviks rupanya pernah menjadi penyebab utama kematian di kalangan wanita.

Serviks adalah istilah untuk leher rahim, bagian berbentuk silinder yang memiliki lubang untuk menghubungkan bagian bawah rahim ke vagina.

Pada kasus kanker serviks, sebagian besar bermula dari sel-sel yang ada di permukaan leher rahim yang bahkan pada awalnya tidak nampak gejala satupun.

Fakta Tentang Kanker Serviks

  1. Di Amerika Serikat, setiap tahun ada lebih dari 13 ribu wanita yang terdiagnosa mengidap kanker serviks, sedangkan di Indonesia lebih dari 18 ribu wanita meninggal karena kanker ini.
  2. Angka kematian di Amerika Serikat karena kanker serviks mengalami penurunan per tahunnya sebanyak 2%.
  3. Wanita segala usia memiliki risiko mengidap kanker serviks.
  4. Walau kasus kanker serviks menurun karena teknologi Pap smear (pendeteksi dini kanker serviks) mulai berkembang, kanker ini tetap menjadi kanker kedua paling umum yang diderita wanita di seluruh dunia.
  5. HPV (human papillomavirus) adalah penyebab utama dari sebagian besar kasus kanker serviks.
  6. Di seluruh dunia, ada 20 juta orang lebih yang terinfeksi HPV di mana HPV juga terkait dengan kanker vagina, kanker penis, dan kanker tenggorokan.

Jenis-jenis Kanker Serviks

Kanker serviks terbagi menjadi dua jenis di mana yang pertama adalah adenokarsinoma. Sementara yang kedua adalah karsinoma sel skuamosa seperti pada kanker mulut.

Keduanya berbeda dan akan lebih jelas perbedaannya ketika sel dilihat melalui mikroskop.

Adenokarsinoma

Kanker serviks jenis ini perkembangannya terjadi pada sel-sel kelenjar yang menjadi lapisan leher rahim bagian atas.

Kurang lebih 20% kasus kanker serviks terbentuk oleh adenokarsinoma.

Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma adalah kanker dan kanker ini berawal pada sel-sel skuamosa atau sel tipis dan datar pelapis bagian luar leher rahim yang menonjol ke dalam vagina.

Jika adenokarsinoma adalah jenis kanker serviks yang cukup jarang, maka karsinoma sel skuamosa justru adalah jenis yang paling umum.

Pada beberapa kasus, kedua jenis ini bisa saja terjadi bersamaan pada penderita kanker serviks, namun hal ini tergolong jarang.

Untuk kanker yang berawal tumbuh di bagian leher rahim lalu menyebar sampai organ tubuh yang lain, ini disebut juga dengan jenis kanker serviks metastasis.

Stadium Kanker Serviks

Penyakit kanker selalu memiliki tahapan atau stadium yang mampu menunjukkan sejauh mana penyebaran sel kanker di dalam tubuh penderitanya.

Dengan mengenali stadium kanker, dokter baru dapat menentukan rencana perawatan yang paling tepat sesuai dengan tingkat keparahan kondisi pasien.

Pengklasifikasian stadium kanker serviks ada 5 tahap, yakni dari 0 sampai 4 dengan penjelasan sebagai berikut :

  • Stadium 0 : Sel yang dianggap abnormal telah ada di leher rahim bagian permukaan. Namun belum terbilang bahaya apalagi sampai menyebar.
  • Stadium 1 : Tumor dalam jumlah kecil telah muncul pada leher rahim.
  • Stadium 2 : Penyebaran tumor telah sampai di luar leher rahim dan juga rahim. Hanya saja, tumor belum sampai ke dinding panggul maupun vagina.
  • Stadium 3 : Tumor semakin menyebar jauh dan menjalar ke bagian bawah vagina ataupun dinding pelvis. Meski tak menyebar ke area lain dalam tubuh, tumor pada tahap ini sudah menghalangi ureter.
  • Stadium 4 : Di tahap paling lanjut ini, penyebaran kanker terjadi di kandung kemih atau rektum. Bahkan selalu ada kemungkinan penyebaran sampai ke organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, paru-paru, tulang dan hati.

Penyebab Kanker Serviks

Kanker pada serviks atau leher rahim sebenarnya merupakan hasil dari sel-sel abnormal yang tumbuh dan berkembang makin jauh.

Sel-sel normal dan sehat di dalam tubuh manusia pada dasarnya memiliki masa hidup. Ketika sel-sel ini mati, maka otomatis akan ada sel-sel baru yang menggantikan sel lama.

Namun saat sel-sel abnormal timbul, itu artinya sel-sel sehat dan normal yang seharusnya mati dan terganti dengan yang baru justru malah bertahan hidup serta membelah makin banyak.

Sel-sel abnormal kemudian menumpuk secara berlebih dan membentuk tumor dalam bentuk benjolan. Hanya saja, belum diketahui mengapa sifat kanker itu muncul.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang sangat dapat memperbesar potensi kanker serviks untuk berkembang dan mengancam tubuh :

  1. Merokok : Aktivitas satu ini tak hanya mampu menyebabkan kanker paru-paru, tapi juga bagi wanita akan berbahaya bagi kesehatan rahim.
  2. HPV : Human papillomavirus adalah jenis virus yang penularannya dapat terjadi secara seksual dan virus ini dapat menjadi sebab utama kanker serviks.
  3. Berganti-ganti Pasangan Seks : Melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti dapat meningkatkan risiko infeksi HPV yang juga sekaligus risiko kanker serviks.
  4. Penyakit Seksual Menular : Wanita dengan kondisi sifilis, gonore, dan klamidia memiliki potensi lebih besar dalam mengembangkan kanker serviks.
  5. Pil Kontrasepsi : Penggunaan pil KB dalam jangka panjang (5-10 tahun) rupanya berbahaya bagi wanita, termasuk meningkatkan risiko kanker serviks, terutama bila wanita tesebut memiliki HPV di dalam tubuhnya.
  6. Sistem Imun Lemah : Wanita dengan sistem imun lemah, merupakan penderita HIV/AIDS, pasca prosedur transplantasi organ, serta penggunaan imunosupresan punya risiko tinggi terkena kanker serviks.
  7. Aktivitas Seksual Dini : Usia yang masih terlalu dini dan sudah melakukan aktivitas seksual membuat risiko terinfeksi HPV meningkat, begitu juga kanker serviks.

Gejala Kanker Serviks

Pada stadium awal kanker serviks, sayangnya tak ada gejala yang mudah dikenali. Banyak penderitanya yang tidak merasakan gejala apapun.

Itulah mengapa, pemeriksaan serviks perlu dilakukan rutin melalui pap smear. Wanita dapat mengandalkan pap smear sebagai langkah pencegahan yang efektif.

Tujuan pap smear adalah untuk menunjukkan perubahan sel-sel tubuh yang berkemungkinan akan berkembang menjadi kanker sehingga bisa cepat ditangani.

Namun seperti kanker lainnya, ada beberapa gejala umum yang dapat dialami dan perlu diwaspadai.

  • Perdarahan setiap sehabis melakukan hubungan seksual.
  • Perdarahan terjadi di antara siklus menstruasi.
  • Ketidaknyamanan pada waktu melakukan hubungan seksual.
  • Perdarahan pada wanita yang sudah menopause.
  • Nyeri di bagian panggul.
  • Keputihan yang keluar bersama dengan darah.
  • Keputihan berbau tak enak dan menyengat.

Gejala-gejala ini tak hanya mengarah pada kanker serviks secara langsung, karena infeksi pun dapat menyebabkan rangkaian keluhan tersebut.

Oleh sebab itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika terjadi gejala yang tak normal. Perdarahan di antara siklus haid dan rasa nyeri di organ reproduksi perlu dicurigai.

Untuk mengetahui apakah gejala tersebut tanda kanker serviks atau bukan, diperlukan beberapa langkah pemeriksaan seperti berikut.

  • Pap Smear : Dokter akan ambil sampel sel dari bagian luar vagina dan juga serviks untuk menemukan sel yang bersifat kanker.
  • Tes HPV : Pengambilan sampel sel dari leher rahim pasien ini bertujuan untuk mendeteksi adanya perubahan abnormal pada serviks dan mengetahui jenis HPV.
  • Kolposkopi : Metode pemeriksaan ini bertujuan memeriksa area serviks yang dianggap abnormal. Prosedur pemeriksaan ini dapat pula diterapkan pada wanita hamil.
  • Biopsi : Pengambilan sampel jaringan ini tujuannya untuk memastikan keberadaan kanker agar dokter memperoleh hasil pasti diagnosa.
  • Sinar-X : Pemeriksaan menggunakan radiasi ini untuk memeriksa kondisi kandung kemih dan ginjal pasien.
  • MRI Scan : Metode pemeriksaan ini dilakukan agar dokter dapat mengetahui ukuran tumor pada serviks secara jelas.
  • CT Scan : Tujuan pemeriksaan adalah mengetahui adanya hal abnormal, mengecek keberadaan tumor dan mengetahui ukuran tumor.

Pengobatan Kanker Serviks

Penentuan pengobatan yang paling tepat bagi pasien kanker serviks didasarkan pada stadiumnya, pilihan pasien, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.

Namun secara umum, operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi adalah metode pengobatan yang dokter akan anjurkan serta berikan.

  • Operasi

Untuk kanker serviks yang masih dalam tahap awal, operasi dapat membantu. Jenis operasi yang paling baik tergantung dari stadium serta ukuran kanker.

Konisasi atau biopsi kerucut adalah pengangkatan kanker serviks ketika tahapnya masih sangat dini dan masih memungkinkan bagi pasien untuk hamil ke depannya.

Histerektomi adalah jenis operasi untuk mengangkat rahim dan leher rahim, bahkan jika perlu tuba falopi serta ovarium tergantung penyebaran kanker sampai mana.

Trakelektomi adalah pengangkatan leher rahim serta jaringan di sekelilingnya, termasuk vagina bagian atas. Hanya saja, operasi ini bukan untuk mengangkat rahim.

Eksenterasi panggul adalah jenis operasi besar yang bertujuan mengangkat serviks, rahim, vagina, tuba falopi, ovarium, rektum hingga kandung kemih.

  • Terapi Radiasi

Sinar berenergi tinggi seperti proton atau sinar-X dimanfaatkan dalam terapi ini dengan tujuan membasmi seluruh sel kanker.

Seringkali metode pengobatan ini pun dikombinasi bersama kemoterapi bila dirasa perlu. Khususnya, apabila kanker sudah ada pada stadium lanjut.

  • Kemoterapi

Obat-obatan antikanker dokter akan berikan kepada pasien supaya sel-sel kanker diharapkan bisa terbasmi seluruhnya seperti pada kanker darah, kanker otak dan kanker lainnya.

Pemberian obat dalam kemoterapi adalah melalui suntikan, tapi juga dapat berupa pil yang diminum sesuai dosis serta anjuran dokter.

  • Imunoterapi

Untuk dapat melawan kanker, tubuh harus memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Obat-obatan dari terapi ini akan memampukan imun tubuh melawan kanker.

Imunoterapi adalah metode pengobatan yang biasanya diperuntukkan bagi pasien kanker serviks stadium akhir atau jika cara perawatan lain tidak efektif.

  • Terapi Target

Pemberian obat-obatan dalam terapi ini menargetkan kelemahan yang dimiliki sel-sel kanker. Bila kelemahan-kelemahan berhasil diblokir, diharapkan sel-sel kanker bisa dibunuh.

Komplikasi Kanker Serviks

Berbagai bahaya komplikasi ini berisiko terjadi cukup tinggi, baik itu karena stadium kanker sudah lanjut maupun sebagai efek samping perawatan kanker.

  • Gagal Ginjal : Ketika tumor sudah menyebar dan menghambat ureter sehingga aliran urine dari ginjal terblokir, urine akan menumpuk dan merusak ginjal.
  • Keputihan Abnormal : Keputihan yang tak biasa bisa terjadi sebagai komplikasi, yaitu keluarnya bau menyengat tak sedap dari vagina.
  • Fistula : Saluran kecil abnormal antara kandung kemih dan vagina atau vagina dengan rektum ini dapat menyebabkan dari vagina akan terus-menerus keluar cairan.
  • Perdarahan : Perdarahan ini adalah hasil dari kerusakan signifikan akibat penyebaran kanker sudah sampai ke vagina, kandung kemih dan usus.
  • Penggumpalan Darah : Darah mengental lalu menggumpal dapat menjadi efek dari penyebaran kanker ke pembuluh darah atau efek istirahat di tempat tidur (bed rest) pasca operasi.

Pencegahan Kanker Serviks

Para wanita sebaiknya mulai mencari tahu sejak dini apa saja yang bisa dilakukan dalam upaya menurunkan risiko kanker serviks.

  • Tes Pap Rutin : Pada wanita usia 21 tahun sudah bisa menjalani tes Pap secara teratur untuk bisa mendeteksi kondisi pra kanker.
  • Vaksin HPV : Untuk mencegah infeksi HPV diperlukan adanya vaksinasi. Hal ini bisa ditanyakan langsung kepada dokter yang menangani.
  • Tidak Merokok : Kandungan zat-zat racun di dalam rokok jelas tidak baik bukan hanya bagi si perokok aktif, melainkan juga bagi yang menghirup asapnya saja.
  • Aktivitas Seksual Sehat : Hindari aktivitas seksual bila masih di bawah umur. Sedia dan pakai kondom saat berhubungan intim agar keamanan terjaga, dan miliki pasangan seksual tetap agar tidak gonta-ganti.

Kanker serviks adalah jenis kanker yang dapat dicegah dan bahkan bila terdeteksi dari stadium paling awal justru bisa sembuh.

Pengecekan kesehatan rutin yang seimbang dengan gaya hidup sehat dapat meminimalisir berbagai risiko kanker, tak terkecuali kanker serviks.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment