Daftar isi
Penyakit Legg-Calve-Perthes merupakan sebuah kondisi ketika aliran darah yang seharusnya ke bagian kepala tulang paha di sendi pinggul tidak memadai [1,2,3,4].
Untuk bisa berfungsi normal dan maksimal, setiap komponen tubuh membutuhkan aliran darah yang normal sebab aliran darah membawa oksigen maupun nutrisi ke organ tersebut [1,2,3,4].
Pada kondisi penyakit Legg-Calve-Perthes, timbul sejumlah masalah pada ankylosis dan pinggul karena bagian kepala tulang paha tak memperoleh darah yang cukup [1,2,3,4].
Penderita bisa mengalami gangguan pinggul pada satu sisi atau kedua-duanya [1,2,3,4].
Penyebab penyakit Legg-Calve-Perthes hingga kini belum jelas diketahui sehingga disebut dengan penyakit Legg-Calve-Perthes idiopatik [1,3].
Penyakit ini terjadi ketika darah yang mengalir pada kepala tulang sendi pinggul terlalu sedikit atau kurang (tidak memadai untuk mendukung fungsi komponen tubuh tersebut) [1,2,3].
Ketika tulang tidak memperoleh cukup darah, tulang menjadi lebih mudah rapuh, lebih lemah, dan bahkan berisiko patah lebih tinggi [1,2,3].
Untuk penyakit Legg-Calve-Perthes, terdapat beberapa faktor peningkat risiko yang perlu diketahui dan diwaspadai, seperti [1,3] :
Pada penyakit Legg-Calve-Perthes, terdapat 4 fase kondisi, yaitu [1,3] :
1. Nekrosis
Pada fase nekrosis, terjadi infark epifisis kapital femoralis pada penderita karena aliran darah yang berkurang, khususnya tulang kortikal subkondral [1].
Kemudian pertumbuhan nukleus ossific juga akan terhenti dan hal ini terjadi setelah infark tersebut [1].
Tulang yang mengalami infark kemudian berakibat pada pelunakan dan kematian [1].
2. Fragmentasi
Pada fase fragmentasi, terjadi proses penyerapan kembali tulang yang sebelumnya terkena infark oleh tubuh [1].
3. Reosifikasi
Pada fase reosifikasi, pembentukan epifisis femoralis kembali terjadi sementara aktivitas osteoblastik mengambil alih [1].
4. Remodeling
Pada fase remodeling, kepala femoralis yang baru merata atau bahkan membesar; perubahan bentuk seperti ini akan terjadi selama pertumbuhan [1].
Jika tubuh penderita penyakit Legg-Calve-Perthes merespon dengan baik dan normal terhadap pengobatan konservatif, maka biasanya pemulihan dapat terjadi dalam waktu 2-4 tahun [1].
Karena tulang sendi panggul adalah bagian tubuh yang terpengaruh, maka beberapa gejala berikut ini akan dialami oleh penderita [1,2,3] :
Gejala dapat dialami salah satu atau kedua sisi panggul; bila kedua panggul terpengaruh, maka gejala bisa terjadi di saat berbeda atau bersamaan [1].
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Para orang tua perlu memerhatikan kondisi perkembangan tubuh anak-anaknya, sebab jika anak mulai terlihat kesulitan berjalan dan gerakan panggulnya terbatas, ini bisa saja mengarah pada penyakit Legg-Calve-Perthes.
Bila anak juga mengalami ketidaknyamanan di bagian lutut, selangkangan dan paha seperti terasa nyeri dan kaku, bawa anak ke dokter segera.
Ada kemungkinan anak mengalami demam dan bahkan tak mampu menahan tekanan pada bagian tungkainya, secepatnya periksakan anak ke dokter.
Untuk mendeteksi penyakit Legg-Calve-Perthes dari gejala-gejala yang sudah ada, beberapa metode pemeriksaan ini perlu pasien tempuh.
Seperti umumnya, pemeriksaan fisik akan dokter terapkan lebih dulu dan hal ini dilakukan dengan menggerakkan kaki pasien dan mencoba mengaturnya ke berbagai posisi [1,2].
Dari pengecekan ini, dokter akan tahu seberapa besar atau seberapa terbatasi rentang gerak tubuh pasien [1,2].
Dari beberapa posisi kaki, pasien akan merasakan sakit, maka hal ini membantu dokter dalam mendiagnosa.
Tes pemindaian berupa pemeriksaan MRI akan dokter terapkan menggunakan gelombang radio dan medan magnet kuat [1,2,3].
Keduanya dokter manfaatkan agar mampu menghasilkan gambar tulang dan jaringan lunak dalam tubuh pasien secara lebih jelas dan dokter bisa memperoleh informasi detail dari gambar tersebut [1,2,3].
MRI scan adalah tes pemindaian yang tepat untuk mendeteksi kerusakan tulang yang disebabkan oleh penyakit Legg-Calve-Perthes dibandingkan melalui metode rontgen atau sinar-X [1,2,3].
Rontgen atau sinar-X adalah metode pemindaian yang memang tidak memperlihatkan gangguan tulang sejelas dan sedetail dengan MRI scan, namun sinar-X ini paling kerap diterapkan pada pemeriksaan awal dan MRI scan hanya sebagai tes penunjang yang tidak selalu harus ditempuh [1,2].
Pemeriksaan sinar-X bisa saja memakan waktu selama 1-2 bulan untuk mendeteksi adanya perubahan pada tulang pasien [1].
Maka dari itu, metode sinar-X perlu pasien jalani beberapa kali secara berkala untuk mengetahui perkembangan penyakit Legg-Calve-Perthes [1].
Penanganan penyakit Legg-Calve-Perthes adalah merawat untuk meredakan nyeri dan gejala lain yang pasien alami [1].
Tujuan lain dari pengobatan pun adalah untuk mengembalikan rentang gerak panggul pasien menjadi normal kembali [1].
Berikut ini adalah metode-metode penanganan penyakit Legg-Calve-Perthes pada umumnya :
1. Operasi / Bedah
Prosedur bedah sangat diperlukan pada kasus yang lebih serius, terutama jika anak menderita penyakit Legg-Calve-Perthes berusia 8 tahun ke atas [1].
Sejumlah metode bedah yang bisa pasien tempuh antara lain adalah [1,2] :
2. Penanganan Konservatif
Untuk penanganan konservatif, beberapa pasien dengan usia lebih muda di bawah 6 tahun memerlukan beberapa perawatan seperti :
Bagaimana prognosis penyakit Legg-Calve-Perthes?
Seberapa baik prognosis anak penderita penyakit Legg-Calve-Perthes tergantung dari usia berapa anak mengalami gejala penyakit ini dan tingkat keparahan kondisi itu sendiri [1].
Semakin muda anak terkena penyakit Legg-Calve-Perthes, semakin baik pula prognosisnya [1].
Sementara bagi anak-anak yang sudah lebih besar, seperti usia di atas 6 tahun akan lebih rentan terhadap risiko komplikasi di mana hal ini menandakan bahwa prognosis bisa lebih buruk [1].
Menurut tingkat keparahan dan keterlibatan kepala femoralis, antara pasien bisa pulih dengan baik melalui prosedur operasi atau pasien tetap akan memiliki masalah pada panggul terlepas dari pengobatan yang telah dijalani [1].
Penyakit Legg-Calve-Perthes bisa berkembang menjadi lebih serius dan risiko kepala femoralis yang mengalami berbagai gangguan pembentukan bisa semakin buruk [1].
Arthritis panggul adalah salah satu risiko paling besar yang dialami anak saat tumbuh dewasa [1].
Sendi panggul yang pulih namun memiliki bentuk abnormal selama pertumbuhannya lebih berisiko pada arthritis panggul, terutama jika tulang panggul tidak sesuai satu sama lain setelah pemulihan [1,3,6].
Hal ini berakibat pada sendi yang lebih mudah rusak di kemudian hari sekalipun anak sudah pulih [1].
Selain itu, anak-anak yang memiliki kondisi Legg-Calve-Perthes di atas usia 6 tahun ke atas mempunyai risiko lebih tinggi dalam mengalami risiko komplikasi masalah panggul saat ia dewasa [1].
Namun pada penderita penyakit Legg-Calve-Perthes usia di bawah 6 tahun memiliki peluang lebih besar untuk sendi panggul pulih dengan baik serta memiliki kesempatan memiliki bentuk panggul normal di kemudian hari [1].
Hingga kini belum diketahui cara untuk mencegah penyakit Legg-Calve-Perthes [4].
Meski demikian, penanganan medis tersedia dan mampu mengurangi gejala yang dirasakan oleh anak [4].
Bagi penderita tanpa gejala atau gejala ringan biasanya harus melalui pemantauan secara medis [4].
Untuk mengetahui apakah gejala berkembang, pasien dianjurkan menempuh pemeriksaan rontgen secara berkala agar penanganan dini juga dapat diberikan oleh dokter [4].
1. Sarah Mills & Kevin E. Burroughs. Legg Calve Perthes Disease. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Manfred Nelitz, Dr. med., Sabine Lippacher, Dr. med., Rüdiger Krauspe, Univ.-Prof. Dr. med., & Heiko Reichel, Univ.-Prof. Dr. med. Perthes Disease. Deutsches Ärzteblatt International; 2009.
3. Vito Pavone, Emanuele Chisari, Andrea Vescio, Claudio Lizzio, Giuseppe Sessa, & Gianluca Testa. Aetiology of Legg-Calvé-Perthes disease: A systematic review. World Journal of Orthopedics; 2019.
4. Cleveland Clinic medical professional. Perthes Disease. Cleveland Clinic; 2020.
5. Dang-Huy Do, Molly F McGuire, Chan-Hee Jo & Harry K W Kim. Weightbearing and Activity Restriction Treatments and Quality of Life in Patients with Perthes Disease. Clinical Orthopaedics and Related Research; 2021.
6. Christopher R Seufert & Brian J McGrory. Treatment of Arthritis Associated With Legg-Calve-Perthes Disease With Modular Total Hip Arthroplasty. The Journal of Arthroplasty; 2015.