Ketahui Penyebab Gangguan Mental pada Lansia dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gangguan mental bisa menyerang kalangan berbagai usia. Termasuk pula mereka yang berusia lanjut atau biasa disebut lansia. Oleh karena itu, penting mengenali jenis dan penyebab gangguan mental pada lansia. [1]

Tiap jenis gangguan mental lansia akan memerlukan cara penanganan yang berbeda. Berikut ini kami sajikan uraian mengenai gangguan mental pada lansia sebagai informasi preventif untuk orang-orang tersayang Anda. [1]

Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesehatan cara berpikir, mengatur perasaan dan perilaku keseharian. Kesehatan mental pada lansia maupun orang yang lebih muda bisa dilihat pada cara orang tersebut berelasi terhadap dirinya sendiri dan lingkungan, khususnya lingkungan keluarga. [1]

Kondisi budaya di mana seseorang tinggal juga salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu penting melihat bagaimana seseorang berinteraksi di lingkungan sosialnya. [2]

Secara umum, gangguan mental yang paling sering muncul di masyarakat adalah depresi, gangguang kecemasan, skizofrenia, gangguan makan dan addictive behavior. [2]

Tiap jenjang usia akan menunjukkan tingkat kematangan pengendalian diri tertentu. Para peneliti menemukan bahwa Generalized Anxiety Disorders (GAD) adalah jenis gangguan mental yang paling banyak diderita lansia. GAD dapat dipahami sebagai gangguan kecemasan dan kekhawatiran berlebihan terhadap kondisi kehidupan sehari-hari. [3, 5]

Mirisnya, kondisi ini kerap dinilai sebagai gejala umum psikologis orang berusia lanjut. Gangguan mental lansia kerap menjadi sesuatu yang terlewatkan karena tidak disadari oleh orang-orang terdekat. [3, 4]

Para ahli kesehatan percaya bahwa kesehatan psikis dan kesehatan fisik adalah dua hal yang harus berjalan bersamaan. Namun seringkali gangguan depresi pada lansia justru dianggap biasa dan normal. [4]

Karena itu, sulitnya akses penanganan dan stigma masyarakat dapat menjadi penghambat serius bagi para lansia yang membutuhkan pertolongan medis. [4]

Penyebab Gangguan Mental pada Lansia

Mengingat beragam jenis gangguan mental lansia, dapat dikatakan bahwa penyebabnya pun sangat beragam. Hal tersebut tergantung pada kecenderungan perilaku yang muncul dan temuan observasi yang dilakukan oleh ahli. [4]

Diperkirakan pada tahun 2050 nanti, populasi lansia di seluruh dunia akan berlipat dua kali. 1 dari 4 orang lansia diprediksi akan mengalami isu kesehatan mental. Jumlah tersebut tentu harus diwaspadai agar tidak terjadi pada orang-orang tersayang kita. [4]

1. Kesepian

Kesepian adalah faktor paling utama yang menjadi penyebab gangguan mental lansia. Kesepian ini identik dengan perilaku mengisolasi diri dari lingkungan sosial dan relasi. [4, 5]

Kita sering mendengar ungkapan klise bahwa manusia adalah makhluk sosial. Tidak menjalin relasi dengan orang lain, atau pengalaman kehilangan orang tersayang bisa menyebabkan perubahan negatif terhadap sudut pandang seseorang dalam melihat dunia. Hal inilah yang akan berpengaruh pada kesehatan mental kita. [4, 5]

Kenyataannya seseorang dapat tetap merasakan kesepian meski melakukan aktivitas sosial bersama orang lain. Bahkan dalam kondisi dikelilingi oleh keluarga dan sahabat. [5]

2. Kondisi Kesehatan Fisik

Orang berusia lanjut identik dengan menurunnya stamina fisik. Penurunan kondisi ini bisa merujuk pada setidaknya dua hal. Pertama, penurunan fisik karena usia. Kedua, penurunan fisik karena penyakit tertentu. [4]

Buruknya tekanan darah, obesitas, penyakit jantung, melemahnya sistem imun, dan alzheimer adalah beberapa kondisi kesehatan yang dapat memicu seorang lansia mengalami gangguan mental. [4]

3. Kecemasan Lain Berkaitan dengan Kualitas Hidup

Selain karena kondisi relasi dan kesehatan tubuh fisik, seseorang bisa mengalami gangguan psikis karena kecemasan terhadap situasi ekonomi, pekerjaan, atau hal-hal abstrak seperti pencapaian diri. [5]

Seseorang yang berusia lanjut bisa saja dihantui oleh kegagalan masa muda, phobia tertentu, perubahan pola hidup keseharian dan lain-lain. Misalnya fakta bahwa harus berpindah tempat tinggal bisa menjadi pemicu gangguan mental pada lansia. [4]

Para lansia bisa merasa cemas terhadap kualitas hidupnya. Hal tersebut mungkin merembet pada pikiran-pikiran negatif lain seperti ketakutan akan kematian atau ketakutan meninggalkan orang tersayang. [4]

Mengenali Gangguan Mental pada Lansia

Ada beberapa hal yang dapat Anda cermat sebagai indikasi gangguan mental pada lansia. Apakah orang tersayang Anda menunjukkan salah satu atau lebih dari gejala berikut ini: [4, 5]

  • Perubahan pola tidur. Bisa menjadi lebih sulit atau jarang tidur, atau malah jam tidur yang lebih panjang dari biasanya.
  • Perubahan pola makan.
  • Peningkatan stres atau kecemasan tanpa alasan.
  • Sulit merespon emosi positif.
  • Mengusulkan ide atau pikiran yang tidak biasa.
  • Tampak tidak bersemangat dan putus asa, lemah, sedih, dan sebagainya.
  • Mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas positif sehari-hari.
  • Ketergantungan terhadap obat-obatan tertentu.
  • Sakit kepala berkepanjangan.
  • Mudah marah dan tersinggung.
  • Melakukan tindakan-tindakan berbahaya.
  • Berpikir untuk bunuh diri.

Sejumlah gejala tersebut bisa muncul bersamaan dalam intensitas yang berbeda pada tiap orang. Jika Anda menemukan satu atau beberapa hal tersebut, tidak langsung berarti orang tersayang Anda mengalami gangguan mental. [4, 5]

Mengatasi Gangguan Mental pada Lansia

Beberapa tindakan penanganan dapat Anda lakukan sebagai respon pertama untuk gejala depresi atau stres pada lansia. Berikut ini kami rangkumkan hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gangguan mental pada lansia: [4, 5]

  • Ajukan Pertanyaan untuk Menunjukkan Perhatian

Satu hal yang bisa langsung Anda lakukan adalah mengajukan pertanyaan pada mereka. Pertanyaan sederhana seperti apakah mereka merasa bahagia, tenang, dan aman, adalah sebuah langkah besar untuk mengetahui apakah orang tersebut merasa kesepian atau tidak.

Ambil inisiatif untuk menanyakan perasaan orang tersayang Anda. Tunjukkan bahwa Anda mendukung dan mendengarkan mereka. Tanya apakah ada yang membuat mereka sedih atau cemas. Tanya apakah mereka merasa lelah atau stres.

  • Obat-obatan

Gejala gangguan mental pada lansia bisa merupakan pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi. Sejumlah obat bisa menyebabkan pusing dan penurunan energi. Jika orang tersayang Anda mengonsumsi obat tertentu, cobalah untuk berkonsultasi pada seorang apoteker. Mereka dapat memberi penjelasan yang Anda butuhkan. Termasuk saran untuk berganti ke jenis obat lain.

  • Hubungi Dokter

Konsultasikan situasi kesehatan Orang tersayang Anda dengan dokter. Anda bisa memulai dengan dokter pribadi yang biasa menangani masalah kesehatan orang  tersebut. Dokter yang telah lama dikenal oleh pasien akan membantu menciptakan kenyamanan untuk berbicara lebih dalam tentang kondisi kesehatan seseorang.

  • Konsultasikan dengan Psikolog

Jika pada titik tertentu gejala gangguan mental lansia yang Anda temukan memburuk, Anda bisa mendatangi seorang psikolog.Berkonsultasi dengan psikolog dapat Anda ambil sebagai pilihan terakhir. Sebab stigma masyarakat masih menjadikan konsultasi kejiwaan sebagai hal yang tahu.

Orang lansia identik dengan perasaan sensitif. Anda bisa menjelaskan terlebih dulu kepada orang tersayang situasi yang sedang terjadi. Seorang psikolog akan dapat membantu Anda memberi perawatan yang cocok sesuai dengan apa yang dialami orang tersayang Anda.

1. Anonim. What Is Mental Health?. MentalHealth.gov; 2020.
2. Anonim. Mental Illness. Mayo Clinic; 2019.
3. Jennifer Warner & Amal Chakraburtty. Elderly Mental Health Problems Often Missed More. WebMD; 2007.
4. Anonim. What to Know About Mental Health in Older Adults. WebMD; 2020.
5. Smitha Bhandari, MD. Generalized Anxiety Disorder. WebMD; 2020.

Share