Penyakit & Kelainan

Penyebab Hiperkalsiuria

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hiperkalsiuria adalah kondisi ketika kadar kalsium dalam urine seseorang berlebihan. Hiperkalsiuria terjadi ketika ekskresi kalsium melebihi 250 mg/hari pada wanita dan melebihi 300 mg/hari pada laki-laki.

Salah satu gejala hiperkalsiuria adalah risiko pembentukan garam kalsium yang tidak larut dalam saluran kemih dan mengakibatkan terbentuknya nefrolitiasis atau batu ginjal[1].

Penyebab Hiperkalsiuria

Hiperkalsiuria dapat terjadi pada seseorang karena beberapa penyebab. Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkalsiuria pada seseorang, antara lain:

  • Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah penyakit yang disebabkan karena hormon tiroid yang terlalu aktif sehingga mengakibatkan hormon tiroid di dalam tubuh melebihi batas normal. Hormon tiroid ini dihasilkan oleh kelenjar tiroid di bagian leher.

Fungsi dari hormon ini adalah untuk mengatur metabolisme dalam tubuh, suhu tubuh, dan denyut jantung. Oleh karena itu apabila jumlah hormon tiroid dalam tubuh melebihi batas normal maka akan mengganggu cara kerja sistem dalam tubuh serta dapat menjadi sebab timbulnya penyakit lain, termasuk menyebabkan hiperkalsiuria.

Hipertiroidisme dapat memicu terjadinya hiperkalsiuria karena jika jumlah hormon tiroid dalam tubuh terlalu banyak maka akan berakibat pada proses metabolisme yang semakin cepat. Metabolisme tubuh yang terlalu cepat menyebabkan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh belum sempat dicerna kemudian sudah dikeluarkan lagi, dalam kasus hiperkalsiuria adalah kalsium, sehingga menyebabkan jumlah kalsium dalam urine terlalu tinggi[1].

Sarkoidosis adalah kondisi di mana sel-sel tubuh yang tumbuh mengalami peradangan. Kondisi ini dapat terjadi di paru-paru, kulit, mata, jantung, saraf, dan ginjal.

Mengatasi kondisi tersebut dokter biasanya memberikan beberapa resep obat, salah satunya obat kortikosteroid. Obat ini memang dapat digunakan untuk mengatasi sarkoidosis, tetapi penggunaannya dalam jangka panjang tidak disarankan karena dapat menimbulkan efek samping pada pengguna, salah satunya yaitu sindrom cushing.

Sindrom cushing dan sarkoidosis pada ginjal inilah yang menjadi penyebab seseorang mengalami hiperkalsiuria[1,3].

  • Sindrom Cushing

Sindrom cushing adalah kondisi di mana jumlah hormon kortisol, yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, dalam darah meningkat dan melebihi batas normal. Hormon kortisol memiliki fungsi untuk menjaga jantung dan pembuluh darah, mengurangi peradangan, serta mengontrol tekanan dan kadar gula dalam darah.

Hormon kortisol memang memiliki banyak manfaat bagi tubuh, tetapi apabila jumlahnya dalam tubuh berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan. Sindrom cushing yang tidak segera ditangani ini dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti osteoporosis hingga diabetes.

Apabila penderita sindrom cushing mengalami osteoporosis maka akan berakibat pada meningkatnya jumlah kalsium dalam darah yang kemudian dikeluarkan tubuh melalui urine. Jika jumlah kalsium dalam urine meningkat maka penderita tersebut mengalami kondisi hiperkalsiuria[1].

Vitamin D merupakan salah satu vitamin yang berperan dalam menjaga kesehatan tulang. Oleh karena itu tubuh memerlukan asupan vitamin ini dalam jumlah yang cukup supaya kesehatan tulang tetap terjaga.

Namun, asupan vitamin D dalam tubuh yang berlebihan juga tidak baik dan dapat menimbulkan penyakit tertentu salah satunya adalah hiperkalsiuria. Hal tersebut terjadi karena asupan vitamin D yang berlebihan pada tubuh menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat.

Meningkatnya kalsium dalam darah tersebut mengakibatkan ekskresi urine juga turut meningkat. Hal inilah yang menyebabkan kadar kalsium dalam urine melebihi batas normal atau bisa disebut juga dengan hiperkalsiuria[1].

  • Penggunaan Glukokortikoid

Glukokortikoid merupakan semacam hormon steroid yang berperan dalam metabolisme nutrisi dalam tubuh. Glukokortikoid termasuk dalam obat kortikosteroid yang memiliki fungsi sebagai antiinflamasi, imunosupresif, antiproliferatif, dan vasokonstriksi.

Namun penggunaan glukokortikoid yang terus-menerus dalam jangka panjang dapat mengakibatkan risiko terkena sindrom cushing yang pada akhirnya juga dapat menyebabkan hiperkalsiuria[1].

Penyakit paget adalah kondisi di mana seseorang mengalami masalah dalam regenerasi tulang sehingga menyebabkan tulang mudah rapuh. Penyakit ini biasanya terjadi pada tulang panggul, tulang belakang, tulang tungkai, dan tengkorak.

Proses regenerasi tulang yang bermasalah atau terlalu cepat inilah yang dapat memicu timbulnya hiperkalsiuria. Hal ini disebabkan karena regenerasi tulang yang terlalu cepat berakibat pada meningkatnya kadar kalsium dalam darah.

Kadar kalsium dalam darah yang meningkat ini harus dikeluarkan dari tubuh agar tubuh tetap dapat bekerja secara optimal. Kalsium dikeluarkan dari tubuh melalui urine, maka dari itu hal inilah yang menyebabkan kadar kalsium dalam urine meningkat[1].

  • Kelebihan Natrium

Natrium adalah salah satu mineral yang dapat ditemukan di berbagai makanan, terutama pada garam. Natrium memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan volume darah sehingga tubuh dapat bekerja dengan optimal.

Meskipun natrium memiliki banyak manfaat bagi tubuh, tapi apabila jumlah natrium dalam tubuh berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan kadar natrium, seperti garam dapat mengikat air yang menyebabkan kerja ginjal semakin berat dan memicu terjadinya hiperkalsiuria[2,3].

Cara Menangani dan Mencegah Hiperkalsiuria

Hiperkalsiuria dapat ditangani dan dicegah dengan beberapa cara, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Mengatur Pola Makan

Hiperkalsiuria dapat ditangani dan dicegah dengan cara menjaga dan mengatur pola makan, yaitu dengan membatasi asupan kalsium, natrium, dan protein hewani. Selain itu, penderita hiperkalsiuria disarankan untuk memperbanyak konsumsi protein nabati yang dapat diperoleh dari buah dan sayur[3].

  • Diuretik Tiazid

Diuretik tiazid adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi kelebihan air dan garam dalam tubuh melalui urine. Obat ini bekerja dengan cara mencegah penyerapan garam di ginjal sehingga dapat meringankan kerja ginjal.

Penggunaan obat ini pada penderita hiperkalsiuria terbukti 50% mengurangi risiko kambuhnya hiperkalsiuria[3].

1. Elaine M. Worcester, M.D. and Fredric L. Coe M.D. New Insights into the Pathogenesis of Idiopathic Hypercalciuria. 28(2): 120-132. HHS Public Access; 2008.
2. Victor M. Garcia Nieto Maria Isabel Luis-Yanes, Patricia Tejera-Carreno, German Perez-Suarez, and Teresa Moraleda-Mesa. The idiopathic hypercalciuria reviewed. Metabolic abnormality or disease? Vol. 39 Issue 6 pages 563-682. Nefrologia; 2019.
3. Silvi Shah, MD and Juan Camilo Calle, MD. Dietary and medical management of recurrent nephrolithiasis. 83 (6) 463-471. Cleveland Clinic Journal of Medicine; 2016.

Share