Anosmia merupakan kondisi hilangnya indra penciuman baik hanya sebagian maupun keseluruhan. Kondisi ini dapat bersifat sementara atau permanen [1]. Gejala yang jelas dari kondisi ini adalah hilangnya penciuman, hal-hal yang tidak asing mulai tidak berbau [2].
Proses hilangnya indra penciuman sementara dapat bertahan selama 1-2 minggu. Sedangkan dalam beberapa kondisi tertentu, anosmia dapat terjadi selama beberapa tahun [3].
Seseorang yang sedang mengalami kondisi ini dapat kehilangan selera makan, menyebabkan kekurangan gizi, dan penurunan berat badan. Selain itu, anosmia dapat menimbulkan situasi yang berbahaya karena tidak dapat membedakan makanan basi, bau asap, dan kebocoran gas [1,4].
Indra penciuman hilang menjadi salah satu gejala terinfeksi Covid-19, sehingga banyak orang yang panik saat mengalami kondisi ini. Namun ternyata anosmia tidak hanya disebabkan oleh Covid-19. Terdapat berbagai penyebab indra penciuman hilang selain Covid, diantaranya adalah :
Daftar isi
Salah satu penyebab kehilangan indera penciuman sementara yang paling umum adalah flu biasa. Flu biasa menyebabkan sinus membengkak dan tersumbat dengan lendir, sehingga memblokir reseptor bau di jaringan hidung [5].
Kondisi ini akan membaik seiring dengan flu yang mereda. Namun infeksi sinus kronis atau alergi parah dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman yang berkelanjutan [5].
Alergi terhadap serbuk sari, hewan peliharaan, atau debu dapat memberikan gejala yang mirip pilek bagi penderitanya. Kondisi bersin, pileh, dan hidung terseumbat dapat menyebabkan masalah penciuman. Semakin besar gejala yang dirasakan maka risiko kehilangan penciuman juga semakin tinggi [3].
Penderita alergi dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko menderita polip hidung. Polip hidung merupakan kondisi di mana terdapat pertumbuhan non-kanker yang berkembang di hidung atau sinus. Kondisi ini dapat menyumbat hidung dan dapat mempengaruhi indra penciuman [3].
Selain alergi, kepekaan terhadap aspirin, asma, dan infeksi sinus juga dapat menyebabkan terjadinya polip hidung [3].
Merokok tidak hanya mempengaruhi paru-paru, namun juga dapat mempengaruhi indra penciuman dan perasa [3,5]. Merokok dapat meningkatkan risiko terkena polip hidung sehingga dapat menyebabkan kesulitan untuk mencium [3].
Tak hanya rokok, produk tembakau lainnya seperti vaping juga dapat mempengaruhi indra penciuman. Selain itu, kebiasaan mengunyah tembakau dapat mempengaruhi indra perasa [3].
Hidung terhubung dengan baik ke otak, sehingga kehilangan indra penciuman dapat menjadi indikator awal bahwa ada yang tidak biasa dengan sistem syaraf. Sebuah studi melaporkan bahwa orang yang berada di fase dewasa akhir memiliki penciuman yang buruk sebanyak 2,2 kali lebih tinggi [5].
Beberapa gangguan sistem saraf yang dapat mempengaruhi indra penciuman adalah penyakit parkinson, alzheimer huntington, dan sklerosis lateral amiotrofik [6].
Semua jenis trauma mulai dari gegar otak hingga operasi otak dapat mempengaruhi indra penciuman ketika saraf penciuman dipotong, tersumbat, atau rusak. Tingkat kesembuhan anosmia tergantung pada tingkat keparahan cedera. Anosmia dapat dialami secara sementara atau permanen [5].
Beberapa obat-obatan dapat memberikan efek samping berupa anosmia. Obat-obatan tertentu seperti antibiotik, antihypertensi, dan antihistamin dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman sementara [5].
Namun terkadang bukan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi indra penciuman. Beberapa kasus hilangnya indra penciuman disebabkan oleh kebiasaan meminum banyak obat sekaligus [3].
Pasien kanker kepala dan leher yang menerima perawatan radiasi dan kemoterapi dapat mengalami masalah indera penciuman. Kondisi ini dapat bersifat sementara atau permanen saat perawatan berlanjut [5].
Sama halnya seperti indera penglihatan dan pendengaran, indra penciuman akan berkurang seiring bertambahnya usia. Setelah usia 60 tahun, seseorang akan lebih berisiko kehilangan indra penciuman dan selera rasa yang dapat menyebabkan penurunan berat badan [3,5].
Semakin bertambahnya usia, seseorang akan cenderung mengonsumsi obat atau mengalami penyakit neurologis. Kebiasaan tersebut dapat menjadi faktor penyebab indra penciuman hilang selain Covid. Selain itu, seseorang juga dapat kehilangan kemampuan untuk membedakan jenis bau [3].
Pada usia lebih tua, seseorang dapat mengalami penurunan reseptor saraf pada penciuman, hilangnya sel-sel sensorik di hidung, dan penurun sistem saraf pusat fungsi pemrosesan kognitif [7].
Beberapa orang dilahirkan dengan tidak ada penciuman atau memiliki penciuman yang sangat samar. Kondisi ini disebut sebagai anosmia bawaan. Namun, tak perlu khawatir karena anosmia yang disebabkan.faktor genetika tidak dapat mempengaruhi indra pengecap [3].
Anosmia yang tidak disebabkan oleh faktor lain atau telah dimiliki sejak lahir disebut dengan anosmia kongenital terisolasi/ isolated congenital anosmia (ICA) [6].
Hilangnya kemampuan indra penciuman tanpa diketahui penyebab pastinya disebut dengan anosmia idiopatik. Pada kasus ini, dokter tidak yakin mengapa seseorang dapat mengalami anosmia [6].
Pengobatan pada seseorang yang mengalami indra penciuman yang hilang dilakukan berdasarkan penyebabnya. Misalnya jika mengalami anosmia karena infeksi dingin dan alergi, umumnya akan hilang sendiri dalam beberapa hari. Jika disebabkan oleh sinusitas, dapat diobati dengan antibiotik agar infeksi dapat dibersihkan [4].
Sementara jika kondisi anosmia disebabkan oleh obat-obatan tertentu, dapat dilakukan pengobatan dengan mengganti pengobatan yang biasa. Jika disebabkan oleh polip hidung atau penyumbatan lainnya dapat diobati dengan operasi. Sedangkan pada kasus anosmia bawaan, belum ada pengobatan yang tepat [1].
Itulah faktor penyebab indra penciuman hilang dan cara mengatasinya. Untuk mengetahui penyebab indra penciuman yang hilang dapat dilakukan dengan pemeriksaan THT dan CT Scan [4].
1. Alana Biggers, M.D., MPH. & Jacquelyn Cafasso. What is Anosmia?. Healthline; 2019.
2. Christopher Melinosky, MD. & Hedy Marks. What is anosmia?. Web MD; 2021.
3. Aunna Pourang, MD. & Sophie Vergnaud, MD. 7 things that cause the loss of taste or smell besides Covid. Goodrx Health; 2022.
4. Anonim. Anosmia (Loss of sense of smell). Cleveland Clinic; 2021.
5. Elizabeth Beasley & William C. Lloyd III, MD, FACS. 9 Reasons you might be losing your sense of smell. Health grades; 2020.
6. Jessica Caporuscio, Pharm.D. & Marc Meth, MD. FACAAI, FAAAI. What to know about anosmia. Medical News Today; 2020.