Panu adalah infeksi jamur yang umum terjadi pada kulit. Jamur ini akan mengganggu pigmentasi normal di kulit sehingga menimbulkan bercak-bercak putih atau bisa juga lebih gelap dari warna kulit di sekitarnya.
Panu paling sering menyerang bagian dada, punggung dan bahu, namun tidak jarang juga timbul di wajah. Apa saja penyebabnya?
Daftar isi
Jamur Malassezia, penyebab panu, sebenarnya hidup secara alami di kulit yang sehat dan ia tidak mengganggu. Namun, beberapa faktor bisa membuatnya berkembang biak diatas jumlah normalnya sehingga timbullah panu. [1, 2, 3, 4, 5, 6]
Dibanding kulit jenis lain, kulit yang berminyak lebih rentan terkena panu karena jamur Malassezia lebih mudah berkembang biak di sana. Wajah berminyak yang tidak dibersihkan dengan benar atau minyaknya dibiarkan menumpuk akan mudah terserang panu.
Bentuk jamur penyebab panu ini bersifat lipofilik sehingga lebih suka tumbuh di bagian tubuh dengan konsentrasi asam lemak berminyak seperti di wajah, kulit kepala, dada, dan punggung. [6]
Faktor eksternal juga bisa menjadi penyebab timbulnya panu di wajah. Orang yang hidup di daerah yang udaranya cenderung panas dan lembab memiliki risiko lebih tinggi terserang panu.
Hal ini terjadi karena jamur lebih mudah tumbuh di kondisi lingkungan yang demikian. Kulit yang terpapar udara panas dan lembab lebih sering berkeringat, dan jamur Malassezia akan berkembang biak lebih banyak pada kondisi kulit seperti ini.
Faktor penyebab signifikan timbulnya panu, termasuk di wajah, adalah sistem kekebalan tubuh penderitanya. Meskipun sensitivitas tubuh untuk melawan antigen Malassezia pada umumnya terdapat di tubuh sebagian besar manusia, namun fungsi limfosit pada beberapa orang yang terkena panu terbukti tidak sempurna. [5]
Bukan hanya panu, orang dengan kekebalan tubuh yang rendah juga lebih mudah mengalami Candida albicans yang juga adalah infeksi akibat jamur. Jadi, singkatnya, imunitas seseorang memiliki peran dalam hal terjadinya panu.
Faktor yang satu ini umumnya terjadi pada remaja yang memang sedang mengalami perubahan hormon sehingga produksi sebum meningkat dan kulit wajahnya menjadi lebih berminyak. [6]
Bukan hanya remaja, semua orang yang megalami perubahan hormon seksual yang menyebabkan kulit menjadi lebih berminyak memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami panu di wajah.
Ketika udara panas dan intensitas aktivitas meningkat, wajah akan lebih berkeringat dibanding biasanya. Orang yang sering mengalami kondisi ini akan lebih mudah mengalami panu di wajah akibat keringat yang terus menerus menutupi wajah.
Keringat berlebih yang muncul di wajah dalam waktu lama akan memicu pertumbuhan jamur di luar kendali sehingga kemungkinan untuk timbulnya panu pun lebih tinggi.
Karena jamur penyebab panu sebenarnya tumbuh secara alami di kulit, maka panu bukanlah jenis infeksi yang menular. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, namun cenderung lebih banyak dialami remaja dan dewasa muda.
Obat untuk mengatasi panu di wajah bisa berupa krim oles, sabun atau obat minum berbentuk pil. Jenis pengobatannya akan tergantung dari ukuran dan ketebalan area yang terinfeksi.
1. Mayo Clinic Staff. Tinea versicolor. Mayo Clinic; 2020.
2. Brunilda Nazario, MD. Tinea Versicolor: Cause, Symptoms, and Treatments. Web MD; 2020.
3. Darla Burke, Euna Chi, M.D. Tinea Versicolor. Healthline; 2019.
4. NHS Team. Pityriasis versicolor. Britain National Health Service; 2018.
5. Christopher Sayed, MD, Dirk M Elston, MD. Tinea Versicolor. Medscape; 2020.
6. Sowmya Varada, Tushar Dabade, Daniel S. Loo. Uncommon presentations of tinea versicolor. Dermatology Practical and Conceptual; 2014.