Penyakit & Kelainan

Penyebab Syok Hipovolemik

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Syok hipovolemik merupakan kondisi dimana volume darah menurun secara drastis. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kehilangan darah atau cairan sehingga jantung tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh [1,2].

Syok hipovolemik mengakibatkan beberapa organ berhenti bekerja dan dapat mengancam jiwa seseorang. Untuk itu, kondisi ini membutuhkan pertolongan medis dengan cepat [1,2].

Seseorang yang mengalami syok hipovolemik akan mengalami beberapa gejala, seperti kram otot, merasa haus, dan sejumlah gejala neurologis lainnya. Gejala-gejala tersebut dapat berbeda pada setiap orang tergantung dari tingkat keparahannya [1,2].

Syok hipovolemik disebabkan oleh berbagai faktor. Secara garis besar, penyebab kondisi ini dibedakan menjadi dua, yaitu kekurangan cairan dan pendarahan [1,2].

Kedua hal tersebut membuat tubuh menjadi kekurangan oksigen sehingga jantung tidak dapat bekerja dengan optimal. Adapun berikut di bawah ini penyebab dari syok hipovolemik [1,2]:

Kekurangan Cairan

Penyebab syok hipovolemik yang pertama ialah kekurangan cairan. Kondisi ini disebut juga dengan dehidrasi [2,3].

Kekurangan cairan dapat terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dalam jumlah banyak dengan waktu yang cepat. Kondisi ini dapat mengganggu kinerja organ tubuh hingga mengancam jiwa [2,3].

Untuk itu, kondisi ini harus segera diatasi. Seseorang yang mengalami syok hipovolemik dikarenakan kurangnya cairan dalam tubuh disebabkan oleh masalah kesehatan lain, seperti [2,3]:

  • Luka Bakar

Luka bakar merupakan rusaknya lapisan kulit yang diakibatkan oleh paparan benda panas, listrik, benda kimia, dan lain sebagainya. Cairan tubuh dapat hilang dengan cepat dikarenakan luka bakar yang sedang atau berat [2,3].

Untuk itu, kondisi ini harus segera diatasi agar tidak menimbulkan syok hipovolemik [2,3].

Diare merupakan kondisi yang membuat penderitanya mengalami sering buang air besar. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri  dapat mengakibatkan tubuh kehilangan cairan dengan cepat [2,3].

Diare yang parah atau terjadi dalam waktu yang lama dapat berpotensi mengakibatkan syok hipovolemik [2,3].

  • Muntah dan Mual

Selain diare, mual dan muntah juga dapat membuat tubuh kehilangan cairan dengan cepat. Hal ini dikarenakan tubuh tidak dapat menyerap cairan dengan maksimal dan langsung dikeluarkan oleh tubuh [2 3].

Apabila kondisi ini terjadi secara terus-menerus dan tidak kunjung membaik, maka akan berpotensi menimbulkan syok hipovolemik [2,3].

Keringat menjadi salah satu cara tubuh untuk mengeluarkan cairan secara alami. Akan tetapi, keringat yang berlebihan tanpa sebab harus diwaspadai [2,3].

Hal ini dapat diartikan sebagai tanda penyakit tertentu. Keringat berlebih juga dapat mengakibatkan syok hipovolemik apabila tidak segera ditangani [2,3].

  • Kehilangan Cairan Secara Internal

Kehilangan cairan secara internal dapat memicu terjadinya syok hipovolemik. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Penyerapan Ruang Ketiga

Ruang ketiga merupakan istilah medis yang dibuat pada bertahun-tahun silam. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan aliran cairan ke dalam ruang yang tidak terlihat atau antar sel dalam tubuh [2,3].

Penyerapan ruang ketiga dapat mengakibatkan syok hipovolemik. Penyerapan ini terjadi pada retroperitoneum (seperti pada pankreatitis) dan lumen usus (pada obstruksi usus) [2,3].

2. Kerusakan Ginjal

Kerusakan pada ginjal dapat menyebabkan syok hipovolemik. Ginjal berfungsi untuk mengeluakan air dan garam [2,3].

Kerusakan pada ginjal membuat air dan garam yang dikeluarkan dari tubuh melebihi batas normal. Akibatnya, tubuh kehilangan banyak cairan dan dapat mengakibatkan syok hipovolemik [2,3].

Pendarahan

Selain dapat disebabkan oleh kekurangan cairan, syok hipovolemik juga dapat terjadi dikarenakan adanya pendarahan. Kondisi ini dapat terjadi dikarenakan adanya kerusakan pada jaringan atau organ tubuh [2,3].

Ketika pendarahan terjadi, tubuh secara ototmatis akan membekukan darah untuk menghentikannya. Tak hanya mengakibatkan syok hipovolemik, pendarahan yang hebat juga dapat menyebabkan kematian [2,3].

Pendarahan yang mengakibatkan syok hipovolemik dapat disebabkan oleh sejumlah hal, yaitu [2,3]:

  • Pendarahan Internal

Pendarahan internal merupakan pendarahan yang terjadi dikarenakan pembuluh darah yang rusak. Pendarahan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, salah satu penyebab paling umumnya ialah cedera traumatis [2,3].

Pendarahan internal dapat dikenali dengan munculnya memar di area tubuh yang terkena cedera. Segera atasi pendarahan ini untuk mencegah hilangnya lebih banyak darah dalam tubuh dan dapat mengancam jiwa [2,3].

  • Luka

Pendarahan juga dapat disebabkan oleh luka yang ringan hingga parah. Pendarahan pada luka ringan seperti sayatan atau goresan dapat berhenti dengan sendirinya [2,3].

Berbeda dengan pendarahan pada luka parah yang harus segera dihentikan. Menekan langsung area luka dengan kasa atau tisu merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan  untuk menghentikan pendarahan [2,3].

Jika pendarahan tidak segera dihentikan, tubuh akan kehilangan banyak darah. Kondisi inilah yang dapat memicu terjadinya syok hipovolemik [2,3].

Cara Mengatasi Syok Hipovolemik

Cara mengatasi syok hipovolemik dapat dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut [3,4]:

  • Bantuan Medis

Syok hipovolemik termasuk kondisi darurat yang membutuhkan pertolongan dengan cepat. Meminta bantuan medis adalah hal yang tepat apabila terdapat seseorang yang mengalami syok hipovolemik [3,4].

Dokter akan memberikan beberapa perawatan intensif, seperti pemberian cairan atau produk darah lainnya melalui jalur intravena (IV). Perawatan ini bertujuan untuk meingkatkan sirkulasi dan mengganti cairan yang hilang pada pasien [3,4].

Pemberian cairan tersebut juga dapat mengobati penyakit, baik yang disebabkan dan menyebabkan syok. Dokter juga akan melakukan transfusi sel darah jika diperlukan [3,4].

Selain perawatan tersebut, dokter juga akan meresepkan sejumlah obat untuk meningkatkan kinerja pada jantung, seperti dobutamin, dopamin, norepinefrin, epinefrin [3,4].

  • Pertolongan Pertama

Selain meminta bantuan medis, lakukan juga pertolongan pertama pada seseorang yang terkena syok hipovolemik. Pertolongan pertama harus dilakukan untuk mencegah pendarahan atau cedera lebih lanjut [3,4].

Terlebih lagi, syok hipovolemik merupakan kondisi darurat yang dapat mengancam jiwa. Berikut ini beberapa pertolongan pertama yang dapat dilakukan kepada seseorang yang terkena syok hipovolemik [3,4]:

  1. Periksa denyut nadi orang tersebut berikan CPR jika tidak ada detak jantung.
  2. Jangan berikan cairan apapun melalui mulut.
  3. Pastikan orang tersebut tenang dan hangat agar tidak terjadi hipotermia yang dapat memperburuk kondisinya.
  4. Untuk meningkatkan sirkulasi darahnya, posisikan orang tersebut untuk berbaring dengan kaki terangkat kurang lebih 30 sentimeter. Jika orang tersebut mengalami cedera kepala, leher, punggung, atau kaki, jangan mengubah posisi orang tersebut kecuali dalam keadaan yang berbahaya.
  5. Kendorkan pakaiannya untuk melancarkan sirkulasi darah.
  6. Apabila terdapat reaksi alergi, pendarahan atau cedera, segera obati reaksi alergi tersebut dan lakukan tindakan pencegahan agar kondisinya tidak bertambah buruk [3,4].

1. A.B.J.Groeneveld. Hypovolemic Shock. Pages 485-520. Critical Care Medicine (Third Edition); 2008.
2. J.A. Shagana, M. Dhanraj, Ashish R Jain, T. Nirosa. Hypovolemic shock - A review. 10(7):1102-1105. Drug Invention Today; 2018.
3. Sharven Taghavi, Reza Askari. Hypovolemic Shock. StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021.
4. Claudio Piras. Hypovolemic Shock. Volume 2 Issue 3. International Physical Medicine and Rehabilitation Journal; 2017.

Share