Pembengkakan vagina dapat terjadi karena banyak hal, termasuk haid maupun hubungan seksual. Bahkan, wanita hamil pun juga dapat mengalami pembengkakan vagina [1].
Pembengkakan vagina pada wanita hamil memang dapat terjadi, dan menjadi wajar kecuali jika diiringi oleh gejala lain yang merujuk pada infeksi atau penyakit tertentu [2].
Daftar isi
Pembengkakan vagina ketika hamil akan menunjukkan gejala yang berbeda-beda antara manusia satu dengan yang lainnya. Adapun gejala-gejala tersebut dapat meliputi [2, 4]:
Bagian vulva atau area vagina mungkin akan terlihat atau terasa lebih besar dan lebih penuh daripada kondisi biasanya. Pembengkakan ini juga akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman secara keseluruhan.
Pembengkakan vagina pada beberapa wanita hamil juga akan memunculkan benjolan atau permukaan varises di daerah vulva. Oleh karena itu, pada bagian tertentu akan terada bengkak atau bergelombang.
Gatal juga mungkin dapat menjadi salah satu gejala pembengkakan vagina pada wanita hami, walaupun memang tidak semua wanita mengalami gejala gatal.
Adapun gejala lain yang mungkin ditimbulkan meliputi [4]:
Pembengkakan vagina pada wanita hamil mungkin merupakan respon dari perubahan yang dapat mendukung pertumbuhan bayinya [3].
Selama kehamilan, aliran darah akan menjadi meningkat secara signifikan, sehingga labia maupun vagina yang tampak bengkak atau terasa lebih penuh bukan merupakan hal yang aneh [3].
Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan beberapa faktor yang mungkin menyebabkan vagina bengkak saat hamil [4]:
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, selama masa kehamilan aliran darah khususnya yang berada di sekitar daerah panggul akan meningkat secara signifikan.
Hal ini tidak lain adalah sebagai respon tubuh untuk dapat mendukung pertumbuhan bayi yang sedang dikandungan.
Dengan meningkatkan aliran darah ini, vagina dapat menjadi bengkak atau menjadi terasa lebih penuh daripada sebelumnya.
Kebersihan vagina merupakan hal yang sangat penting bagi wanita. Vagina yang tidak dijaga kebersihannya dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biaknya mikroba.
Jika mikroba berkembang biak pada vagina, maka pembengkakan dan peradangan pun akan sangat mungkin dapat terjadi.
Aliran darah bukan merupakan satu-satunya hal yang berubah ketika masa kehamilan. Hormon pun juga akan mengalami perubahan.
Perubahan hormon selama kehamilan ini dapat mempengaruhi flora vagina hingga menyebabkan berbagai jenis bakteri dan virus tumbuh di vagina.
Jika pertumbuhan bakteri dan virus tidak terkontrol, maka pembengkakan vagina sangat mungkin untuk terjadi..
Saat ini, telah banyak dijumpai berbagai jenis produk kebersihan untuk vagina dengan berbagai fungsinya. Jika seorang wanita hamil, setelah menggunakan produk tertentu mengalami pembengkakan vagina, maka mungkin ada ketidakcocokan dengan produk yang digunakan.
Mengingat, efek pada masing-masing produk ini akan berbeda-beda pada setiap wanita. Jika wanita tidak cocok dengan bahan dalam suatu produk, maka hal ini dapat memicu reaksi alergi di area vagina.
Reaksi ini dapat berupa peradangan, pembengkakan atau kemerahan di area vagina. Untuk itu, memilih produk untuk kesehatan vagina yang tepat menjadi penting dilakukan.
Pembengkakan vagina ternyata juga dapat disebabkan oleh hubungan seksual yang berkepanjangan. Selain itu, kurangnya pelumasan selama hubungan seksual mungkin juga dapat menjadi penyebab vagina bengkak.
Kista diketahui dapat terjadi di berbagai tempat pada tubuh, termasuk di area vagina. Jika seorang wanita mememiliki kista di area vagina, maka pembengkakan vagina dapat terjadi.
Jika pembengkakan vagina disebabkan oleh kista, maka perlu untuk memeriksakannya kedokter. Mengingat, kista dapat bersifat sebagai kanker.
Edema dapat terjadi akibat adanya peradangan pada arteri dan saluran vagina. Jika edema terjadi, maka vagina akan menjadi bengkak karena adanya akumulasi atau penumpukan cairan.
Kesehatan vagina ternyata juga sangat dipengaruhi oleh kebiasaan konsumsi makanan. Makanan yang tidak sehat, seperti junk food mungkin akan dapat menjadi salah satu penyebab vagina menjadi terinfeksi dan bengkak.
Vagina yang bengkak mungkin juga dapat disebabkan oleh penyakit bernama bacterial vaginosis. Jika bakterial vaginosis menjadi penyebab vagina bengkak, maka penyembuhannya mungkin membutuhkan antibiotik.
Pembengkakan vagina yang disertai dengan gejala rasa terbakar, kemerahan, nyeri saat berhubungan seksual atau buang air kecil, iritasi kulit dan keputihan kental, kemungkinan disebabkan oleh infeksi jamur. Jamur candida dalam hal ini mengalami pertumbuhan secara berlebihan di area vagina.
Wanita hamil yang mengalami pembengkakan vagina, umumnya tidak akan mempengaruhi atau membahayakan bayi dalam kandungannya [4].
Namun, jika pembengakan vagina disebabkan oleh infeksi bakteri Strep Grup B. maka infeksinya dapat menyebar ke bayi [4].
Oleh karena itu, jika ibu hamil menderita infeksi ini, dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi antibiotik agar infeksinya sembuh [4].
Hal ini penting dilakukan, karena infeksi ini jika menyebar ke bayi, maka bayi akan mengalami masalah berupa kelesuan yang ekstrim dan kesulitan makan setelah lahir [4].
Pembengkakan vagian ketika hamil secara umum tidak selalu perlu untuk dikhawatirkan. Namun, jika gejala-gejala berikut ini juga menyertai, maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [1, 4]:
Berikut ini merupakan beberapa cara untuk dapat mengatasi vagina bengkak saat hamil [1, 4]:
Istirahat atau berbaring mungkin akan dapat membantu meringankan masalah pada ibu hamil.
Jika vagina bengkak juga disertasi dengan gejala gatal dan tidak nyaman, maka hindari menggaruk area vagina. Mengingat, dengan menggaruk lepuh atau lesi berair mungkin akan pecah dan infeksi pun dapat menyebar.
Jika infeksi menyebar, maka komplikasi tertentu mungkin dapat terjadi dan keadaan akan semakin parah.
Kebersihan vagina harus selalu dijaga, agar bakteri, mikroba atau jamur dapat terkontrol pertumbuhannya. Dengan demikian, hal ini mungkin dapat mengurangi pembengkakan, atau setidaknya tidak memperparah keadaan.
Wanita hamil sebaiknya tidak mengobati diri sendiri, mengingat ada beberapa obat yang mungkin tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
Jika mengalami pembengkakan vagina, memeriksakan diri kedokter adalah pilihan yang lebih tepat daripada mengobati diri sendiri.
Dengan demikian, dokter akan dapat melakukan pemeriksaan yang menyeluruh untuk mengetahui penyebab vagina bengkak dan memberikan pengobatan yang tepat.
Pengobatan rumahan berikut ini mungkin dapat dicoba untuk membantu menyembuhkan atau mengurangi gejala pembengkakan vagina [4]:
Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah pembengkakan vagina selama kehamilan [4]:
Kehamilan membuat seorang wanita menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan vagina harus lebih diperhatikan dan dijaga lebih baik lagi.
Jika ingin menggunakan produk kebersihan vagina, atau sabun mandi, pilihlah yang tidak beraroma. Hal ini dapat menghindarkan diri dari reaksi alergi yang mungkin terjadi.
Pakaian dalam yang nyaman, dengan bahan dasar katun lebih disarankan agar kulit area vagina dapat bernapas dengan lega. Dengan demikian, hal ini akan membantu menurunkan risiko gangguan pada area vagina.
Sebagaimana diketahui, konsumsi makanan tidak sehat harus dikurangi karena dapat menyebabkan pembengkakan vagina. Untuk itu, selalu pastikan diri mendapat asupan nutrisi yang bergizi selama masa kehamilan.
Vagina harus dijaga kelembapannya agar tidak kering, gatal atau bahkan bengkak. Untuk itu, gunakan salep atau lotion yang diajurkan dokter agar membuat area vagina tetap lembab.
1. Kimberly Holland & Stacy Sampson, D.O. What Causes Vaginal Swelling and How Is It Treated?. Healthline; 2019.
2. Korin Miller. How to Ease Vaginal Swelling During Pregnancy. The Bump; 2020.
3. Patricia Geraghty, MSN, FNP-BC, WHNP. How Pregnancy Affects Vaginal Health. Healthline; 2016.
4. Anisa Nair. Vaginal Swelling During Pregnancy. Parenting First Cry; 2019.