Daftar isi
Masih banyak orang yang terkecoh dengan penyakit gangguan pernapasan seperti, asma dan bronkitis. Keduanya memang penyakit yang sama-sama berpengaruh pada paru-paru dan menimbulkan gejala yang sama. Namun ada perbedaan di antara keduanya, sehingga membutuhkan pengobatan yang berbeda pula. Berikut beberapa perbedaan antara asma dan bronkitis yang perlu Anda ketahui. [3,4,7]
Asma merupakan kondisi dimana saluran utama pernapasan mengalami penyempitan dan pembengkakan. Pada banyak kasus, kondisi tersebut dapat memicu keluarnya lendir yang berlebihan sehingga menyumbat saluran pernapasan.
Kondisi ini tentu saja membuat penderita asma menjadi kesulitan bernapas dan disertai batuk. Biasanya penderita asma selain merasa sesak napas, juga akan terdengar suara lirih seperti bunyi ngik saat menghirup napas. [5]
Bronkitis merupakan kondisi yang terjadi ketika saluran yang membawa udara ke dan dari paru-paru mengalami peradangan dan pembengkakan. Penderita bronkitis akan mengalami batuk parah dengan lendir kental (dahak) yang sangat mengganggu. [1,6]
Batuk menjadi gejala paling umum dari asma dan bronkitis. Maka dari itu, dokter akan memeriksa gejala lain yang dialami pasien untuk mengetahui seseorang menderita sakit asma atau bronkitis. [2,7]
Berikut beberapa gejala yang dapat membedakan keduanya, yaitu: [2,5,6,7]
Asma
Penderita asma umumnya mengalami gejala seperti berikut ini: [5,7]
Bronkitis
Sedangkan penderita bronkitis biasanya akan mengalami gejala seperti berikut: [2,6]
Hingga kini masih belum diketahui pasti apa yang menyebabkan timbulnya asma. Namun seseorang yang memiliki riwayat keluarga atau genetik dengan sakit asma sangat besar kemungkinannya mengalami kondisi yang sama.
Faktor genetik yang diturunkan dari orangtua sangat memungkinkan berpengaruh pada saluran pernapasan menjadi lebih sensitif terhadap pemicu alergi di suatu lingkungan, seperti asap, serbuk sari dan bulu hewan peliharaan. Faktor lingkungan juga bisa mempengaruhi seseorang mengidap asma. [1,3,4]
Seseorang akan lebih beresiko terkena asma apabila: [3]
Bronkitis diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bronkitis akut dan kronis. Bronkitis akut disebabkan oleh virus atau bakteri. Sedangkan bronkitis kronis sering kali disebabkan oleh kebiasaan merokok. Faktor lingkungan juga sangat berdampak hingga seseorang mengidap bronkitis, seperti polusi udara, debu dan gas beracun. [1,3,6]
Seseorang akan lebih beresiko terkena bronkitis apabila: [3]
Dokter dapat memastikan seseorang menderita asma atau tidak dimulai dengan menanyakan riwayat kesehatannya, serta gejala yang dialami. Untuk memastikan seseorang benar-benar menderita asma, dokter akan melakukan tes pernapasan, seperti spirometry. Tes ini dilakukan untuk melihat seberapa besar hembusan udara yang bisa dikeluarkan paru-paru seseorang. [2,3]
Sedangkan bagi penderita bronkitis, dokter akan mendiagnosis bronkitis setelah melakukan: [1,2,3]
Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan asma, tetapi kemunculannya dapat dikendalikan dengan menghindari pemicu yang berpotensi membuat asma kambuh. Hal itu bisa dilakukan dengan menghindari area berasap atau lingkungan teriritasi lainnya. [1,2]
Dokter akan meresepkan obat yang dapat mengurangi gejala asma. Dan biasanya dokter juga akan memberikan inhaler, yang sangat efektif bekerja cepat untuk meringankan masalah pernapasan. [2]
Bronkitis juga sampai saat ini belum ada obatnya. Bronkitis akut yang disebabkan oleh virus tidak dapat disembuhkan dengan obat antibiotik. Antibiotik hanya dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri. [3]
Maka dari itu, dokter akan menyarankan untuk penderita bronkitis akut untuk: [1,2,3]
Penderita bronkitis sebaiknya menjaga kebiasaan dan mengubah gaya hidupnya untuk meningkatkan sistem imun tubuh, sehingga tahan terhadap virus. [2]
Pengobatan bronkitis kronis sama dengan pengobatan untuk penderita asma. Tujuan pengobatan kedua penyakit tersebut adalah untuk membuka saluran pernapasan agar dapat kembali bernapas dengan normal. [1,3]
Bagi penderita bronkitis kronis, biasanya dokter akan meresepkan bronkodilator. Obat ini dapat melegakan otot-otot di sekitar saluran pernapasan dan juga mengurangi produksi dahak yang menyumbat saluran pernapasan. [3]
Selain itu, dokter juga akan memberikan steroid yang dapat mengurangi pembengkakan pada saluran pernapasan. Penggunaan inhaler juga mampu meredakan bronkitis yang sedang kambuh. [3]
Penderita bronkitis akut akan membaik setelah dinyatakan bebas dari infeksi. Sedangkan penderita bronkitis kronis dan asma akan terus mengidap penyakit ini dalam jangka waktu yang panjang.
Maka dari itu tindakan pencegahan dengan menghindari pemicu kambuhnya penyakit dan rutin mengonsumsi obat yang diresepkan dokter, dapat mengurangi gejala yang timbul. [3,5]
Untuk mencegah kambuhnya asma dan bronkitis, hindari pemicu-pemicu yang dapat menimbulkan gejalanya dengan melakukan kegiatan berikut: [3,6]
1. Andy Wong. Difference between Bronchitis and Asthma. Plush Care; 2017.
2. Alana Biggers, M.D., MPH and Rachel Nall, MSN, CRNA. Is it Bronchitis or Asthma?. Medical News Today; 2018.
3. Katie Mena, M.D. and Stephanie Watson. Is it Asthma or Bronchitis? Learn the Signs. Healthline; 2018.
4. Madeline R. Vann, MPH and Bhargavi Patham, MD, PhD. Is it Asthma, Bronchitis, or Both?. Everyday Health; 2018.
5. Mayo Clinic Staff. Asthma. Mayo Clinic; 2020.
6. Mayo Clinic Staff. Bronchitis. Mayo Clinic; 2017.
7. Sarah O’Brien and Editorial Team. Asthma or Bronchitis. Asthma Net; 2016.