Keracunan makanan ialah penyakit yang disebabkan oleh mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan parasit atau zat beracun yang dihasilkan merupakan penyebab paling umum dari keracunan makanan[1, 2].
Kontaminasi pada makanan dapat terjadi selama proses produksinya, meliputi saat pertumbuhan bahan makanan, permanen, pemrosesan, penyimpanan, pengiriman, atau penyajian[1].
Penyebaran mikroorganisme berbahaya sering kali terjadi melalui kontaminasi silang, yaitu perpindahan mikroorganisme dari satu permukaan ke permukaan lain. Kontaminasi silang menjadi masalah utama pada bahan yang dimakan mentah seperti salad[1].
Secara alami semua bahan makanan mengandung sejumlah mikroorganisme. Meski demikian, penanganan, penyimpanan, dan pengolahan bahan makanan yang tidak tepat dapat mengakibatkan bakteri memperbanyak diri hingga mencapai jumlah besar, yang mana dapat menyebabkan keracunan makanan[3].
Setiap tahunnya, di Amerika Serikat sebanyak 128.000 orang dirawat di rumah sakit dan sekitar 3.000 meninggal akibat keracunan makanan[2].
Penanganan keracunan makanan bergantung pada sumber penyakit serta tingkat keparahan gejala. Pada kebanyakan kasus, orang yang mengalami keracunan makanan akan membaik dengan sendirinya tanpa penanganan medis[3, 4].
Berikut langkah pertolongan pertama keracunan makanan[1, 4, 5]:
Daftar isi
Pada beberapa kasus, obat yang dijual bebas seperti loperamide dan bismuth subsalicylate dapat mengatasi diare yang disebabkan oleh keracunan makanan
Obat ini dapat merugikan pada bayi dan anak-anak. Penggunaan sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter.
Jika mengalami diare berdarah atau demam, sebaiknya tidak menggunakan obat komersil untuk mengatasi diare. Pasien dianjurkan memeriksakan diri ke dokter.
Pada umumnya, pasien keracunan makanan perlu menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menghindari makanan serta substansi tertentu hingga kondisi membaik, termasuk produk susu, kafein, alkohol, dan nikotin. Pasien juga perlu cukup beristirahat karena keracunan makanan dapat melemahkan dan membuat lelah tubuh pasien[3].
Sakit akibat keracunan makanan umumnya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari. Biasanya keracunan makanan bersifat ringan dan membaik tanpa perawatan. Akan tetapi beberapa kasus dapat memerlukan pertolongan medis[1].
Jika keracunan makanan disertai gejala berikut, sebaiknya mencari pertolongan medis[1, 4]:
1. Anonim. First Aid for Food Poisoning. Watsons Health; 2021.
2. Dianne G. First Aid Guide: Food Poisoning. Life Mag; 2020.
3. Rio Bray. Fight Food Poisoning with First Aid. Imperative Training; 2019.
4. Anonim. Food Poisoning. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2021.
5. Anonim, reviewed by Sabrina Felson, MD. Food Poisoning Treatment. WebMD; 2020.