Sesak napas atau dyspnea adalah sebuah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan bernapas dan ditandai dengan napas pendek terengah-engah yang terkadang disertai mengi [1,2,3,4].
Kondisi gangguan pernapasan semacam ini bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja secara tiba-tiba [1,2,3,4].
Pemicunya pun beragam, mulai dari stres, serangan panik, paparan alergen, gangguan pencernaan pada lambung, riwayat penyakit paru, hingga serangan jantung [1,2,3,4].
Ketika sesak napas terjadi, baik disertai nyeri dada maupun tidak berikut ini merupakan sejumlah langkah pertolongan pertama sesak napas yang bisa diterapkan jika terdapat anggota keluarga atau teman yang mengalaminya.
Daftar isi
Sewaktu melihat seseorang mengalami sesak napas, tindakan utama yang penting dilakukan adalah membawa penderita jauh dari kerumunan.
Pastikan untuk memindahkan penderita ke tempat yang lebih sepi, bersuasana lebih tenang dan aman, serta bantu penderita beristirahat.
Kondisi penderita akan terbantu untuk menjadi lebih stabil ketika berada di tempat yang jauh dari banyak orang.
Setelah memindahkan penderita ke tempat aman untuk menstabilkan kondisinya, penolong sebaiknya segera menghubungi rumah sakit terdekat [5,6].
Pertolongan medis membutuhkan waktu untuk datang memberikan penanganan bagi penderita, maka dari itu hal ini sebaiknya dilakukan secepatnya.
Bantu penderita dalam posisi tubuh yang nyaman, yakni dengan mendudukkannya [5,6].
Cari sesuatu yang bisa menjadi sandaran saat penderita sudah pada posisi duduk, seperti bantal di belakang kepala atau punggung [5,6].
Meski perlu memosisikan tubuh penderita sesak napas dengan benar dan nyaman, hindari membantu penderita berada pada posisi berbaring [5,6].
Posisi tidur ketika sedang sesak napas tidak akan nyaman bagi penderita karena posisi duduk memudahkan penderita dalam menarik napas dan mendapatkan oksigen.
Berniat menolong agar penderita lebih nyaman bukan berarti penolong bisa memberikan makanan dan minuman [6].
Hindari tindakan tersebut apapun bentuk makanan maupun minumannya [6].
Dikhawatirkan pemberian makanan dan minuman justru memperburuk kondisi pernapasan penderita.
Seringkali pakaian yang terlalu tertutup, tebal, atau ketat bisa menjadi alasan mengapa sesak napas tak kunjung berhenti [5,6].
Maka penolong sebaiknya melonggarkan pakaian penderita supaya mereka lebih mudah menarik dan mengembuskan napas.
Jika ada dan tersedia, penolong dapat mengambil air hangat secukupnya [6].
Bukan memberikannya kepada penderita untuk diminum, melainkan sebagai penghangat di bagian dada [6].
Apabila memungkinkan, beri kompres hangat untuk bagian dada penderita supaya jalan pernapasan penderita lebih stabil [6].
Jika penderita memang memiliki penyakit asma, biasanya ke manapun penderita akan membawa obat asma [7].
Coba periksa apakah penderita membawa obat asma dan jika sudah menemukannya, beri obat tersebut untuk meredakan sesak napas [7].
Namun bila penderita tidak memiliki obat sendiri, obat pereda sesak napas yang umumnya digunakan adalah nebuliza atau salbutamol.
Pijatan dapat membantu memperlancar pernapasan penderita sesak napas, terutama pada area jempol kaki.
Titik saraf paru ada pada jempol kaki, maka memijat bagian tersebut secara pelan-pelan dapat membantu pasien kembali bernapas lebih lega.
Hanya saja jika memijat terlalu keras, kondisi pasien berisiko jauh lebih buruk nantinya.
Penderita sesak napas kemungkinan merasa panik dan cemas [5,6].
Namun ketika mendampingi penderita sesak napas, coba untuk menenangkannya lalu minta untuk menarik napas dalam-dalam dan sedikit panjang pelan-pelan.
Hal ini dapat coba diinstruksikan kepada penderita setelah keluhan sesak napas tidak seburuk di awal.
Saat menolong penderita sesak napas dengan riwayat cedera di bagian leher atau dada, pastikan agar tubuh pasien tidak banyak bergerak pada area tersebut [5,6].
Jika pun tubuh pasien bergerak, jaga agar gerakan tidak berlebihan, terutama pada bagian tubuh yang pernah mengalami cedera.
Walaupun sudah menelepon bantuan medis dan membantu memberikan pertolongan pertama yang bertujuan meredakan sesak napas dan menstabilkan pernapasan penderita, tetaplah berada di sana bersama penderita [5,6].
Hingga pertolongan medis tiba, sebaiknya penolong tetap mendampingi penderita sekalipun kondisi tidak seburuk di awal dan kondisi sudah terlihat membaik.
Sekalipun sesak napas penderita telah berhenti atau gejala tampak membaik, tetap berada di samping penderita sampai pertolongan medis datang [5,6].
Bahkan saat pertolongan medis datang, penolong bisa berada di sana memastikan penderita memperoleh penanganan yang tepat.
Penderita sesak napas yang baru pertama kali mengalami hal ini membutuhkan orang lain untuk mendampinginya selama pemeriksaan dan penanganan.
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter saat sesak napas mulai dialami?
Bila sesak napas disertai beberapa gejala berikut, segera periksakan diri ke dokter.
Sesak napas dapat menandakan adanya penyakit serius yang bahkan mematikan, maka pertolongan pertama dan pertolongan medis harus penderita dapatkan segera.
1. Muhammad F. Hashmi; Pranav Modi; & Sandeep Sharma. Dyspnea. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Samantha K. Norelli; Ashley Long; & Jeffrey M. Krepps. Relaxation Techniques. National Center for Biotechnology Information; 2021.
3. Curt Cackovic; Saad Nazir; & Raman Marwaha. Panic Disorder. National Center for Biotechnology Information; 2021.
4. Rina Chabra & Mohit Gupta. Allergic And Environmental Induced Asthma. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. By Rod Brouhard, EMT-P & Michael Menna, DO. First Aid Tips for Treating Shortness of Breath. Verywell Health; 2021.
6. Jesse Borke, MD, CPE, FAAEM, FACEP, David Zieve, MD, MHA, & Brenda Conaway. Breathing difficulties - first aid. Medline Plus; 2019.
7. Victoria State Government. Asthma emergency first aid. Better Health Channel; 2021.