Daftar isi
Presbikusis adalah penurunan kemampuan pendengaran karena faktor usia yang wajar dialami lansia 65 tahun ke atas. Hal ini disebabkan penurunan fungsi semua organ tubuh, termasuk organ pendengaran. Presbikusis bukanlah kondisi yang mengancam nyawa, tetapi jika tidak dideteksi dan ditangani dengan tepat, presbikusis dapat menurunkan kualitas hidup penderita. [4]
Di bawah ini adalah fakta-fakta seputar presbikusis yang wajib Anda ketahui: [1, 2, 6]
Presbikusis adalah kondisi yang umum terjadi di kalangan orang tua. Sel rambut selaku reseptor suara di koklea yang berperan mentransmisikan gelombang suara ke otak ikut mengalami penurunan fungsi. Akan tetapi, terdapat faktor-faktor lain yang turut berkontribusi terhadap turunnya kemampuan pendengaran seseorang. Beberapa di antaranya adalah: [2, 6]
Jika sewaktu muda Anda sering pergi ke konser rock dengan volume suara kencang, hal ini dapat memicu terjadinya presbikusis lebih cepat. Selain itu, menekuni bidang pekerjaan tertentu seperti konstruksi dan operasional pabrik yang akrab dengan lingkungan bising juga ikut memengaruhi.
Data dari Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja tahun 2008 di bawah ini menunjukkan durasi maksimal paparan suara yang bisa diterima telinga manusia normal:
Level Kebisingan (desibel) | Contoh Suara | Durasi Maksimal |
90 | Alat pemotong rumput | 8 jam per hari |
100 | Suara mesin pabrik | 4 jam per hari |
110 | Keramaian di konser musik rock | 30 menit |
115 | Suara yang dihasilkan dari teknik sandblasting (proses pembersihan permukaan material dengan menembakkan pasir dan silika) | Kurang dari 15 menit |
Susunan gen tertentu yang diturunkan pada proses pewarisan sifat dapat menjadikan seseorang lebih rawan terkena presbikusis.
Misalnya, antibiotik gentamicin, dan slidenafil. Selain itu, kondisi di mana telinga sering berdengung dapat disebabkan konsumsi aspirin dan obat pereda nyeri lain dalam dosis tinggi.
Terkena infeksi, mendengar suara ledakan, dan memasukkan benda tajam dapat merusak membran timpani. Hal ini lebih familiar dikenal sebagai peristiwa pecahnya gendang telinga. Penyakit tertentu seperti radang selaput otak juga dapat merusak koklea telinga yang berujung pada hilangnya pendengaran.
Presbikusis akan semakin parah jika penderita mengidap penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, atau memiliki kebiasaan merokok.
Penting bagi Anda untuk peka dengan gejala presbikusis sebagai deteksi dini sebelum dokter memberi tindakan lanjutan. Gejala penyakit presbikusis antara lain: [7]
Terdapat tiga jenis gangguan pendengaran berdasarkan lokasinya, yaitu: [3]
Selain menyulitkan penderita melakukan aktivitas sehari-hari, presbikusis bisa membahayakan nyawa. Contohnya, penderita tidak dapat mendengar alarm pendeteksi kebakaran, suara klakson mobil, dan suara-suara peringatan lain. Lebih jauh lagi, presbikusis berdampak pada penurunan fungsi kognitif. Dari sisi psikologis, penderita cenderung mengalami depresi dan perasaan terisolasi karena tidak bisa merespons lawan bicaranya. [4]
Jika Anda merasakan gejala seperti yang dijelaskan di atas, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Ada beberapa langkah yang biasa dilakukan dokter untuk mengidentifikasi masalah pendengaran. Pertama-tama, dokter akan memasukkan otoskop (alat medis untuk memeriksa telinga bagian luar sampai tengah) dan mengecek apabila ditemukan peradangan. Melalui otoskop, dokter juga dapat melihat ada atau tidaknya penyumbatan oleh kotoran telinga. [5]
Apabila tidak ada peradangan atau penyumbatan, tes akan dimulai. Berbagai bunyi dengan variasi tone akan diperdengarkan dan Anda tinggal melambaikan tangan jika suara dapat ditangkap dengan jelas. Jika Anda kesulitan mendengar suara dengan tone tinggi maka kemungkinan besar Anda mengalami presbikusis. [5]
Tes pendengaran lain yang lazim dilakukan adalah Tes Rinne dan Tes Weber. Tes ini dapat menentukan apakah gangguan telinga Anda termasuk gangguan konduktif atau sensorineural. [5]
dokter akan meletakkan sebuah garpu tala yang bergetar di belakang telinga Anda. Jika tidak ada suara apa pun yang terdengar, Anda diminta untuk memberi tahu dokter. Selanjutnya, dokter akan memindahkan garpu tala ke samping telinga dan kembali menanyakan respons Anda. [5]
Pada tes ini garpu tala ditempatkan di tengah kepala dan Anda akan diminta untuk menunjukkan di posisi mana getaran terdengar paling jelas, apakah di telinga kiri atau kanan. [5]
Tes lain akan menguji kemampuan Anda menangkap pesan atau percakapan di mana terdapat gangguan atau efek suara lain. Anda harus mengulangi kata-kata yang masih bisa Anda dengar. Hampir semua tes dilakukan dengan prosedur sederhana tanpa menyebabkan rasa sakit atau rasa tidak nyaman dengan durasi sekitar satu jam. [5]
Sangat sulit untuk mengembalikan kondisi pendengaran seperti sedia kala. Namun, ada beberapa alternatif pengobatan yang layak Anda pertimbangkan, yakni: [5]
Dengan alat bantu digital, sebuah chip komputer mengkonversi suara yang datang menjadi kode-kode tertentu. Sinyal lalu dianalisis dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan penderita, merujuk pada hasil tes. Sinyal kemudian dikonversi menjadi gelombang suara dan disalurkan kembali ke telinga Anda.
Alat bantu pendengaran sudah banyak mengalami kemajuan sehingga dapat disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Ditambah lagi, banyak fitur yang memudahkan penderita.
Misalnya, konektivitas dengan bluetooth, kemampuan meminimalisir backsound yang mengganggu, proses charging yang cepat, dan letaknya yang dapat disesuaikan demi kenyamanan pengguna. Alat bantu pendengaran dilengkapi beberapa bagian.
Mikrofon berguna untuk mendeteksi suara, amplifier untuk membesarkan volume suara, speaker untuk mengirim suara ke telinga, dan baterai sebagai suplai tenaga. Beberapa alat bantu pendengaran juga dilengkapi dengan pengontrol volume
Metode ini dilakukan dengan memakai sebuah perangkat elektronik yang dapat menimbulkan suara. Implan terdiri dari dua bagian. Bagian satu ditempel di belakang telinga sedangkan bagian lain ditanam di bawah kulit dengan melakukan prosedur operasi.
Implan koklea dilakukan untuk kasus-kasus berat di mana penderita hampir tuli. Metode ini tidak bisa mengembalikan 100 persen pendengaran, tetapi membantu penderita agar mudah memahami ucapan lisan.
Ahli terapi akan mengajari penderita cara menangkap pesan dengan membaca gerak bibir orang yang sedang berbicara.
Tindakan ini diambil untuk beberapa kasus seperti kelainan tulang pendengaran, infeksi yang dialami berulang, maupun kerusakan pada gendang telinga.
Sekali organ pendengaran Anda rusak maka tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mengembalikannya ke kondisi awal. Dalam hal ini, tindakan preventif (pencegahan) jauh lebih berarti dibanding tindakan kuratif (pengobatan). Presbikusis dapat dicegah dengan beberapa cara berikut: [7]
1. Jameson JL, et al., eds. Disorders of hearing. In: Harrison’s Principle of Internal Medicine. 20th ed. New York, N.Y.: The McGraw-Hill Companies; 2018.
2. Anonim. Noice-induced hearing loss. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders; 2021.
3. Eggermont JJ. Types of hearing loss. Elsevier Academic Press; 2017.
4. Gates GA. Mills JH. Presbycusis. Lancet Sep 24-30;366(9491):1111-20; 2005.
5. Michaels TC, et al. Hearing loss in adults: Differential diagnosis and treatment. American Family Physician; 2019.
6. Anonim. Occupational noise exposure. Occupational Safety & Health Administration; 2021.
7. Anonim. Age-related hearing loss. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders; 2021.