Penyakit & Kelainan

Ruam Susu Pada Bayi : Penyebab – Gejala – Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Ruam Susu pada Bayi?

Ruam susu adalah salah satu jenis masalah kulit yang ditandai dengan bintik-bintik kemerahan pada permukaan kulit dan umumnya terjadi pada bayi [1,2,3].

Jenis gangguan kulit seperti ini biasanya timbul pada pipi bayi, maka ketika mendapati pipi bayi bruntusan, ruam susu/eksim susu bisa menjadi salah satu sebabnya [1,2,3].

Ruam susu pada bayi tetap disebut dengan eksim atau dermatitis atopik untuk istilah medisnya [1,2,3].

Apa itu eksim atau dermatitis atopik?

Eksim atau dermatitis atopik adalah jenis gangguan kesehatan kulit yang ditandai dengan rasa gatal, ruam merah, dan kering pada kulit [4].

Tidak hanya lengan maupun kaki, seringkali gejala eksim atau dermatitis atopik juga dapat timbul di kulit wajah [4].

Eksim sendiri dikenal dengan dua jenis kondisi, yakni eksim kering dan eksim basah; untuk dermatitis atopik, istilah ini adalah untuk kondisi eksim kering [4].

Gangguan kulit ini bukan jenis penyakit menular dan sangat umum terjadi pada bayi maupun balita dan saat anak tumbuh dewasa kemungkinan besar kondisi bisa kambuh [4].

Belum diketahui secara jelas penyebab utama dari timbulnya dermatitis atopik, namun seseorang yang lahir dalam keluarga beriwayatkan dermatitis atopik, rhinitis alergi, atau asma memiliki risiko lebih besar mengidapnya [4].

Berikut ini adalah beberapa faktor yang diketahui juga mampu meningkatkan risiko dermatitis atopik sehingga perlu diwaspadai [4] :

  • Alergi makanan
  • Alergi bulu hewan
  • Alergi suhu dingin
  • Alergi udara kering
  • Mengalami infeksi kulit
  • Mengalami iritasi karena pemakaian produk perawatan kulit yang tidak cocok
  • Mengalami iritasi karena penggunaan bahan pakaian dari kain sintetis atau kain wol
  • Mengalami gangguan hormonal

Terlepas dari penyebabnya, kondisi penderita dermatitis atopik dapat menjadi semakin parah karena sejumlah faktor seperti stres, berkeringat, terpapar debu atau udara kering, dan terpapar suhu terlalu panas atau dingin [4,5].

Setiap penderita dermatitis atopik mengalami gejala yang berbeda-beda, namun kulit yang gatal, beruam kemerahan, dan kering adalah gejala utama kondisi ini [4,5].

Selain dari ketiga keluhan tersebut, beberapa gejala lain yang patut diwaspadai adalah [4,5] :

  • Kulit bersisik
  • Kulit pecah-pecah
  • Ruam berair
  • Kulit mengerut (khususnya pada area bawah mata dan di telapak tangan)
  • Kulit mengelupas
  • Kulit mengeluarkan darah (pada kasus kulit pecah-pecah)

Untuk bayi dan balita, dermatitis atopik akan menimbulkan ruam merah, berkerak dan bersisik pada kulit pipi [2,3,4].

Namun tidak hanya bagian pipi, kulit kepala, tangan maupun kaki bayi juga dapat menjadi bagian tubuh yang mengalami gejala dermatitis atopik [2,3,4].

Jika bayi atau balita menggaruk atau terus-menerus menyentuhnya karena sangat gatal dan tak nyaman, lama-kelamaan rasa gatal akan memburuk [1,2,3,4].

Bila terjadi luka akibat garukan di bagian ruam yang gatal, hal ini akan mengakibatkan bekas luka atau bopeng.

Ketika kulit yang bermasalah terkena garukan terus-menerus, infeksi juga dapat terjadi sebagai akibatnya [2,3].

Penyebab Ruam Susu pada Bayi

Ruam susu yang timbul pada pipi bayi seringkali dianggap sebagai efek dari kulit pipi yang tidak sengaja tertetes ASI.

Namun sebenarnya, sama seperti pada dasarnya kondisi eksim, ruam terjadi karena tubuh si kecil tak mampu menghasilkan sel lemak (ceramide) secara memadai sehingga memicu radang pada kulit [1].

Paparan ASI atau bahkan konsumsi ASI bukan penyebab utama ruam susu terjadi pada kulit bayi.

Walau belum jelas dan pasti penyebab utama eksim, para peneliti mengaitkan ruam kemerahan ini dengan gangguan sistem imun bayi, faktor genetik, atau faktor eksternal lain [1].

Usia bayi di 6 bulan pertama sangat rentan terhadap gejala eksim; dalam hal ini adalah ruam susu yang terjadi selama bayi masih menyusu [1,2,3].

Oleh sebab itu, banyak orang menganggap bahwa ASI menjadi sebab utama ruam susu di mana sebenarnya bukan seperti itu.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang memungkinkan meningkatkan risiko ruam susu terjadi pada bayi :

  • Asupan Makanan Ibu Selama dan Setelah Hamil

Asupan makanan ibu dari bayi penderita ruam susu mampu menjadi alasan dibalik kondisi sang anak [6,7].

Makanan dan minuman yang sang ibu konsumsi selama hingga setelah hamil (saat menyusui) memengaruhi kondisi tubuh si kecil [6,7].

Asupan makanan pemicu alergi tentu akan memicu penyaluran zat-zat makanan tersebut ke dalam tubuh bayi di saat bayi menyusu ASI [6,7].

Hal ini kemungkinan menimbulkan tanda-tanda reaksi alergi pada kulit bayi, salah satunya adalah ruam susu di pipi bayi [1,2,3,6,7].

Ruam tersebut berpotensi muncul dari efek zat-zat pemicu peradangan yang sudah ada di dalam tubuh si kecil [6].

Oleh karena itu, para ibu dengan bayi yang mengalami ruam susu bisa mengingat-ingat kembali asupan apa saja yang masuk ke dalam tubuh selama hamil dan menyusui [6,7].

Telur, susu dan kacang adalah tiga jenis contoh makanan yang umumnya mampu memicu reaksi alergi [6,7].

  • Riwayat Alergi pada Orang Tua Bayi

Orang tua atau keluarga bayi yang memiliki riwayat alergi, khususnya alergi makanan akan meningkatkan risiko bayi menderita ruam susu [1,2,3,4].

Umumnya, orang dewasa mengalami reaksi alergi terhadap susu, telur atau kacang, atau bisa juga makanan lainnya [1,2,3,4,6,7].

Jadi ketika seorang ibu memiliki riwayat alergi (atau bahkan anggota keluarga lain), si kecil berpotensi besar mengalami masalah kulit karena alergi yang sama [1,2,3,4].

Gejala ruam susu bisa semakin parah bila bayi diketahui memiliki alergi terhadap susu dan olahannya namun tetap diberi asupan tersebut [1,2,3,4].

Namun biasanya, susu sapi adalah jenis yang paling rentan berakibat pada reaksi alergi, sedangkan ASI sangat aman [8].

Gejala Ruam Susu pada Bayi

Ruam susu pada bayi ditandai dengan ruam merah atau bintik-bintik merah di bagian pipi bayi.

Selain di bagian pipi, seringkali bagian tubuh lain seperti kaki dan lengan juga dapat menjadi lokasi timbulnya gejala.

Seperti eksim atopik atau dermatitis atopik pada umumnya yang terjadi pada bayi dan balita, ruam susu akan menimbulkan gejala serupa.

Ruam akan disertai pula dengan kulit kering dan rasa gatal sehingga bayi akan merasa tak nyaman dan cenderung ingin menyentuh maupun menggaruk pipinya.

Gejala ruam susu dapat hilang dengan sendirinya, namun juga berisiko kambuh kapan saja, dan peradangan seringkali terjadi sangat lama pada penderita.

Pemeriksaan Ruam Susu pada Bayi

Seperti pemeriksaan pada umumnya, dokter akan memeriksa kondisi kulit bayi dan mengecek gejala apa saja yang terjadi pada kulit [2].

Dokter kemungkinan juga akan bertanya kepada orang tua bayi mengenai riwayat kesehatan keluarga serta riwayat asupan bayi [2].

Kedua metode pemeriksaan ini biasanya sudah cukup bagi dokter untuk menghasilkan diagnosa bagi kondisi kulit si kecil [2].

Namun bila diperlukan, beberapa tes lain seperti tes darah dan biopsi kulit akan dokter lakukan untuk menegakkan diagnosa [1,4].

Pengobatan Ruam Susu pada Bayi

Penanganan ruam susu pada bayi umumnya tidak terlalu sulit, namun para orang tua hanya perlu memerhatikan obat dan penggunaan produk perawatan kulit bayi seaman mungkin.

Berikut ini adalah beberapa metode yang bisa dilakukan dalam menangani ruam susu bayi.

  • Mengoleskan Pelembap Kulit Aman

Untuk kulit bayi yang mengalami ruam susu, orang tua dapat meredakan gejalanya dengan mengoleskan pelembap aman seperti hypoallergenic ringan [9].

Pelembap yang aman bagi masalah kulit bayi adalah yang berbahan ringan, berkandungan ceramide, berbahan organik, dan berkandungan pH seimbang [9].

Pelembap dengan kandungan ceramide sangat bermanfaat dalam memulihkan kulit bayi karena jaringan kulit sensitif si kecil dapat diperbaiki secara aman [9].

Penggunaan pelembap yang ringan dan aman sekalipun dapat dilakukan ketika orang tua mengecek kandungan komposisinya lebih dulu [9].

Gunakan pelembap ini 3-5 menit setiap sehabis memandikan bayi dengan mengoleskannya lembut pada kulit bayi.

  • Menghindari Faktor yang Memperburuk Masalah Kulit

Pada dermatitis atopik, beberapa faktor mampu menyebabkan gejala bertambah parah, seperti suhu panas atau dingin, udara kering, makanan tertentu, polusi/debu, keringat dan bahan pakaian kasar [1,2,3,4].

Oleh karena itu, hindarkan si kecil dari berbagai faktor tersebut supaya gejala yang sedang diobati lebih cepat pulih [1,2,3,4].

Pakaian bayi pun sebaiknya pilih yang berbahan lembut, tipis dan hindari memakaikan pakaian terbuat dari kain sintetis dan wol [3].

  • Menggunakan Sabun Mandi Aman

Selain memerhatikan produk pelembap yang aman, penting bagi orang tua untuk memilih produk sabun mandi yang juga berbahan ringan [1,2,3].

Sabun tidak berpewangi, tidak berwarna, dan merupakan sabun hypoallergenic adalah yang paling baik bagi bayi dengan ruam susu [1,2,3].

Penggunaan sabun yang terlalu wangi artinya memiliki kandungan bahan kimia di mana zat ini bisa memperburuk ruam susu bayi [1,2,3,9].

  • Mengoleskan Obat Eksim

Jika sudah memeriksakan kondisi kulit bayi ke dokter, biasanya dokter memberikan salep atau krim sebagai obat ruam susu [1,2,3,9].

Obat ini juga disebut obat eksim di mana dapat orang tua oleskan ke kulit bayi setiap sehabis memandikan bayi [1,2,3,9].

Terapkan 3-5 menit setelah memandikan si kecil dengan mengoleskan ke kulit bayi dengan lembut.

Obat eksim ini biasanya bertujuan utama meredakan gejala sekaligus menjaga kulit bayi tetap lembap [1,2,3].

Pencegahan Ruam Susu pada Bayi

Agar ruam susu tidak terjadi pada bayi, belum diketahui secara pasti bagaimana cara mencegahnya.

Namun dengan orang tua mengetahui riwayat alergi dalam keluarga dan pada diri mereka, makanan-makanan pemicu alergi dapat dihindari.

Segera periksakan ke dokter apabila bayi mengalami gejala ruam susu agar segera memperoleh penanganan yang tepat dan gejala tidak semakin parah.

1. Children's National. Pediatric Eczema (Atopic Dermatitis). Children's National; 2022.
2. Karen Gill, M.D. & Jon Johnson. What is the prevalence of eczema in infants?. Medical News Today; 2021.
3. Amanda Krupa & Lauren Crosby, M.D., F.A.A.P. Infant Eczema (Atopic Dermatitis and Contact Dermatitis). What To Expect; 2021.
4. Logan Kolb & Sarah J. Ferrer-Bruker. Atopic Dermatitis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Andrea L. Suarez, Jamison D. Feramisco, John Koo, & Martin Steinhoff. Psychoneuroimmunology of Psychological Stress and Atopic Dermatitis: Pathophysiologic and Therapeutic Updates. Acta Dermato-Venereologica; 2013.
6. LISA Study Group. Maternal diet during pregnancy in relation to eczema and allergic sensitization in the offspring at 2 y of age. The American Journal of Clinical Nutrition; 2007.
7. Youngshin Han, Youngmi Lee, Haeryun, Sunyoung Park, & Kyunghee Song. Nutrient intakes of infants with atopic dermatitis and relationship with feeding type. Nutrition Research and Practice; 2015.
8. Z Pourpak, A Farhoudi, M Mahmoudi, M Movahedi, M Ghargozlou, A Kazemnejad, & B Eslamnoor. The role of cow milk allergy in increasing the severity of atopic dermatitis. Immunological Investigations; 2004.
9. Lawrence F. Eichenfield, MD, Wynnis L. Tom, MD, Timothy G. Berger, MD, Alfons Krol, MD, Amy S. Paller, MS, MD, Kathryn Schwarzenberger, MD, James N. Bergman, MD, Sarah L. Chamlin, MD, MSCI, David E. Cohen, MD, Kevin D. Cooper, MD, Kelly M. Cordoro, MD, Dawn M. Davis, MD, Steven R. Feldman, MD, PhD, Jon M. Hanifin, MD, David J. Margolis, MD, PhD, Robert A. Silverman, MD, Eric L. Simpson, MD, Hywel C. Williams, DSc, Craig A. Elmets, MD, Julie Block, BA, Christopher G. Harrod, MS, Wendy Smith Begolka, MBS, & Robert Sidbury, MD. Guidelines of Care for the Management of Atopic Dermatitis. Journal of the American Academy of Dermatology; 2015.

Share