Penyakit & Kelainan

Scopophobia: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Scopophobia?

Scopophobia adalah sebuah rasa ketakutan yang berlebihan untuk ditatap orang lain. Rasa scopophobia adalah seperti menjadi pusat perhatian sampai seolah-olah anda sedang diteliti . [3]

Nama lain untuk scopophobia adalah scotophobia dan ophtalmophobia. [2]

Seperti fobia lainnya, rasa ketakutan ini diluar proporsi risiko yang terlibat. Kecemasan bisa menjadi begitu kuat sehingga bisa menghalai anda dalam situasi sosial, termasuk sekolah dan kerja. [3]

Gejala Scopophobia

Gejala scopophobia memiliki insentitas yang bervariasi dari satu penderita ke penderita lainnya. Jika anda tiba-tiba seperti mengalami scopophobia, anda mungkin mengalami gejala yang berhubungan dengan ansietas, seperti [2,3] :

  • Rasa cemas yang berlebihan
  • Tersipu malu
  • Detak jantung meningkat
  • Berkeringat atau gemetar
  • Bibir kering
  • Kesulitan konsentrasi
  • Resah
  • Serangan rasa panik
  • Tegang otot
  • Hiperventilasi
  • Pusing dan mual
  • Kebingungan

Penyebab Scopophobia

Scopophobia dapat terjadi, namun tidak selalu, akibat pernah dilacak atau peristiwa yang traumatis. Mereka yang pernah dibully atau dilecehkan dapat meningkatkan resiko dari fobia ini. [1]

Banyak remaja melewati fase penemuan jati diri yang ekstrim, dimana dapat termasuk rasa khawatir jika ditatap. Namun, secara umum, perasaan ini dapat reda seiring berjalannya waktu. Jika rasa takut tetap ada atau memburuk, maka hal ini yang terdiagnosa sebagai scopophobia. [1]

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan scopophobia adalah [2] :

  • Genetik

Genetik dapat bermain peran dalam kegelisahan sosial, walaupun bukan menjadi penyebab yang sering terjadi pada scopophobia. Seseorang dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan ansietas memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap scopophobia.

  • Pengalaman Buruk Dini

Banyak fobia, termasuk scopophobia, dipicu dengan peristiwa traumatis saat masih kecil. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki pengalaman bully, pelecehan publik, atau siksaan lebih sering merasa cemas saat ditatap dikemudian hari.

  • Memiliki Kelainan Fisik

Seseorang dengan kelainan fisik yang disebabkan karena sakit atau kecelakaan lebih sering ditatap orang dan lama-kelamaan dapat membentuk rasa ketakutan ini.

Secara umum, individu dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah karena bentuk tubuh memiliki resiko yang tinggi terhadap scopophobia.

  • Kondisi Neurologis

Beberapa orang dengan epilepsi, skizofrenia, autisme atau sindrom Tourette dapat menjadi scopophobia.

Hubungan Scopophobia dan Gangguan Terkait

Pada banyak spesies hewan, kontak mata langsung memiliki sinyal agresi. Pada manusia, kontak mata memiliki banyak arti sosial yang kompleks. [3]

Kontak mata dapat mengkomunikasikan bahwa seseorang memberikan atensi penuh terhadap anda. Kontak mata dapat menunjukkan bahwa ini saatnya anda untuk berbicara. Kontak mata dapat juga menunjukan luapan emosi yang beragam, terutama saat ekspresi mata mereka terbaca dalam raut wajah yang mendukung, intonasi suara, dan bahasa tubuhnya. [3]

Namun, jika anda memiliki scopophobia, anda dapat salah membaca kontak mata dan ekspresi wajah lawan bicara. Penliti telah mempelajari bagaimana kecemasan sosial mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengetahui secara akurat kemana orang tersebut menatap dan apa maksud ekspresi wajah mereka. [3]

Berikut adalah beberapa penemuannya [3] :

  • Persepsi Tatapan “Kerucut”

Saat seseorang dalam jangkauan penglihatan anda, natural sekali bagi anda mencatat arah umum kemana mereka melihat. Peneliti telah mengarahkan kesadaran ini kedalam persepsi tatapan kerucut. Jika anda memiliki ansietas sosial, kerucut anda dapat lebih lebar dari rata-rata.

Hal ini dapat terlihat seperti seseorang memperhatikan anda langsung padahal mereka melihat anda pada arah umum, dan jika anda scopophobia, anda bahkan mungkin merasa seperti dievaluasi atau dihakimi.

Rasa tidak nyaman akan ditatapi seperti itu dapat semakin kuat jika terdapat lebih dari satu orang pada jangkauan pandangan anda.

Pada salah satu studi di tahun 2011, peneliti memeriksa apakah seseorang dengan gangguan kegelisahan sosial percaya bahwa seseorang yang berada didekatnya sedang mengawasi dirinya, padahal seseorang tersebut melihat pada pandangan umum saja.

Studi tersebut menunjukkan bahwa sesorang dengan gangguan kegelisahan sosial cenderung memiliki rasa yang lebih besar untuk menjadi pusat atensi, tetapi hanya jika ada orang lain yang hadir.

  • Persepsi Ancaman

Beragam studi menunjukkan bahwa orang dengan kecemasan sosial percaya bahwa seseorang yang memperhatikan mereka adalah ancaman. Rasa takut di otak teraktivasi, terutama saat ekspresi wajah orang lain tergambarkan seperti marah.

Namun, ada sedikit catatan penting untuk hal ini. jika anda memiliki kecemasan sosial, anda mungkin membaca ekpresi natural muka orang lain dengan tidak akurat.

Peneliti telah mengobservasi bahwa kegelisahan sosial dapat menyebabkan anda menghindari melihat langsung ke mata lawan bicara anda, melainkan berfokus kepada bagian wajah lainnya. [3]

Kecenderungan untuk menghindari kontak mata juga terjadi pada penderita autisme gangguan spektrum dan skizofrenia. Namun kesempatan anda untuk salah menentukan suasana hati, ekspresi, atau intensi orang lain meningkat jika anda tidak mendapat isyarat penting dari mata mereka. [3]

Peneliti juga telah menunjukan bahwa kegelisahan sosial dapat menyebabkan seseorang membaca wajah orang lain terlalu banyak, mencari adanya emosi negatif, atau disebut hypervigilance (sangat waspada). Penderita hyoervigilance cenderung sangat mampu mengidentifikasi tanda-tanda kemarahan. [3]

Sisi lain dari hypervigilance adalah dapat memunculkan kognitif yang bias, sehingga menyebabkan anda untuk merasakan kemarahan dalam ekspresi netral. [3]

Apakah Scopophobia Mempengaruhi Kehidupan Anda?

Scopophobia dapat menyebabkan anda menghindari situasi sosial, bahkan sampai ke perkumpulan kecil dengan orang yang anda kenal. [3]

Jika gejala anda semakin berat, rasa takut ini bisa menyebabkan anda menghindari pertemuan tatap muka seperti pergi ke dokter, berbicara dengan guru anak anda, atau menggunakan kendaraan umum. [3]

Jika anda sangat khawatir seperti ditatap, maka dapat membatasi dunia kerja anda atau hubungan berpacaran anda, serta dapat menyebabkan anda kehilangan kesempatan untuk jalan-jalan atau untuk edukasi kedepannya. [3]

Pencegahan Scopophobia

Jika anda merasa perasaan ansietas anda meningkat seperti scopophobia, anda dapat melakukan beberapa hal berikut untuk menenangkan diri anda, [3] :

  • Tutup mata anda untuk mengurangi stimulasi dari sekeliling anda.
  • Berlatih pernapasan yang pelan dan dalam.
  • Ketahui bagaimana perasaan tubuh anda.
  • Melakukan relaksasi setiap bagian tubuh satu-persatu
  • Membayangkan lokasi yang tenang, suatu tempat dimana anda bisa merasa nyaman dan aman.
  • Mengingatkan diri anda bahwa kegelisahan akan berlalu.
  • Mencari seseorang yang terpercaya dan mendukung.

Pengobatan Scopophobia

Jika tidak ditangani, scopophobia dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Dalam kasus ekstrim, hal ini akan berdampak buruk terhadap kehidupan seseorang. Psikoterapis menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk membantu penderita scopophobia untuk mengatur ansietasnya. [2]

  • Desensitisasi Sistematis

Salah satu strategi uumum yang digunakan untuk mengatur fobia tertentu adalah dengan densitisasi sistematis, atau bisa juga disebut terapi eksposur bertahap. Terapi ini mengkombinasi teknik relaksasi dengan eksposur bertahap untuk membantu pasien mengalahkan fobianya secara perlahan. [2]

Pasien dihadapkan dengan skenario terkait fobianya, dari yang paling tidak mengancam (foto seseorang yang menatap) hingga yang paling ditakuti (keadaan yang sebenarnya memicu rasa takut). [2]

Setelah merasa nyaman dengan satu tahapan, penderita dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya hingga siap untuk menghadapi situasi yang paling mereka takutkan. [2]

  • Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif menggabungkan terapi eksposur bertahap dengan mempelajari mekanisme dari ketakutan tersebut. Hal ini membantu penderita untuk mengontrol pikiran dan emosinya, membuat mereka mengganti rasa ketakutannya dengan kepercayaan. [2]

Terapi juga melibatkan pemahaman dan perubahan keyakinan serta pemikiran yang mengarah pada fobia tersebut. [2]

  • Hipnoterapi

Hipnoterapi atau terapi sugestu adalah penanganan yang efisien untuk banyak tipe fobia. Terapi ini mengandalkan kemampuan dari pikiran untuk membuat perubahan pada penggunaan saran yang positif. [2]

Proses ini membuat penderita untuk menemukan penyebab yang mendasari dari ketakutan mereka dan menekan respon negatif dari stimulus. [2]

  • Meditasi

Meditasi dapat membantu mengatur ansietas yang berhubungan dengan fobia spesifik termasuk scopophobia. Meditasi memungkinkan penderita untuk mengontrol gejala fisik dari ansietas seperti hipersalivasi, peningkatan detak jantung, pusing, dan ketegangan otot. [2]

Meditasi ini dapat dicapai dengan teknik relaksasi dan latihan pernapasan, dimana rasa takut akan digantikan dengan ketenangan. [2]

1. Lisa Fritscher & Steven Gans. Scoptophobia or The Fear of Being Stared At. Verywell Mind; 2020.
2. Theodore. Scopophobia - Fear of Being Stared At. Practicalpie; 2020.
3. Timothy J. Legg, PhD, CRNP & Rebecca Joy Standborough, MFA. What to Know About Scopophobia, or Fear of Being Stared At. Healthline; 2020.

Share