Obat

Sodium Calcium Edetate: Manfaat – Dosis dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sodium calcium edetate diberikan izin oleh FDA pada tanggal 16 Juli 1953. Obat ini diberikan untuk mengurangi konsentrasi timbal dalam darah. [1]

Sodium calcium edetate memindahkan timbal dari tulang sehingga digunakan secara luas dalam menangani keracunan timbal. Obat ini mampu meningkatkan pemindahan timbal dalam tubuh. [2]

Apa itu Sodium Calcium Edetate?

Di bawah ini adalah informasi mengenai sodium calcium edetate seperti indikasi, kontraindikasi, peringatan dan lain sebagainya: [1,3]

Indikasi Keracunan timbal, nefropati timbal, diganosis keracunan timbal
Kategori Obat resep
Konsumsi Anak-anak dan dewasa
Kelas Antidot dan agen detoksifikasi
Bentuk Injeksi, infus
Kontraindikasi Anuria (tubuh tidak menghasilkan urin), penyakit ginjal aktif, hepatitis.
Peringatan Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Sodium Calcium Edetate:
→ Pasien yang memiliki gangguan fungsi ginjal
→ Ibu hamil dan menyusui

Manfaat Sodium Calcium Edetate

Sodium calcium edetate digunakan untuk kondisi berikut: [3]

  • Keracunan timbal
  • Nefropati timbal (kerusakan ginjal yang diakibatkan timbal)
  • Diagnosis keracunan timbal

Dosis Sodium Calcium Edetate

Sodium calcium edetate dapat diberikan kepada pasien dewasa dan anak-anak. Berikut ini dosis yang digunakan: [3]

Dosis Sodium Calcium Edetate Dewasa

Intramuskular/Diinjeksi melalui jaringan otot
⇔ Keracunan timbal
→ Keracunan tanpa gejala dengan kadar timbal dalam darah >70 mcg/dL atau keracuanan dengan gejala tetapi tidak mengalami ensefalopati
→ 167 mg/m2 setiap 4 jam dilakukan selama 3 s/d 5 hari
→ Bisa diberikan dimercaprol sampai kadar timbal dalam darah <50 mcg/dL
→ Kadar timbal dalam darah >70 mcg/dL dan/ atau menampakkan gejala ensefalopati timbal
→ 250 mg/m2 setiap 4 jam selama 5 hari dengan dimercaprol
→ Dosis pertama diberikan paling tidak 4 jam sesudah pemberian dosis pertama dimercaprol
→ Kedua obat bisa diberikan secara simultan melalui injeksi intramuskular dalam pada tempat terpisah
→ Jika dibutuhkan pemberian dapat diulangi paling tidak dua hari setelah tidak diberikan penanganan
Intravena/Infus intravena
⇔ Keracunan timbal
→ Keracunan tanpa gejala dengan kadar timbal dalam darah >70 mcg/dL atau keracuanan dengan gejala tetapi tidak mengalami ensefalopati
→ 1 g/ m2/ hari  atau melalui infus intravena setiap 8 s/d 24 jam atau dalam dosis terbagi setiap 12 jam diberikan selama 5 hari
→ Jika dibutuhkan pemberian dapat diulangi, paling tidak 2 hari setelah tidak diberikan penanganan

→ Kadar timbal dalam darah >70 mcg/dL dan/ atau menampakkan gejala ensefalopati timbal
→ Dosis awal: 4 mg/ kg dimercaprol melalui injeksi intramuskular
→ Paling tidak 4 jam setelah pemberian dimercaprol pertama dan aliran urin yang sesuai telah didapatkan, berikan dimercaprol 4 mg/ kg setiap 4 jam melalui injeksi intramuskular dan  sodium calcium edetate 50 mg/ kg/ hari melalui infus intravena kontinu 24 jam atau 1-1.5 g/ m2/ hari melalui infus 8 s/d 24 jam atau sebagai dosis terbagi setiap 12 jam selama hari
→ Perawatan lebih lanjut dapat diulangi, paling tidak 2 hari setelah tidak diberikan penanganan
Parenteral (Infus Intravena/ Injeksi intramuskular)
⇔ Nefropati timbal
→ Dosis berdasarkan kadar kreatinine pada serum
→ Untuk  ≤2 mg/dL: 1 gram/ hari diberikan selama 5 hari
→ Untuk 2-3 mg/dL: 500 mg setiap 24 jam diberikan selama 5 hari
→ Untuk 3-4 mg/dL: 500 mg setiap 48 jam diberikan 3 kali dosis
→ Untuk >4 mg/dL: 500 mg/ minggu
→ Pemberian dapat diulangi setiap 1 bulan sampai ekskresi timbal pada urin berkurang menjadi normal
→ Dosis dapat diberikan melalui infus intravena lambat selama 8 s/d 12 jam (sebagai dosis tunggal harian) atau injeksi intramuskular dalam

⇔ Diagnosis keracunan timbal
→ Uji mobilisasi: 500 mg/m2 (maksimum 1 gram) melalui infus intravena selama 1 jam atau sebagai injeksi tunggal intravena
→ Urin dikumpulkan ke dalam wadah pengumpul bebas timbal selama 24 jam (3 s/d 4 hari jika ginjal mengalami gangguan fungsi) sejak pemberian obat dan dianalisis untuk mengetahui kandungan timbal
→ Hasil uji dikatakan positif jika perbandingan timbal (dalam mikrogram) yang dikeluarkan di dalam urin dengan sodium calcium edetate (dalam miligram) yang diberikan >1

Dosis Sodium Calcium Edetate Anak-anak

Intravena/Infus intravena
⇔ Keracunan timbal
→ Keracunan tanpa gejala dengan kadar timbal dalam darah 45 s/d 69 mcg/dL a
→ 25 mg/ kg/ hari  atau melalui infus intravena setiap 8 s/d 24 jam atau dalam dosis terbagi setiap 12 jam diberikan selama 5 hari
→ Berdasarkan kadar timbal dalam darah, pemberian lebih lanjut dapat diulangi paling tidak 2 s/d 4 hari setelah tidak diberikan penanganan
Parenteral (Infus Intravena/ Injeksi intramuskular)
⇔ Diagnosis keracunan timbal
→ Uji mobilisasi: 500 mg/m2 (maksimum 1 gram) melalui infus intravena selama 1 jam atau sebagai injeksi tunggal intravena
→ Urin dikumpulkan ke dalam wadah pengumpul bebas timbal selama 24 jam sejak pemberian obat dan dianalisis untuk mengetahui kandungan timbal
→ Hasil uji dikatakan positif jika perbandingan timbal (dalam mikrogram) yang dikeluarkan di dalam urin dengan sodium calcium edetate (dalam miligram) yang diberikan >1

Efek Samping Sodium Calcium Edetate

Selain dapat menangani keracunan timbal, pemberian sodium calcium edetate dapat menimbulkan efek samping: [3]

  • Demam
  • Menggigil
  • Kelelahan
  • Mialgia
  • Hipotensi (tekanan darah rendah)
  • Detak jantung berdebar tak beraturan
  • Glikosuria (terdapat glukosa dalam air seni)
  • Proteinuria (terdapat protein pada urin)
  • Kebas
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Haus berlebihan
  • Peningkatan sementara nilai tes fungsi hati
  • Penekanan sementara sumsum tulang
  • Anemia (tubuh kekurangan sel darah merah)
  • Kekurangan zat besi
  • Hiperkalsemia (tingginya kadar kalsium dalam tubuh)
  • Nefrotoksisitas (gangguan fungsi ginjal akibat obat-obatan)

Berikut ini adalah gejala efek samping baik yang jarang, kurang umum maupun umum: [4]

  • Umum: reaksi demam sistemik, reaksi mirip histamin, tekanan darah rendah, mual atau muntah, kerusakan ginjal atau kematian jaringan tubular ginjal, tromboflebitis (peradangan pembuluh darah vena sehingga memicu terjadinya gumpalan darah)
  • Kurang umum: anemia sementara atau penghambatan sumsum tulang, dermatitis (peradangan kulit)
  • Jarang: sering mengeluarkan urin atau tiba-tiba berkeinginan mengeluarkan urin, asam urat sekunder

Detail Sodium Calcium Edetate

Berikut ini adalah data lebih rinci mengenai sodium calcium edetate yang disajikan dalam bentuk tabel: [3]

Penyimpanan Injeksi/infus
→ Simpan pada suhu 15-30 ° C.
Cara Kerja Deskripsi: sodium calcium edetate atau kalsium EDTA (kelat kalsium dari edetate disodium) berikatan dengan logam divalen dan trivalen. Ikatan stabil akan terbentuk dengan logam apa saja yang mampu menggantikan kalsium dari molekul dan kompleks ini larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan ke dalam urin melalui ginjal. Di dalam tubuh, hanya timbal dan zat besi yang bisa berikatan dengan sodium calcium edetate karenasisa ion logam tidak dipindahkan atau terikat terlalu kuat pada jaringan tubuh.
Onset: ekskresi urin pada kelat timbal: 1 jam (intravena)
Durasi: ekskresi urin pada kelat timbal : 24 s/d 48 jam (intravena)
Farmakokinetik
Penyerapan: diserap sangat sedikit dari saluran cerna. Diserap dengan baik melalui injeksi intramuskular atau subkutan.
Penyebaran: disebarkan terutama ke dalm cairan ektsraseluler. Tidak memasuki cairan serebrospinal atau sel
Metabolisme: Tidak dimetabolisme
Ekskresi: dikeluarkan melalui urin sebagai bentuk awal obat atau kelat logam. Waktu paruh plasma: 20 s/d 60 menit (intravena) dan 1,5 jam (intramuskular)

Pertanyaan Seputar Sodium Calcium Edetate

Apakah sodium calcium edetate sama dengan calcium disodium edetate?

Ya, sama. Obat ini merupakan bentuk kelat kalsium dari garam edetate disodium. [3]

Bisakah sodium calcium edetate digunakan pada kasus keracunan logam lainnya?

Tidak. Hal ini disebabkan sodium calcium edetate tidak efektif jika digunakan pada kasus keracunan arsenik, emas atau merkuri. [4]

Bisakah sodium calcium edetate diberikan kepada pasien lansia?

Bisa. Tidak data tersedia yang menunjukkan hubungan antara usia dengan efek sodium calcium edetate pada pasien lansia. [4]

Apakah pemberian sodium calcium edetate hanya ditujukan keracunan timbal akut?

Tidak. Keracunan timbal yang terjadi secara kronis juga dapat ditangani dengan sodium calcium edetate. [5]

Apakah anemia yang terjadi setelah pemberian sodium calcium edetate adalah hal yang wajar?

Salah satu efek samping pemberian sodium calcium edetate adalah pasien mengalami anemia sementara. [4]

Contoh Obat Sodium Calcium Edetate (Merek Dagang) di Pasaran

Berikut ini adalah nama dagang dari sodium calcium edetate di pasaran yakni: [4]

Brand Merek Dagang
Sodium Calcium Versenate

1. Anonim. Edetate Calcium Disodium. Drugbank; 2020.
2. Molly Varga B Vet Med D Zoo Med MRCVS. Therapeutics. Textbook of Rabbit Medicine; 2014.
3. Anonim. Sodium Calcium Edetate. Mims Indonesia; 2020.
4. Anonim. Sodium Calcium Edetate. Drugs; 2020.
5. Guido Crisponi dan Valeria Marina Nurchi. Chelating Agents as Therapeutic Compounds—Basic Principles. Chelation Therapy in the Treatment of Metal Intoxication; 2016.

Share