Sodium fluoride adalah obat pencegah gigi berlubang, serta membuat gigi lebih kuat dan lebih tahan terhadap pembusukan yang disebabkan oleh asam dan bakteri. [1]
Daftar isi
Berikut informasi mengenai obat sodium fluoride seperti indikasi, kategori, konsumsi, kelas, bentuk, kontraindikasi sampai dengan peringatan penggunaan:[2,3]
Indikasi | Profilaksis karies gigi |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Ulserasi Mulut dan Peradangan |
Bentuk | Tablet, larutan bilas, gel |
Kontraindikasi | Tidak boleh menggunakan tablet 1 mg pada anak <3 thn atau bila minum air kandungan fluoride ≥ 0,3 ppm. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Sodium fluoride: → Pasien dengan gangguan ginjal → Ibu hamil |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui PO (Dikumur): Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil |
Sodium fluoride berfungsi untuk mencegah gigi berlubang.[1]
Sodium fluoride tidak dianjurkan pengunakan pada bayi kurang dari 6 bulan. [1]
Obat sodium fluoride bisa untuk anak-anak dan juga orang dewasa. Berikut dosis penggunaannya: [2]
Topikal/ Larutan bilas/Gel ⇔ Profilaksis karies gigi → Sebagai larutan bilasan 0,2% atau 0,05%: → Bilas 10 mL sekali sehari atau setiap minggu, sebaiknya pada waktu tidur setelah menyikat gigi. Bilas larutan di sekitar dan di antara gigi selama 1 menit dan ludah setelah dibilas. → Sebagai gel yang mengandung 1,1% natrium fluorida: → Oleskan lapisan tipis gel ke gigi setiap hari (sebaiknya pada waktu tidur setelah menyikat gigi) dengan menggunakan sikat gigi atau nampan mulut selama minimal 1 menit dan ludahkan setelah aplikasi. |
Oral/Diminum: ⇔ Profilaksis karies gigi → 1 loz setiap hari terlepas dari kandungan fluoride air minum. |
Topikal/ Larutan bilas/ Gel ⇔ Profilaksis karies gigi → Usia ≥6 thn: → Sebagai larutan bilas: 0,2% atau 0,05%: → Bilas 10 mL sekali sehari atau setiap minggu, sebaiknya pada waktu tidur setelah menggosok gigi. Bilas larutan di sekitar dan di antara gigi selama 1 menit dan ludah setelah dibilas. → Sebagai gel yang mengandung 1,1% natrium fluorida: → Oleskan lapisan tipis gel ke gigi setiap hari (sebaiknya sebelum tidur setelah menyikat gigi) dengan menggunakan sikat gigi atau nampan mulut selama minimal 1 menit dan ludahkan setelah aplikasi |
Oral/Diminum: ⇔ Berdasarkan kadar fluorida air minum: <0,3 ppm ⇔ Berdasarkan usia lanjut dosis ⇔ Hitung berat badan terlebih dahulu, lalu usia: → 6 bulan-3 tahun: 0,25 mg sehari → 3-6 tahun: 0,5 mg setiap hari → > 6 tahun: 1 mg / hari ⇔ Kandungan fluorida air 0,3-0,6 ppm: → 3-6 tahun: 0,25 mg / hari → > 6 tahun: 0,5 mg / hari |
Sodium fluoride dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti: [2]
Berikut efek samping yang memerlukan penanganan dokter dengan segera: [3]
Berikut keterangan detail mengenai obat sodium fluoride: [2,4]
Penyimpanan | Tablet /larutan bilas/ gel: → Simpan dalam wadah plastik |
Cara Kerja | Deskripsi: Sodium fluoride adalah agen cariostatik yang digunakan untuk mencegah karies gigi. Ini juga dapat digunakan sebagai sumber fluoride dalam nutrisi parenteral total. Pencegahan karies gigi dengan fluoride topikal dicapai melalui berbagai mekanisme. Sodium fluoride membunuh bakteri penyebab karies, seperti Streptococcus mutans dan lactobacilli10 dengan mengganggu aktivitas metaboliknya yang mengakibatkan pembentukan asam laktat. Ion fluoride menghambat glikolitik dan enzim lain ( terlibat dalam metabolisme bakteri) penyebab gigi busuk. Ketika diberikan dengan dosis topikal rendah, fluoride dalam saliva dan plak serta saliva mencegah demineralisasi email gigi yang sehat sambil melakukan remineralisasi pada gigi yang sebelumnya telah mengalami demineralisasi. Sodium fluoride diserap oleh permukaan kristal hidroksiapatit pada gigi, yang diperlukan untuk mineralisasi. Hal ini membuat gigi lebih tahan terhadap demineralisasi dengan mengubah kelarutan kristal apatit. Sodium fluoride menghambat demineralisasi gigi dengan cara yang berhubungan dengan pH. Ketika digunakan dalam dosis tinggi, dalam formulasi seperti pernis atau gel fluorida, sodium fluoride membentuk lapisan pada permukaan enamel gigi. Ketika pH mulut berkurang karena produksi asam oleh bakteri seperti S.mutans, fluorida dilepaskan, mengganggu metabolisme bakteri, dan kemudian bertindak untuk remineralisasi gigi. Farmakokinetik: Penyerapan: Sodium fluoride 90% diserap dari saluran gastrointestinal, dengan 77% penyerapan di usus bagian proksimal dan sekitar 25% di perut. Tingkat penyerapan dapat bervariasi sesuai dengan pH lambung. Ketersediaan hayati tablet: mendekati 100% . Distribusi: Fluorida mendistribusikan ke air liur, tulang, dan gigi, dan juga ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit di ASI dan keringat. Setelah menelan air minum yang mengandung natrium berfluoride, ion fluorida ditemukan didistribusikan ke plasma dan sel darah. Kadar fluorida plasma dua kali lipat dari konsentrasi yang ditemukan dalam sel darah. Sebagian besar fluorida yang tertahan terlokalisasi di tulang dan gigi dan 1% terakumulasi di jaringan lunak. Fluorida melintasi plasenta dan sawar darah-otak. Konsentrasi sistem saraf pusat dari natrium fluorida diperkirakan mencapai 20% dari konsentrasi plasma. Plasenta mampu mengatur penumpukan kelebihan fluorida, mungkin melindungi janin dari fluorida tingkat tinggi. Meskipun demikian, paparan fluorida dalam rahim yang terlalu tinggi dapat menyebabkan fluorosis tulang Ekskresi: Terutama melalui urin, dengan sedikit muncul keringat dan feses. |
Interaksi dengan obat lain | → Penyerapan fluoride dapat berkurang dengan garam aluminium, kalsium dan magnesium. → Abacavir dapat menurunkan tingkat ekskresi sodium flouride yang dapat menghasilkan tingkat serum yang lebih tinggi |
Interaksi dengan makanan | → Hindari susu dan produk susu. → Jangan minum obat ini dalam waktu 1 jam setelah mengonsumsi produk susu. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Pada keracunan akut, gejalanya meliputi rasa asin atau sabun, peningkatan air liur, gangguan GI, nyeri perut, kelemahan, kantuk, pingsan, dan pernapasan dangkal; efek yang lebih serius termasuk hipokalsemia, hipomagnesemia, hiperkalemia, tremor, kejang, aritmia jantung, syok, henti napas, dan gagal jantung. Kematian bisa terjadi dalam 2-4 jam. ⇔ Cara Mengatasi: Lakukan pembersihan lambung menggunakan perasan jeruk nipis atau larutan lemah garam kalsium lain untuk mengendapkan fluorida. Pertahankan haluaran urine tinggi, injeksi IV kalsium glukonat lambat 10% dapat jangan di singkat digunakan untuk hipokalsemia dan tetani. Magnesium sulfat dapat diberikan untuk mengobati hipomagnesemia, dan aluminium hidroksida dapat membantu mengurangi penyerapan fluorida. Hemodialisis dapat dipertimbangkan. Keracunan fluorida kronis dapat menyebabkan fluorosis tulang yang mengakibatkan nyeri tulang, kaku, pergerakan terbatas dan pada kasus yang parah, kelainan bentuk yang melumpuhkan. Pada anak-anak, asupan berlebihan yang berkepanjangan selama perkembangan gigi sebelum erupsi dapat menyebabkan fluorosis gigi yang ditandai dengan email berbintik-bintik. |
Berapa dosis yang direkomendasikan bagi pasien/ pengguna dengan kondisi hamil?
Sebuah penelitian yang dilakukan pada seekor tikus betina, menunjukkan bahwa dosis fluorida yang lebih rendah (5 mg / kg berat badan) tidak mengakibatkan gangguan kesuburan dan kemampuan reproduksi. Dosis ini kira-kira 200 kali lebih besar dari dosis harian Tablet Kunyah Sodium Fluoride yang telah direkomendasikan sebelumnya. [3]
Brand Merek Dagang |
Altaflor [3] |
Fluorabon |
Ludent |
Karidium |
Pediaflor Drops |
Luride |
1. Anonim. Sodium Flouride.Webmd; 2020.
2. Anonim. Sodium Flouride. Mims; 2020.
3. Anonim. Sodium Flouride Drops. Drugs; 2020.
4. Anonim. Sodium Flouride. Drugbank; 2020..