Strabismus adalah kelainan mata yang mempengaruhi sekitar dua persen anak-anak secara global. [1]
Menurut American Association for Pediatric Ophthalmology dan Strabismus, diperkirakan 4 persen dari populasi Amerika Serikat atau sekitar 13 juta orang, menderita strabismus. [1, 4]
Di Indonesia sendiri, belum terdapat data yang dapat mengungkapkan angka prevalensi strabismus secara nasional. Namun, saat ini diketahui bahwa angka gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia terus mengalami peningkatan dengan prevalensi mencapai 1,5%. [6]
Daftar isi
Strabismus, atau yang lebih dikenal dengan mata juling adalah suatu kondisi di mana kedua mata tidak melihat pada arah yang sama dan setiap mata fokus pada objek yang berbeda. [1, 2, 3].
Kelainan mata ini terjadi akibat kontrol otot mata yang buruk, sehingga salah satu mata terlihat lurus ke depan, sedangkan mata yang lain melihat ke atas, ke bawah, ke kiri atau ke kanan. [1]
Sebagian besar kondisi ini terjadi pada anak – anak yang berusia 3 tahun. Namun, tidak sedikit anak – anak yang lebih tua dan orang dewasa juga mengalaminya. [1, 2]
Strabismus diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu: [1]
Jenis ini sering terjadi pada pasien penderita hiperopia atau rabun dekat dan pasien yang memiliki kecenderungan genetik (riwayat keluarga). Kondisi ini terjadi karena kemampuan mata untuk fokus berhubungan dengan ke arah mana mata melihat.
Orang yang berpandangan jauh ke depan akan memerlukan upaya lebih keras untuk fokus agar objek yang jauh terlihat tetap jelas. Akibatnya, mata berputar ke arah dalam.
Gejala dari kondisi ini meliputi penglihatan ganda, salah satu mata menutup ketika melihat sesuatu yang dekat, dan lain – lain. Strabismus jenis ini biasanya dapat diobati dengan kacamata, tetapi terkadang juga memerlukan penutup mata atau operasi pada otot-otot di salah satu atau kedua mata.[1]
Pada strabismus jenis ini, seseorang tidak dapat mengoordinasikan kedua matanya secara bersamaan. Salah satu mata akan berfokus di luar objek yang dilihatnya. Gejala dari kondisi ini meliputi penglihatan ganda, sakit kepala, kesulitan membaca, mata lelah, dan salah satu mata menutup saat melihat objek yang jauh atau ketika di bawah cahaya terang.
Eksotropia intermiten bisa terjadi pada usia berapa pun. Pengobatannya meliputi kacamata, penambalan, latihan mata atau operasi pada otot-otot di salah satu atau kedua mata. [1]
Infantot esotropia adalah tipe lain dari strabismus. Kondisi ini ditandai dengan kedua mata berputar ke dalam. Biasanya terjadi pada bayi di bawah usia enam bulan.
Perawatan untuk strabismus jenis ini adalah operasi pada otot-otot di salah satu atau kedua mata untuk memperbaiki keselarasan. [1]
Selain jenis-jenis di atas, Strabismus juga dapat dikategorikan berdasarkan arah mata bergerak: [3]
Orang dewasa juga dapat mengalami strabismus. Umumnya pada orang dewasa terjadi karena stroke, tetapi juga dapat terjadi dari trauma fisik atau dari strabismus sebelumnya yang tidak di rawat. Strabismus pada orang dewasa dapat diobati dengan berbagai cara, seperti pengamatan, penambalan, kacamata prisma dan operasi strabismus. [1]
Berikut ini adalah sejumlah fakta menarik yang perlu Anda ketahui tentang mata juling atau strabismus: [2, 4]
Strabismus terjadi ketika enam otot di sekitar mata Anda tidak berfungsi dengan baik. Hal ini bisa terjadi dikarenakan kondisi medis seperti: [1, 2, 3]
Enam otot di sekitar mata berfungsi mengontrol pergerakan mata. Otot-otot menerima sinyal dari otak yang mengarahkan kedua mata pada arah yang sama. Jika biasanya, otot-otot mata bekerja bersama sehingga kedua mata akan berfokus pada objek yang sama.
Pada pasien dengan strabismus terdapat masalah dengan kontrol gerakan mata dan tidak dapat menjaga penyelarasan okular normal (posisi mata). [3]
Jika kondisi ini tidak diobati, bukan tidak mungkin Anda akan kehilangan penglihatan di mata yang lebih lemah. Kondisi ini disebut amblyopia atau mata malas.
Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami Strabismus?
Faktor risiko seseorang dapat menderita strabismus meliputi: [1, 2]
Orang yang memiliki kondisi medis seperti di bawah ini juga menjadi faktor muncul strabismus:
Jika Anda menderita mata juling atau strabismus, maka mata Anda dapat mengarah ke dalam atau ke luar atau fokus ke arah yang berbeda. Anda juga dapat mengalami: [2]
Gejala Anda dapat muncul setiap waktu atau hanya muncul ketika Anda lelah atau sedang tidak enak badan.
Kapan Anda harus periksa ke dokter?
Diagnosis dan pengobatan dini mata juling atau strabismus sangat penting dilakukan untuk menurunkan risiko hilangnya penglihatan. Untuk itu, segeralah periksa ke dokter mata jika muncul tanda-tanda atau gejala strabismus. [1, 2]
Jika strabismus disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu meningkatkan peluang Anda untuk sembuh. [2]
Tanyakan kepada dokter Anda untuk informasi lebih lanjut tentang kondisi spesifik Anda dan pilihan perawatan yang untuk mengobati penyakit Anda. [2]
Strabismus dapat didiagnosis oleh seorang dokter optometri melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Hal ini bertujuan untuk memeriksa bagaimana mata Anda fokus dan bergerak. Tes yang dilakukan untuk mendiagnosis strabismus, dapat meliputi: [1,3]
Dokter optometri dapat bertanya kepada pasien atau orang tua yang memiliki anak dengan mata juling tentang gejala yang dialami saat ini. Selain itu, dokter akan mencatat masalah kesehatan umum, obat-obatan atau faktor lingkungan yang mungkin berkontribusi terhadap gejala, serta riwayat keluarga. [3]
Dokter optometri akan mengukur ketajaman visual untuk menilai sejauh mana strabismus mempengaruhi penglihatan Anda. Untuk tes ini, Anda akan diminta untuk membaca surat pada grafik atau dokter akan melakukan tes ketajaman visual pasien.
Dokter mata Anda dapat memiliki metode lain untuk mengukur penglihatan pada anak kecil atau pasien yang tidak dapat berbicara atau memahami tes ketajaman visual. [1, 3]
Pembiasan dilakukan oleh dokter dengan menempatkan serangkaian lensa di depan mata Anda dan mengukur bagaimana mereka memfokuskan cahaya menggunakan alat yang disebut retinoscope. Atau dokter juga dapat menggunakan alat otomatis yang dapat mengukur kekuatan bias mata tanpa pasien perlu menjawab pertanyaan apa pun. [3]
Pada tes ini dokter akan menilai seberapa baik mata Anda fokus, bergerak, dan bekerja sama. Tes ini akan mencari masalah yang telah membuat mata Anda tidak fokus atau sulit untuk menggunakan kedua mata secara bersamaan.[3]
Melalui berbagai tes yang telah dilakukan, dokter mata Anda akan mengamati struktur internal dan eksternal mata Anda untuk menghilangkan kemungkinan penyakit mata lain yang berkontribusi terhadap strabismus.
Tes ini akan menentukan bagaimana mata merespons dalam kondisi penglihatan normal. Untuk pasien yang tidak dapat merespon secara verbal dokter Anda dapat menyarankan untuk menggunakan obat tetes mata. Tetes mata sementara akan menjaga mata dari berubahnya fokus mata selama tes.
Dokter Anda dapat menentukan apakah Anda menderita strabismus atau tidak berdasarkan informasi yang diperoleh dari tes-tes ini, serta hasil dari tes-tes lainnya. Setelah tes diagnosis selesai, Anda dapat mendiskusikan pilihan perawatan yang tepat dengan dokter Anda. [3]
Apa saja pertanyaan yang bisa Anda ajukan kepada dokter sebelum memilih perawatan?
Ketika berdiskusi dengan dokter mata atau ahli bedah Anda sebelum perawatan, berikut adalah beberapa pertanyaan penting untuk diajukan: [4]
Perawatan strabismus yang direkomendasikan oleh dokter kepada Anda tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab kondisi Anda.
Beberapa pilihan pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengobati strabismus diantaranya adalah: [1, 3]
Pada beberapa pasien perawatan ini menjadi satu-satunya yang diperlukan. Pasien yang menggunakan perawatan ini biasanya adalah pasien dengan rabun dekat. [3]
Lensa ini merupakan lensa khusus yang dapat membelokkan cahaya yang masuk ke mata dan membantu mengurangi jumlah gerakan mata yang harus dilakukan untuk melihat objek. [3]
Perawatan ini dapat bekerja pada beberapa jenis strabismus, terutama insufisiensi konvergensi (suatu bentuk eksotropia). [1]
Obat tetes mata, salep, atau suntikan botulinum toksin tipe A (seperti Botox) dapat diresepkan untuk melemahkan otot mata yang terlalu aktif. Perawatan ini dapat digunakan sebagai pengganti operasi, tergantung pada kondisi pasien. [1, 3]
Perawatan ini dapat digunakan untuk mengobati pasien strabismus yang juga menderita amblyopia (mata malas). Peningkatan penglihatan juga dapat meningkatkan kontrol ketidakselarasan mata.
Operasi dapat mengubah panjang atau posisi otot di sekitar mata sehingga tampak lurus. Ini dilakukan dengan anestesi umum dengan jahitan yang larut. Seringkali, orang yang menjalani operasi otot mata juga membutuhkan terapi penglihatan untuk dapat meningkatkan koordinasi mata dan menjaga mata agar tidak selaras lagi. [1, 3]
Strabismus termasuk ke dalam kelainan mata yang tidak bisa dicegah. Cara terbaik yang bisa Anda lakukan untuk menghindari kemungkinan hilangnya penglihatan ialah dengan pengobatan dan diagnosa dini. Jika anak Anda menderita ambliopia, pastikan agar ia dirawat. [5]
Anda juga dapat melakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk dapat mengetahui kondisi kesehatan mata Anda dan mendeteksi strabismus. [4]
1. Anonim. Strabismus (Crossed Eyes). Cleveland Clinic; 2019
2. Chitra Badii, Ann Marie Griff, OD. Everything You Need to Know About Crossed Eyes. Healthline; 2019
3. Anonim. Strabismus (Crossed Eyes). American Optometric Association; 2020
4. Gary Heiting, OD. Strabismus And Crossed Eyes. all about vision; 2017
5. Anonim. Strabismus (squint). Top doctors United Kingdom; 2020
6. Lukman Fauzi. SKRINING KELAINAN REFRAKSI MATA PADA SISWA SEKOLAH DASAR MENURUT TANDA DAN GEJALA. Journal of Public Health; 2016