Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Strongyloidasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing strongyloides. Penyakit itu ditularkan melalui penetrasi langsung larva ke dalam kulit manusia ketika kontak dengan tanah, misalnya ketika berjalan
Daftar isi
Strongyloidiasis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit nematode usus, khususnya dua spesies Strongyloides stercoralis atau Strongyloides fuelleborni [1, 2].
Untuk Strongyloides stercoralis sendiri telah dikenal sebagai netamoda yang berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit parah pada individu, khususnya yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh [1].
Sedangkan untuk Strongyloides fuelleborni, diketahui sebagai nematoda yang ditemukan sporadic di Afrika dengan infeksi terbatas pada manusia [2].
Secara umum, Strongyloidiasis telah menjangkiti sekitar 100 juta orang di seluruh dunia, di mana di beberapa wilayah seperti Amerika Serikat Tenggara, Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika sub-Sahara, infeksi ini menjadi endemik [2].
Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait Strongyloidiasis yang perlu untuk diketahui [3]:
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, banyak kasus (mungkin sekitar 50%) Strongyloidiasis tidak menunjukkan gejala apapun. Beberapa kasus Strongyloidiasis lainnya, mungkin akan menunjukkan gejala berikut ini [4]:
Untuk gejala gastrointestinal sendiri, umumnya dapat muncul dua minggu setelah seseorang pertama kali terinfeksi oleh cacing Strongyloides stercoralis [4].
Penyebab utama penyakit Strongyloidiasis yaitu Strongyloides stercoralis yang menginfeksi manusia melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi [4].
Setelah manusia berkotak dengan Strongyloides stercoralis maupun tanah yang terkontaminasi Strongyloides stercoralis maka proses infeksi akan berjalan sebagaimana daur hidup Strongyloides stercoralis [4].
Adapun daur hidup Strongyloides stercoralis yang diketahui sejauh ini meliputi beberapa tahapan, termasuk [4]:
Diagnosis Strongyloidiasis mungkin akan melibatkan beberapa tes, termasuk [4]:
Pengobatan Strongyloidiasis umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu membasmi atau menghilangkan cacing dalam tubuh manusia [4].
Adapun salah satu obat yang mungkin akan disarankan oleh dokter yaitu obat antiparasit ivermektin (Stromectol) dosis tunggal [4].
Obat ini sebenarnya adalah jenis obat untuk mengobati penyakit pembuluh darah jantung yang kuat, namun juga dapat bekerja untuk membunuh cacing dalam usus kecil [4].
Penggunaan obat antiparasit ivermektin ini akan disesuaikan dengan jenis penyakit Strongyloidiasis yang diderita masing-masing pasien [5].
Dalam hal ini, Strongyloidiasis diketahui dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu Strongyloidiasis akut, Strongyloidiasis kronis dan Strongyloidiasis tersebar. Pengobatan Strongyloidiasis berdasarkaan jenisnya antara lain [5]:
Untuk pengobatan Strongyloidiasis akut dan Strongyloidiasis kronis, meliputi [5]:
Adapun kontraindikasi relatifnya meliputi [5]:
Selain pengobatan dengan terapi lini pertama dan ivermektin tersebut, Strongyloidiasis akut dan kronis dapat minum 400 mg Albendazole, dua kali sehari selama 7 hari sebagai pengobatan alternatif [5].
Untuk kontraindikasi relatifnya [5]:
Sekitar dua atau empat minggu setelah pengobatan, pasien yang tes fesesnya positif Strongyloidiasis dengan gejala presisten harus menjalani pemeriksaan feses lanjutan [5].
Hal ini dilakukan untuk dapat memastikan cacing penyebab Strongyloidiasis telah hilang. Dan perawatan kembali harus dilakukan jika larva terdeteksi muncul kembali [5].
Pengobatan untuk Strongyloidiasis tersebar, jika pasien sedang memiliki kondisi medis yang melemahkan kekebalan tubuh, maka terapi terapi imunosupresif harus dihentikan atau dikurangi.
Selain itu, pengobatan Strongyloidiasis tersebar juga akan dilakukan dengan mengonsumsi Ivermectin, 200 µg / kg per hari secara oral sampai pemeriksaan feses dan / atau sputum negatif selama 2 minggu.
Namun, jika pasien Strongyloidiasis tersebar tidak bisa menggunakan terapi oral, maka pemberian secara rektal mungkin dapat dilakukan.
Sejauh ini, Strongyloidiasis masih belum diketahui cara pencegahannya. Bahkan strategi kesehatan masyarakat untuk mengendalikan Strongyloidiasis hingga kini masih belum ada [3].
Namun, dengan sanitasi dan pembuangan limbah manusia yang tepat diketahui dapat mengurangi kasus Strongyloidiasis [3].
Hal ini terbukti di beberapa negara dengan sanitasi dan pembuangan limbah manusia yang tepat dan meningkat kasus Strongyloidiasis hampir menghilang [3].
Selain itu, pengobatan dengan menggunakan ivermektin secara massal diketahui telah membantu mengurangi prevalensi Strongyloidiasis [3].
1. Daphne Joyce Gonzales, Rebanta K. Chakraborty & Antonette Climaco. Strongyloidiasis. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
2. Swaytha Ganesh & Ruy J. Cruz. Strongyloidiasis: A Multifaceted Disease. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
3. Anonim. Strongyloidiasis. WHO; 2021.
4. Jacquelyn Cafasso & Jill Seladi-Schulman. Strongyloidiasis. Healthline; 2018.
5. Anonim. Parasites - Strongyloides. Centers for Disease Control and Prevention; 2021.