Pemeriksaan Darah Lengkap: Fungsi, Prosedur dan Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/CBC) merupakan suatu prosedur medis yang umumnya dilakukan oleh para ahli medis atau dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien atau untuk mendeteksi penyakit yang mempengaruhi sel darah seperti, anemia, leukemia, infeksi, kanker darah serta untuk mendiagnosis kondisi non-kanker lainnya. [2,4]

Pemeriksaan Darah Lengkap
Gambar: US National Cancer Institute

Fungsi Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah lengkap berkaitan dengan pemeriksaan sel-sel yang membentuk darah seperti, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, maka tindakan pemeriksaan darah lengkap selain berfungsi untuk mengetahui perkembangan kesehatan seseorang, terlebih bermanfaat untuk mengetahui beberapa kondisi berikut ini; [1,10]

  • Untuk meninjau kesehatan pasien secara keseluruhan. Dalam hal ini, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan pemeriksaan darah lengkap sebagai bagian dari pemeriksaan medis secara rutin dengan maksud untuk memantau kesehatan pasien secara umum dan sekaligus memantau perkembangan berbagai gejala gangguan darah, seperti anemia atau leukemia.
  • Untuk mendiagnosis kondisi medis pasien. Dokter kemungkinan akan menyarankan kepada pasien untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap jika pasien didapati seringkali mengalami kelemahan dan kelelahan yang tidak biasa, demam, peradangan, memar atau pendarahan. Pemeriksaan darah lengkap dilakukan supaya dokter dapat membantu mendiagnosis penyebab dari tanda dan gejala-gejala tersebut.
  • Untuk memantau kondisi medis pasien. Jika pasien telah didiagnosis memiliki kelainan darah yang dapat mempengaruhi jumlah sel darah, dokter seringkali akan menempuh tindakan pemeriksaan darah lengkap untuk memantau kondisi pasien.
  • Untuk memantau perawatan medis pasien. Pemeriksaan darah lengkap dimanfaatkan juga untuk memantau perkembangan kesehatan pasien jika pasien sedang mengonsumsi obat yang dapat mempengaruhi jumlah sel darah.

Komponen-Komponen Yang Diukur Dalam Pemeriksaan Darah Lengkap

Fungsi pemeriksaan darah lengkap adalah untuk mengetahui seluruh perkembangan kesehatan pasien, oleh karena itu beberapa poin yang perlu diukur dalam pemeriksaan darah lengkap adalah sebagai berikut; [3, 4, 5, 7, 8, 9, 10]

  • Sel Darah Merah
    Sel darah merah atau eritrosit adalah komponen darah yang bertugas untuk mengantarkan oksigen dan sekaligus membawa karbondioksida ke seluruh tubuh. Dalam pemeriksaan darah lengkap, jumlah sel darah merah biasanya akan muncul sebagai red blood cells. Jika jumlahnya kurang dari takaran normal maka itu menandakan bahwa pasien bersangkutan terkena anemia atau kondisi lain.
  • Sel Darah Putih
    Sel darah putih atau leukosit merupakan sel yang berperan melawan bakteri, virus, ataupun kuman penyebab penyakit lainnya dengan cara memperbanyak diri. Jika jumlah sel darah putih terlalu banyak, itu bisa memicu kondisi seperti peradangan, infeksi, reaksi medis, atau kondisi kesehatan lainnya. Namun jika terlalu rendah, pasien bisa berisiko lebih tinggi untuk terkena infeksi.
  • Hematokrit (hct)
    Tes kadar hematokrit merupakan bagian dari pemeriksaan darah lengkap. Gunanya untuk memeriksa persentase sel darah merah yang terdapat pada total volume darah. Jika kadar hematokrit rendah, itu artinya tubuh sedang kekurangan zat besi. Sementara bila jumlahnya tinggi, itu berarti pasien sedang dehidrasi maupun mengalami berbagai kondisi lainnya.
  • Hemoglobin (hgb)
    Hemoglobin atau Hb adalah salah satu komponen penting dalam darah karena ia merupakan protein yang berada di dalam sel darah merah dan berperan mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam pemeriksaan darah lengkap dokter akan mengetahui apakah hemoglobin pasien berada pada titik normal atau sedang mengalami kelainan, karena jika Hb bermasalah maka sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mengangkut oksigen dan karbon dioksida ke paru-paru yang kemudian dibagikan ke seluruh tubuh. Akibatnya kemungkinan pasien mengalami penyakit anemia atau penyakit kekurangan darah yang lebih besar.
  • Mean corpuscular hemoglobin (MCH)
    Sebab hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang berperan mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, maka MCH adalah pengukuran jumlah hemoglobin yang terdapat di setiap sel darah merah. Dalam pemeriksaan darah lengkap, dokter akan mengetahui titik normal nilai MCH. Bila MCH berada pada takaran yang lebih rendah maka bisa memberi kemungkinan bahwa pasien tersebut memiliki anemia, celiac disease atau kekurangan vitamin B12 dan asam folat. Sementara itu, nilai MCH berada pada titik yang lebih tinggi dokter akan mengindikasikan bahwa pasien memiliki penyakit hati, komplikasi kanker, kelenjar tiroid hiperaktif, kecanduan alkohol atau pasien sedang mengalami infeksi.
  • Mean corpuscular hemoglobin concenteration (MCHC)
    Jika MCH bertugas untuk menghitung jumlah hemoglobin dalam satu sel darah merah, maka MCHC bertugas untuk menghitung konsentrasi hemoglobin dalam volume tertentu. Dalam pemeriksaan darah lengkap dokter akan mengetahui bahwa nilai MCHC sedang berada pada titik normal atau tidak, sebab jika nilai MCHC lebih rendah dari normal, maka ada indikasi bahwa pasien mengalami anemia defisiensi besi atau thalasemia. Namun sebaliknya, jika nilai MCHC melebihi batas normal (tinggi) bisa saja menandakan bahwa pasien memiliki anemia hemolitik autoimun atau mengalami luka bakar yang sangat serius.
  • Mean corpuscular volume (MCV)
    MCV adalah nilai ukuran rata-rata sel darah merah pasien. Bersamaan dengan hematokrit, MCV berperan penting dalam menentukan kondisi pasien dari berbagai penyakit darah. Semakin besar ukuran sel darah merah pasien, maka nilai MCV pun semakin besar. Bila nilai MCV berada di bawah kisaran normal, biasanya menandakan bahwa pasien tersebut bisa saja sedang menderita anemia mikrositik dan sebaliknya bila dalam kisaran tinggi, pasien mengalami anemia makrositik.
  • Platelet count
    Platelet atau trombosit adalah komponen sel darah (tidak berwarna) yang membantu proses pembekuan darah. Trombosit biasanya membantu mencegah pendarahan yang berlebihan dengan cara membekukan darah sehingga darah menggumpal dan akhirnya tersumbat pada pembuluh darah yang bermasalah. Namun demikian, bila terdeteksi bahwa jumlah platelet (trombosit) terlalu banyak atau berada di atas kadar normal–yang seringkali disebut trombositosis maka akan membuat darah lebih mudah membeku dan penyumbatan pembuluh darah akan sering terjadi dibandingkan dengan orang sehat, akibatnya pasien seringkali merasa sakit kepala, kejang, pusing, penglihatan kabu, dan sebagainya. Sementara, bila platelet di bawah nilai rendah yang seringkali disebut trombositopenia, maka akan membuat darah sulit untuk membeku sehingga pasien akan lebih mudah mengalami pendarahan, seperti mimisan, gusi berdarah dan sebagainya, dengan tanpa sebab. Trombositopenia biasanya dipicu oleh penyakit seperti infeksi ginjal, efek samping kemoterapi atau leukimia.
  • Mean platelet volume (MPV)
    MPV adalah pengukuran ukuran rata-rata platelet (trombosit) yang ada di dalam darah. MPV sangat penting dalam menentukan apakah pasien tersebut mengalami gangguan trombositosis atau trombositopenia. Sehingga MPV menjadi salah satu komponen penting yang seringkali dimasukkan sebagai bagian dari tes pemeriksaan darah lengkap. MPV dapat menurun atau meningkat seiring dengan beberapa kondisi seperti penyakit jantung, lupus, penyakit tiroid dan infeksi.
  • Red blood cell distribution width (RDW)
    RDW adalah jumlah kisaran variasi ukuran atau volume sel darah merah yang diambil pada saat pemeriksaan darah lengkap. Biasanya jumlah RDW yang tidak normal bisa menandakan anemia, penyakit ginjal, hingga kanker kolorektal.

Persiapan Pemeriksaan Darah Lengkap

Persiapan sebelum pemeriksaan darah lengkap umumnya mengikuti prosedur tujuan dan fungsi pemeriksaan, misalnya jika sampel darah pasien yang diuji hanya untuk pemeriksaan darah lengkap, dokter biasanya tidak menyarankan persiapan khusus sebelum prosedur pemeriksaan, namun justru mengizinkan pasien untuk dapat makan dan minum secara normal sebelum prosedur pemeriksaan dilakukan.

Sedangkan, jika sampel darah pasien akan digunakan dokter untuk melakukan tes medis tambahan, pasien barangkali disarankan untuk berpuasa dalam jangka waktu tertentu sebelum pemeriksaan dilakukan. Untuk hal ini ikutilah petunjuk dokter dengan saksama. [1,6]

Prosedur Pemeriksaan Darah Lengkap

Prosedur pemeriksaan darah langkap, umumnya ada beberapa tahapan yang perlu dilalui oleh pasien; [4]

  • Pembersihan area yang akan disuntik oleh petugas medis. Umumnya petugas medis akan menggunakan alkohol atau antiseptik untuk membersihkan area dalam siku atau bagian punggung tangan.
  • Selanjutnya pita elastis atau tourniquet akan dipasang di sekitar lengan atas supaya pembuluh darah vena terlihat lebih jelas.
  • Petugas medis akan menyuntikkan jarum di pembuluh darah dan memasukkan darah ke dalam botol kemudian sampel darah akan dikumpulkan ke dalam satu botol atau lebih.
  • Setelah jumlah darah yang diperlukan sudah selesai diambil, pita elastis atau tourniquet akan dilepas.
  • Area penyuntikan akan ditutup menggunakan perban untuk menghentikan perdarahan.
  • Setelah itu, sampel darah dibawa ke laboratorium untuk dianalisis

Setelah selesai menjalani pemeriksaan darah lengkap beberapa pasien akan merasa pingsan atau pusing. Dan pasien mungkin mengalami memar ringan di areah bekas penyuntikan, tetapi akan hilang dalam hitungan hari. [4]

Untuk pasien bayi, petugas biasanya akan terlebih dahulu mensterilkan bagian tumit kaki, lalu menyuntik area tersebut dengan menggunakan jarum kecil yang disebut lancet. Petugas kemudian dengan lembut meremas tumit pasien lalu mengambil sedikit darah yang dimasukan ke dalam botol untuk keperluan analisis. [4]

Risiko Pemeriksaan Darah Lengkap

Resiko buruk yang timbul setelah pemeriksaan darah lengkap dilaporkan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Beberapa pasien hanya mungkin akan mengalami sedikit mual atau pusing, lalu ada sedikit rasa sakit dan memar (bisa juga timbul pembekakan) di area suntikan pengambilan darah. Namun secara umum, semua risiko itu akan hilang dalam beberapa jam atau dalam hitungan hari. [2]

Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap

Sebagian besar hasil pemeriksaan darah akan diumumkan dalam beberapa jam atau 1 hari setelahnya. Dari hasil, biasanya akan tertera nilai normal yang didapatkan dari sampel darah pasien. [4]

Berikut rentang nilai normal dari masing-masing komponen dalam pemeriksaan darah lengkap. [6,4]

Komponen DarahRentang Nilai Normal
Sel darah Merah→ Pria: 4,35-5,65 triliun sel/L *
(4,32-5,72 juta sel/mcL **)
→ Wanita: 3,92-5,13 triliun sel/L.
(3,90-5,03 juta sel/mcL)
Hemoglobin→ Pria: 13,2-16,6 gram/dL ***
(132-166 gram/L)
→ Wanita: 11,6-15 gram/dL
(116-150 gram/L)
Hematokrit
→ Pria: 38,3-48,6 persen
→ Wanita: 35,5-44,9 persen
Jumlah sel darah putih3,4-9,6 miliar sel/L.
(3.400 hingga 9.600 sel/mcL)
Jumlah trombosit→ Pria: 135-317 miliar/L
(135.000 hingga 317.000/mcL)
→ Wanita: 157-371 miliar/L
(157.000-371.000/mcL)

Keterangan:
L = liter
** mcL = mikroliter
*** dL = desiliter

Hasil yang ditujukan dalam tabel di atas adalah hasil rentang nilai normal sampel darah pasien. Kemungkinan yang menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah kesehatan, akan diketahui bila hasil tes yang diperoleh berada di bawah rentang nilai normal.

Untuk penjelasan lebih lanjut simak uraian berikut; [6]

  • Jumlah sel darah merah, hemoglobin dan hematokrit, merupakan hasil yang berhubungan dengan aspek sel darah merah pasien.
    • Bila hasil rentang nilai dari ketiga komponen darah itu lebih rendah dari biasanya maka pasien menderita anemia. Penyakit anemia terjadi karena beberapa hal seperti, rendahnya kadar vitamin atau zat besi, kekurangan darah atau kondisi lain yang mendasarinya.
    • Namun bila jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dan hematokrit lebih tinggi dari biasanya, maka bisa memberi kemungkinan bahwa pasien tersebut mengalami gejala seperti polycythemia vera atau bisa juga penyakit jantung.
  • Jumlah sel darah putih.
    • Bila jumlah sel darah putih lebih rendah (leukopenia), biasanya disebabkan oleh kondisi seperti gangguan autoimun, masalah sumsum tulang atau bisa juga karena kanker dan konsumsi obat-obatan tertentu.
    • Jumlah sel darah putih lebih tinggi biasanya disebabkan oleh kelainan sistem kekebalan atau penyakit sumsum tulang atau mungkin juga karena pasien sedang mengalami reaksi terhadap pengobatan.
  • Jumlah trombosit.
    • Jumlah trombosit yang lebih rendah dari biasanya (trombositopenia) atau lebih tinggi dari biasanya (trombositosis) seringkali merupakan tanda dari kondisi medis yang mendasari, atau mungkin merupakan efek samping dari pengobatan. Dokter biasanya akan melakukan tes tambahan untuk mendiagnosis kejelasan penyebabnya.

Untuk mengetahui lebih spesifik tentang penyebab pemeriksaan darah lengkap Anda berada di rentan kisaran nila normal, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. [6]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment