Temu putri (Curcuma petiolata) adalah famili Zingiberaceae atau yang lebih dikenal dengan temu-temuan. Tanaman yang masuk dalam temu-temuan lebih familiar dikenal sebagai empon-empon.
Meski biasa digunakan untuk campuran bahan masakan, beberapa jenis empon-empon juga termasuk dalam jajaran tanaman toga yang digunakan untuk kesehatan.
Temu putri memiliki banyak sinonim, diantaranya Curcuma cordata Wal dan Curcuma cordifolia Roxb [1].
Daftar isi
Temu putri adalah tanaman lokal iklim tropis. Temu putri biasa ditemukan di negara-negara Asia Tenggara seperti India, Malaysia, Thailand, dan beberapa negara tropis di Australia [3].
Awalnya peneliti menemukan tanaman ini di India dan secara resmi dinamai Flora Indica [1]. Di Malaysia dan Thailand tanaman ini biasa digunakan sebagai ornamen, meski banyak juga digunakan sebagai obat tradisional.
Tumbuhan ini sekarang amat jarang ditemui. Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk membudidayakan tanaman ini. Hasil temuan lab menunjukkan bahwa ada kemampuan respon pertumbuhan setelah usia tanaman 5 minggu. Respon tersebut secara spesifik terlihat pada tunas dan akar [27].
Bentuk tanaman ini mirip dengan keluarga temu-temuan yang lain.
Daunnya melebar dan lancip diujungnya. Batang dan daunya berwarna hijau, sedangkan panjang daunnya berkisar 15-65 cm.
Bunganya berwarna ungu sementara buahnya berwarna kuning, adapun tinggi tanaman temu putri mencapai 1 meter [28].
Ketika bagian rimpang dibelah, bagian dalamnya berwarna kuning cerah.
Bagian yang dimanfaatkan pada temu putri adalah rimpangnya.
Rhizoma didefinisikan sebagai bahan aromatik atau bagian yang memiliki karakteristik aroma yang khas [6]. Rimpang biasanya terletak pada akar yang tertanam dibawah tanah. Rimpang memiliki karakteristik fisik yaitu beruas-ruas serta bergaris.
Berikut adalah kandungan yang terdapat pada temu putri [3], [16], [18]
Name |
---|
Alkaloid |
Curcumol |
Heksanol |
1H-pyrrol-1-amine |
Hidrokarbon |
Enzim PTGS |
inducible nitric oxide synthase (iNOS) |
Sitokin |
Enzim ALT |
Ensim AST |
Tannin |
Berdasarkan penjabaran diatas maka kandungan utama temu putri adalah berbagai enzim yang berfungsi untuk memproduksi zat antioksidan dan bersifat sebagai antiinflamasi (anti peradangan).
1. Sebagai obat sakit perut
Sebab masih satu keluarga dengan temu giring dan kunyit (Curcuma sp), kandungan anti bakterial yang terkandung dalam temu putri juga bermanfaat untuk mengobati sakit perut.
Temu putri dapat meredakan beberapa penyebab perut terasa sakit, seperti maag, kembung, radang usus, disentri, dan diare [2].
2. Sebagai zat antioksidan
Minyak yang terkandung dalam temu putri bermanfaat sebagai zat antioksidan.
Zat antioksidan adalah zat anti racun yang digunakan untuk menangkal radikal bebas yang bersifat merusak sel-sel tubuh. Zat antioksidan juga dapat mencegah penuaan dini [4].
3. Sebagai obat anti racun
Penelitian membuktikan temu putri efektif untuk menekan racun pada sel cholangiocarcinoma [5]. Berdasarkan kajian tersebut maka temu putri memiliki sifat anti racun terhadap sel.
Sifat anti racun adalah sifat obat yang berkhasiat untuk menekan zat pengganda sehingga sel racun dapat dibunuh lebih cepat.
4. Sebagai zat antiinflamasi
Hampir keseluruhan tanaman yang berada dibawah genus Curcuma sp. menjadi tanaman herbal. Kandungan yang dimiliki hampir serupa satu dengan lain. Kesamaan tersebut adalah Curcuma petiolata atau temu putri memiliki zat anti inflamasi [2].
Zat anti inflamasi adalah zat-zat yang berfungsi sebagai pereda radang.
Inflamasi sendiri tidak hanya terjadi pada bagian tubuh luar, namun juga dalam. Bagian tubuh dalam yang biasanya meradang adalah tenggorokan, sementara bagian tubuh luar yang mudah meradang adalah mata dan kulit.
Kandungan enzim dalam temu putri yang bisa dijadikan zat anti inflamasi diantaranya cyclooxygenase-2 (COX-2) dan inducible nitric oxide synthase (iNOS).
Selain itu enzim proinflammatory cytokines, seperti interleukins (ILs), matrix metalloproteinase-9 (MMP-9), dan tumor necrosis factor alpha (TNF-α) [7], [8], [9], [10], [11], [12].
5. Sebagai zat antitumor
Banyak kajian yang membuktikan efektivitas kombinasi genus curcumin termasuk temu putri dengan obat anti tumor yang biasa digunakan di pasaran.
Sebagai contoh efisiensi obat kanker pankreas yakni gemcitabine, menjadi lebih populer setelah dikombinasikan dengan Curcumin yang didalamnya ada temu putri [13].
Selain meningkatkan efisiensi pengobatan kanker pankreas, zat antitumor tersebut terbukti pada kajian penyakit ovarium adenokarsinoma [14].
Adenokarsinoma merupakan benjolan kanker yang tumbuh di berbagai organ tubuh, terutama yang memiliki kelenjar di dalamnya, seperti payudara, paru-paru, esofagus, kolon, pankreas, dan prostat.
6. Sebagai zat hepatoprotektor
Hepatoprotektif adalah suatu senyawa obat yang bersifat melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh racun, obat, dan lainnya [15].
Zat yang terkandung dalam curcumin khususnya curcumin petiolata (temu putri) memiliki sifat hepatoprotektif yang bertugas melindungi hati atau liver.
Penelitian sebelumnya mengkaji peningkatan mencolok level enzim hati yaitu alanine aminotransferase (ALT) dan asoartate amino tansferase (AST) [16].
7. Sebagai zat kardioprotektif
Kardioprotektif adalah segala zat atau senyawa yang bersifat melindungi jantung dari berbagai penyakit. Sifat melindungi ini terdapat pada temu putri [2].
Cara kerjanya adalah temu putri memegang peranan untuk mempertahankan kalsium homeostasis selama kondisi kardiovaskular (jantung terserang penyakit) [17].
8. Sebagai peningkat kekebalan tubuh
Temu putri bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Hal ini disebabkan oleh kandungan tannin dalam temu putri yang menyebabkan mudahnya respon antibodi yang berakibat pada meningkatnya sel immunoglobulin [18].
9. Sebagai antimikroba
Hasil penelitian menunjukkan temu putri sangat kuat dalam menghadapi aktivitas antimikroba seperti bakteri, jamur, dan virus.
Zat antimikroba ini mampu menghambat 10 jenis kuman dan apabila dikombinasikan dengan antibiotik hasilnya akan lebih kuat terutama untuk mengobati infeksi aureus [19].
Infeksi aureus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Kasus yang biasa muncul disebabkan oleh bakteri ini adalah penyakit kulit seperti bisul.
Aktivitas antimikroba lain menunjukkan adanya kekebalan terhadap virus patogen seperti HIV-1, Hepatitis B, dan virus Herpes [20], [21], [22].
1. Menyebabkan gangguan ginjal
Meski baik untuk tubuh, kandungan tannin yang ada pada temu putri jika dikonsumsi berlebih akan berdampak pada ginjal [23].
2. Menyebabkan kerusakan kulit
Temu putri memiliki dampak baik khususnya bagi kulit yang meradang, namun penggunaanya tidak dianjurkan pada kulit yang baru terbakar matahari [23].
Penghindaran juga sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil dan ibu menyusui sebab akan menyebabkan kerusakan area kulit yang lebar meski belum ada kajian lebih lanjut [23].
Penggunaan pada ibu hamil lebih disarankan setelah proses melahirkan selesai. Temu putri bermanfaat membersihkan darah wanita setelah melahirkan.
Tidak dijelaskan lebih lanjut darah yang dimaksud dan bagaimana pengaplikasiannya.
3. Mengundang berbagai macam penyakit
Tidak disarankan untuk mengonsumsi temu putri secara berlebihan.
Kandungan antioksidan yang tinggi justru tidak akan menangkal penyakit.
Penelitian membuktikan banyaknya konsumsi antioksidan tidak berpengaruh untuk penangkalan penyakit terutama kanker, meskipun antioksidan baik untuk tubuh [24].
Selain kanker, respon negatif juga terjadi pada penyakit kardiovaskular sehingga masih mungkin untuk meningkatkan resiko penyakit jantung [25], [26].
Temuan ini sangat bertolak belakang mengingat klaim manfaat baik antioksidan pada temu putri adalah baik untuk jantung dan anti kanker. Dosis menjadi perhatian penting.
4. Peningkatan gas berlebih
Kandungan tannin jika dikonsumsi berlebih akan berdampak pada penumpukan gas dalam perut sehingga akan terasa sensasi penuh dan tidak nyaman [23].
5. Meningkatkan resiko stimulus sel
Pada temu putri terdapat kandungan alkaloid. Jika dikonsumsi berlebih, alkaloid dapat menyebabkan stimulus yang kuat.
Peningkatan stimulus sel berdampak buruk bagi kesehatan sebab sel dipaksa terus menerus merespon.
1. Dibuat jus
Guna meredakan sakit perut, temu putri yang sudah dicuci dan dikupas dapat dihaluskan kemudian dicampurkan dengan air [2].
Konsistensi (kekentalan) dapat disesuaikan dengan selera. Tambahkan madu atau gula aren agar mendapat kandungan baik lainnya.
2. Dihaluskan
Temu putri akan mudah diaplikasikan jika diolah menjadi bubuk. Dapat dicampur dengan air lalu dikonsumsi atau diseduh air hangat.
Air rebusan dari temu putri yang dihaluskan bermanfaat untuk meredakan peradangan dalam tubuh, seperti radang tenggorokan dan radang usus [2].
Haluskan dengan parutan atau ditumbuk. Agar mendapat bubuk yang benar-benar kering setelah proses penghalusan, lanjutkan dengan proses penjemuran.
Bubuk temu putri susah ditemukan di pasaran sebab tanaman ini langka. Solusi untuk mendapatkan bubuk temu putri adalah membuat sendiri di rumah. Ambil beberapa temu putri cuci dan kupas sampai bersih.
Membuat bubuk temu putri akan lebih sempurna jika menggunakan metode ekstraksi sebab bubuk yang didapatkan benar-benar bersih dan langsung kering.
Namun cara ini tidak disarankan jika tidak diawasi ahli karena berkaitan dengan nilai gizi setelah proses selesai.
3. Pasta temu putri
Guna meredakan peradangan pada kulit, mengolah temu putri menjadi pasta dapat dilakukan.
Ambil beberapa temu putri lalu cuci bersih kemudian kupas. Haluskan temu putri lalu tempelkan pada kulit yang meradang [2].
Ciri paling mudah mendeteksi kulit meradang adalah adanya kemerahan. Namun, kemerahan ini perlu diwaspadai ketika berada di dekat luka menganga sebab bisa saja terjadi infeksi.
1. Menanam
Mendapatkan tanaman herbal yang mulai langka akan lebih mudah jika menanam sendiri sebab akan lebih murah dan mudah.
Belum diketahui pasti adakah peraturan khusus yang mengatur penanaman tanaman langka ini.
Mekanisme penanaman yang benar belum bisa dikaji lebih dalam disebabkan jumlahnya yang terbatas. Sejauh ini informasi penanaman hanya sebatas tanah humus [28].
Meski termasuk dalam Curcuma sp, karakteristik penanaman temu putri tidak bisa disamakan dengan temu-temu lainnya.
2. Simpan pada wadah kering
Temu putri yang sudah didapat kemudian disimpan dalam wadah kering dan tertutup. Tidak disarankan untuk mengupasnya terlebih dahulu.
Kulit temu putri sebaiknya tidak dipisahkan dari buahnya. Hal ini karena kulit dapat melindungi dan menghambat usia pembusukan yang diakibatkan oleh interaksi kimiawi dengan udara.
Hal penting yang harus dikedepankan dalam menyimpan temu putri pada wadah adalah mencucinya lalu dikeringkan dengan benar.
Alternatif lain dalam menyimpan temu putri adalah tanpa mencucinya lalu tempatkan pada wadah terbuka seperti menyimpan empon-empon biasa.
Temu putri mengandung tannin sehingga banyak memproduksi antioksidan yang baik bagi tubuh. Selain itu temu putri mengandung banyak enzim yang berguna sebagai penambah imun tubuh.
1. Jana Leong-Škorničková, Otakar Šída, Karol Marhold. Back to types! Towards stability of names in Indian Curcuma L. (Zingiberaceae). Taxon; 2010.
2. Anbu Jeba Sunilson John Samuel, Anandarajagopal Kalusalingam, Dinesh Kumar Chellappan, Rejitha Gopinath, Suraj Radhamani, Hj. Azman Husain, Vignesh Muruganandham. Ethnomedical Survey of Plants Used by The Orang Asli in Kampung Bawong, Perak, West Malaysia. Vol. 6(1):5. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine; 2010.
3. Jigni Mishra, Anuja Bhardwaj, Kshipra Misra. Curcuma sp.: The Nature’s Souvenir for High-Altitude Illness. Management of High Altitude Pathophysiology; 2018.
4. Thakam, A., Saewan. Chemical composition of essential oil and antioxidant activities of Curcuma petiolata Roxb. Rhizomes. In: Tunkasiri, T. Advanced Materials Research; 2012.
5. Suthiwong, J., Pitchuanchom, S., Wattanawongdon, W., Hahnvajanawong, C., Yenjai, C., Isolation, docking, and cytotoxicity evaluation against cholangiocarcinoma of labdanes from Curcuma petiolata. Asian Journal Chemical; 2014.
6. Apavatjrut, P., Anuntalabhochai, S., Sirirugsa, P., Alisi, C. Molecular markers in the identification of some early flowering Curcuma L. (Zingiberaceae) species. Vol. 84(4). Annals of Botany; 1999.
7. Abe, Y., Hashimoto, S.H.U., Horie, T. Curcumin inhibition of inflammatory cytokine production by human peripheral blood monocytes and alveolar macrophages. Pharmacology Research; 1999.
8. Goel, A., Kunnumakkara, A.B., Aggarwal, B.B. Curcumin as “curecumin”: from kitchen to clinic. Biochemical Pharmacology; 2008.
9. Jurenka, J.S. Anti-inflammatory properties of curcumin, a major constituent of Curcuma longa: a review of preclinical and clinical research. Alternative Medical Review; 2009.
10. Kant, V., Gopal, A., Pathak, N.N., Kumar, P., Tandan, S.K., Kumar, D. Antioxidant and antiinflammatory potential of curcumin accelerated the cutaneous wound healing in streptozotocin-induced diabetic rats. International Immunopharmacol; 2014.
12. Surh, Y.J., Chun, K.S., Cha, H.H., Han, S.S., Keum, Y.S., Park, K.K., Lee, S.S. Molecular mechanisms underlying chemopreventive activities of anti-inflammatory phytochemicals: downregulation of COX-2 and iNOS through suppression of NF-κB activation. Mutation Research; 2001.
13. Sandur, S.K., Ichikawa, H., Pandey, M.K., Kunnumakkara, A.B., Sung, B., Sethi, G., Aggarwal, B.B. Role of pro-oxidants and antioxidants in the anti-inflammatory and apoptotic effects of curcumin (diferuloylmethane). Free Radical Biology and Medicine Journal; 2007.
14. Ganta, S., Devalapally, H., Amiji, M. Curcumin enhances oral bioavailability and anti-tumor therapeutic efficacy of paclitaxel upon administration in nanoemulsion formulation. Journal Pharmacy of Science; 2010.
15. Tjandrawati. Standarisasi ekstrak pegagan, centella asiatica sebagai obat herbal terstandar hepatoprotektor. Pusat penelitian kimia LIPI; 2015.
16. Palipoch, S., Punsawad, C., Koomhin, P., Suwannalert, P. Hepatoprotective effect of curcumin and alpha-tocopherol against cisplatin-induced oxidative stress. BMC Complementary and Alternative Medicine; 2014.
17. Wongcharoen, W., Jai-Aue, S., Phrommintikul, A., Nawarawong, W., Woragidpoonpol, S., Tepsuwan, T., Sukonthasarn, A., Apaijai, N., Chattipakorn, N. Effects of curcuminoids on frequency of acute myocardial infarction after coronary artery bypass grafting. American Journal Cardiology; 2012.
18. South, E.H., Exon, J.H., Hendrix, K. Dietary curcumin enhances antibody response in rats. Immunopharmacol. Immunotoxicology; 1997.
19. Mun, S.H., Joung, D.K., Kim, Y.S., Kang, O.H., Kim, S.B., Seo, Y.S., Kim, Y.C., Lee, D.S., Shin, D.W., Kweon, K.T., Kwon, D.Y. Synergistic antibacterial effect of curcumin against methicillinresistant Staphylococcus aureus. Phytomedicine; 2013.
20. Kutluay, S.B., Doroghazi, J., Roemer, M.E., Triezenberg, S.J. Curcumin inhibits herpes simplex virus immediate-early gene expression by a mechanism independent of p300/CBP histone acetyltransferase activity. Virology; 2008.
21. Zorofchian Moghadamtousi, S., Abdul Kadir, H., Hassandarvish, P., Tajik, H., Abubakar, S. Zandi, K., 2014. A review on antibacterial, antiviral, and antifungal activity of curcumin. Biomedical Research International; 2014.
22. Zandi, K., Ramedani, E., Mohammadi, K., Tajbakhsh, S., Deilami, I., Rastian, Z., Fouladvand, M., Yousefi, F., Farshadpour, F. Evaluation of antiviral activities of curcumin derivatives against HSV-1 in Vero cell line. National product communication: SAGE Journals; 2010.
23. Anonym. Tannic acid: Uses, side effects, interactions. dosage, and warning. WebMd; 2020.
24. Lei jiang, Ke-hu yang, Jin-hui tian, Quan-lin guan, Nan yao, Nong cao, Deng-hai mi, Jie wu, Bin ma, Sun-hyu yang. Efficacy of antioxidant vitamins and slenium supplement in prostate cancer prevention: A meta-analysis of randomized controlled trials. Journal nutrition and cancer; 2009.
25. Rees K, Hartley L, Day C, Flowers N, Clarke A, Stranges S. Selenium supplementation for the primary prevention of cardiovascular disease. The cochrane database of systematic reviews; 2013.
26. Shekelle PG, Morton SC, Jungvig LK, Udani J, Spar M, Tu W, J Suttorp M, Coulter I, Newbweey SJ, Hardy M. Effect of supplemental vitamin E for the prevention and treatment of cardiovascular disease. Journal of general internal medicine; 2004.
27. Gati E, Yelnititis. Upaya pelestarian tanaman obat langka temu puteri melalui kultur jaringan. Perpustakaan bioteknologi LIPI; 2020.
28. Anonym. Curcuma petiolata. Useful tropicalplants; 2020.