Daftar isi
Temulawak merupakan salah satu yang termasuk sebagai tanaman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) di Indonesia. Temulawak merupakan tumbuhan yang termasuk kedalam keluarga Zingerberaceae dan memiliki nama latin Curcuma zanthorizza.
Temulawak merupakan tanaman yang berasal dari Indonesia yang kemudian menyebar ke berbagai daerah di dunia, seperti Malaysia, Filiphina dan Thailand. Temulawak juga memiliki sebutan yang berbeda-beda di setiap daerahnya, seperti temulawak di daerah Jawa, Koneng Gede di Sunda dan Temu Labak di Madura.
Temulawak juga merupakan tanaman yang mudah tumbuh diberbagai macam jenis tanah baik yang berpasir ataupun yang berkapur sekalipun, yang terpenting temulawak di tempatkan pada daerah yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari [2,6]
Temulawak memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan tanaman dari suku temu-temuan yang lainnya. Salah satu karakteristiknya adalah bentuk daun yang saling bertumpangan dan juga dapat disebut sebagai batang yang dapat tumbuh lebih dari 1 m namun tidak lebih dari 2 m.
Warna daun dari temulawak sendiri berwarna hijau dan terkadang dapat berwarna coklat gelap. Kemudian, pada bagian rimpangnya temulawak memiliki rimpang yang cukup besar dan juga bundar. Warna kulit rimpang dari temulawak adalah kuning agak kecoklat-coklatan.
Temulawak juga memiliki bunga yang bertumpuk dan memiliki warna putih dan pada bagian tepinya berwarna merah muda [2,6].
Rimpang merupakan salah satu sebutan pada bagian akar dari temulawak yang sering kali digunakan dan berwarna oranye.
Terkadang masih banyak diantara masyarakat yang masih salah dan sulit membedakan antara temulawak dan kunyit yang sudah berbentuk rimpang pada dapur. Namun, jika dilihat secara detail temulawak dan kunyit memiliki beberapa perbedaan fisik.
Jika dilihat secara fisik dapat diketahui bahwa bentuk rimpang dari temulawak berbentuk bulat dan ukuran rimpangnya terlihat besar, sedangkan rimpang kunyit lebih lonjong dan lebih ramping dibandingkan dengan temulawak dan ukurannya juga lebih kecil.
Kemudian, pada bagian dalamnya walaupun sama-sama berwarna oranye, namun warna oranye dari kunyit lebih pekat dibandingkan dengan warna oranye temulawak [2,6].
Berikut ini kandungan gizi pada temulawak:
Nama | Jumlah | Unit |
Abu | 0.37 | % |
Protein | 1.52 | % |
Lemak | 1.35 | % |
Serat | 0.80 | % |
Karbohidrat | 79,96 | % |
Kurkumin | 15 | mg |
Kalium | 11,45 | mg |
Natrium | 6,38 | mg |
Kalsium | 19,07 | mg |
Magnesium | 12,72 | mg |
Zat besi | 6,38 | mg |
Mangan | 0.82 | mg |
Kadmium | 0,02 | mg |
Temulawak memiliki senyawa zat besi yang dapat digunakan sebagai senyawa penambah darah dan juga dapat mengatasi penyakit anemia atau kekurangan sel darah merah pada tubuh [1,7].
Tumbuhan temulawak sudah sejak dulu dijadikan sebagai tanaman obat keluarga karena khasiatnya yang begitu banyak dan memiliki berbagai macam jenis kandungan senyawa di dalamnya. Salah satu kandungan senyawa tersebut adalah flavonoid.
Flavonoid merupakan senyawa alami pada tumbuhan yang berfungsi untuk memberikan warna pada tanaman, sedangkan untuk kesehatan tubuh flavonoid berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas.
Kemudian, terdapat senyawa kalium yang berfungsi untuk menjaga kesehatan organ kardiovaskular yang berperan dalam menjaga fungsi jantung agar tetap stabil [1,7].
Kandungan senyawa pada temulawak dapat memberikan berbagai macam manfaat yang baik untuk menunjang kesehatan tubuh.
Karena khasiatnya yang sangat terkenal temulawak seringkali dijadikan sebagai obat herbal di masyarakat karena kandungan gizinya yang dapat menyembuhkan beberapa macam penyakit pada tubuh.
Berikut ini beberapa manfaat temulawak untuk kesehatan tubuh:
Salah satu manfaat yang terkenal dari temulawak adalah dapat menjaga kesehatan hati. Hal ini dikarenakan kandungan kurkumin yang ada di dalam temulawak dapat melindungi hati dari serangan virus ataupun bakteri yang dapat menyebabkan penyakit, salah satunya adalah hepatitis.
Sedangkan menurut jurnal yang diterbitkan oleh Scientific Journal Research menjelaskan bahwa di dalam temulawak terdapat senyawa yang melindungi hati dari efek hepatotoksin. Hepatotoksin adalah senyawa kimia yang dapat berakitbat buruk pada tubuh, terutama pada organ hati [4,5]
Kurkumin merupakan salah satu senyawa khas yang terdapat pada temulawak yang memiliki segudang manfaat untuk kesehatan tubuh.
Temulawak sering kali digunakan sebagai obat untuk beberapa penyakit maupun sebagai penambah kesehatan pada seseorang, seperti untuk menjaga kesehatan organ pencernaan. Kandungan senyawa kurkumin pada temulawak mampu menyembuhkan luka pada bagian dinding lambung yang seringkali disebut maag.
Selain itu, kurkumin juga mampu membersihkan organ usus dari bakteri-bakteri jahat yang dapat menimbulkan penyakit pada organ pencernaan tubuh. Kemudian, kandungan atsiri pada temulawak juga dapat bermanfaat dalam merangsang nafsu makan pada tubuh [1,3]
Temulawak juga dapat digunakan dalam mencegah pertumbuhan sel kanker pada tubuh. Hal ini dikarenakan pada temulawak mengandung zat flavonoid yang dapat mencegah berkembangnya sel kanker dan menyebar ke seluruh tubuh.
Flavonoid dapat mengganggu dan menghambat poliferasi dari sel kanker sehingga sel kanker tidak dapat berkembang lebih jauh dan kemudian sel kanker akan perlahan-lahan mati [6,8,9].
Temulawak juga dapat digunakan sebagai antibakteri pada tubuh yang sangat manjut terutama pada bakteri berjenis Salmonella dan Stapilloccus yang mana dapat membuat infeksi dan penyakit pada tubuh. Khasiat ini di dapatkan oleh temulawak dikarenakan terdapat kandungan saponin di dalamnya.
Saponin merupakan zat yang terdapat pada tanaman-tanaman herbal yang seringkali digunakan sebagai zat antibakteri untuk membasmi bakteri ataupun jamur yang menyerang pada tubuh [3,4].
Temulawak juga dapat digunakan sebagai penurun kadar kolesterol di dalam tubuh, dimana kadar kolesterol yang tinggi pada tubuh dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit berbahaya. Manfaat temulawak ini dikarenakan di dalam temulawak terdapat senyawa sterol dan juga saponin di dalamnya.
Sterol yang merupakan salah satu dari jenis lemak baik yang dapat mengurangi kadar kolesterol jahat atau LDL ( Low Density Lipoprotein) di dalam tubuh. Sedangkan senyawa saponin, merupakan senyawa yang dapat merangsang tubuh untuk lebih banyak menyerap kadar lemak baik atau HDL ( High Density Lipoprotein) pada makanan yang berguna untuk mengurangi kadar kolesterol jahat [3,4].
Temulawak memiliki berbagai macam manfaat yang berasal dari kandungan senyawa di dalamnya dan kandungan senyawa yang paling dicari dari temulawak adalah senyawa kurkumin.
Walaupun temulawak memiliki berbagai macam kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh, namun mengonsumsinya secara berlebihan dapat menyebabkan beberapa efek samping.
Berikut ini beberapa efek samping temulawak pada kesehatan tubuh:
Mengonsumsi temulawak secara terus-menerus selama 18 hari dapat menyebabkan iritasi pada organ lambung. Hal ini dikarenakan temulawak yang dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar asam pada lambung dan menyebabkan iritasi pada dinding lambung.
Akibat dari iritasi ini akan memunculkan beberapa gejala pada tubuh, seperti mual dan pusing. Maka dari itu, konsumsi temulawak ketika dibutuhkan dan dengan porsi yang tepat atau cukup [1,5]
Temulawak yang dikonsumsi dengan beberapa metode selalu akan meninggalkan sebuah residu ketika akan dikonsumsi. Residu ini akan masuk ke dalam tubuh ketika temulawak dikonsumsi dan apabila terlalu sering mengonsumsi temulawak akan menimbulkan pengendapan residu dari temulawak pada organ ginjal.
Akibat dari pengendapan ini akan memunculkan beberapa gangguan pada ginjal, seperti penyakit batu ginjal atau kencing berdarah. Maka dari itu konsumsilah temulawak dengan porsi yang cukup dan konsultasikan pada dokter atau ahli medis [5,10].
Pada dasarnya semua yang digunakan secara berlebihan akan mendatangkan efek samping, tak terkecuali dengan temulawak yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan.
Temulawak memiliki beberapa metode yang dapat digunakan untuk menjadikan temulawak sebagai obat herbal agar memaksimalkan manfaat yang ada pada temulawak.
Berikut ini beberapa tips penggunaan temulawak dengan benar:
Temulawak seringkali dijadikan sebagai obat herbal dalam masyarakat yang berupa dalam air perasan dari temulawak. Air perasan dari temulawak ini berkhasiat dalam menjaga kesehatan organ pencernaan dan juga sebagai penambah nafsu makan karena mengandung atsiri.
Cara membuat air perasan temulawak ini juga cukup mudah. Siapkan beberap ruas temulawak yang segar. Kemudian, kupas bagian kulit dan cuci bersih temulawak menggunakan air yang mengalir. Setelah itu, siapkan alat parut untuk memarut temulawak dan parut secara perlahan temulawak.
Setelah diparut tambahkan sedikit air panas ke dalam hasil parutan temulawak, siapkan wadah dan juga alat penyaring lalu peras temulawak tersebut hingga sekitar 4 sampai 5x menambahkan air panas. Minum air perasan temulawak 1x sehari dan juga dapat menambahkan sedikit madu kedalam air perasan temulawak untuk mendapatkan sedikit rasa manis [1,3].
Metode perasan air temulawak ini merupakan cara yang paling sering digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga untuk mengubah temulawak menjadi obat herbal.
Temulawak juga dapat digunakan dengan direbus dan air rebusannya dikonsumsi. Air rebusan temulawak berkhasiat dalam menurunkan kolesterol dan juga dapat digunakan untuk menjaga kesehatan tubuh terutama kesehatan organ pencernaan.
Cara membuat air rebusan temulawak juga cukup mudah siapkan beberapa ruas temulawak yang akan digunakan. Kemudian, kupas dan cuci bersih temulawak. Iris-iris temulawak menjadi irisan yang sangat tipis. Siapkan panci yang berisikan air dan masukkan irisan temulawak kedalamnya dan rebus hingga air mendidih.
Setelah mendidih tunggu sedikit hangat dan tiriskan pada gelas. Air rebusan temulawak siap untuk dikonsumsi [1,3].
Selain dengan menggunakan temulawak yang segar, beberapa orang terkadang menggunakan temulawak yang telah diubah menjadi bubuk yang kemudian diseduh dengan air panas. Selain praktis, temulawak bubuk juga dapat bertahan lebih lama.
Membuat temulawak bubuk cukup mudah dan butuh kesabaran. Siapkan beberap ruas temulawak yang masih segar, kemudian cuci hingga bersih tanpa dikupas. Siapkan wadah datar yang lebar dan letakkan temulawak tersebut di atas wadah tersebut dengan jarak.
Setelah diletakkan dengan rapi jemur temulawak ditempat yang terkena sinar matahari penuh hingga kering. Setelah temulawak menjadi kering siapkan alat penggilingan untuk menghaluskan temulawak kering. Haluskan temulawak kering sampai benar-benar menjadi bubuk, setelah itu siapkan wadah kaca untuk menyimpan bubuk temulawak dan gunakan ketika dibutuhkan [2,3].
Dengan metode penggunaan seperti diatas diharapkan dapat memaksimalkan manfaat yang ada pada temulawak.
Temulawak merupakan obat herbal yang sering kali ada dan selalu sedia di dalam rumah. Namun, temulawak tidak dapat bertahan lama apabila tidak disimpan dengan benar.
Maka dari itu diperlukan beberapa tips dalam menyimpan temulawak agar lebih tahan lama. berikut ini beberapa tips dalam menyimpan temulawak dengan benar:
Pemilihan temulawak yang segar merupakan salah satu langkah yang dapat membuat temulawak lebih lama disimpan. Salah satu cara dalam memilih temulawak yang segar adalah dengan melihat bagian kulitnya, pilihlah temulawak dengan kulit yang masih kencang dan halus. Jangan pilih temulawak yang kulitnya sudah mengkerut.
Selain itu, temulawak yang masih segar dapat dilihat dari bentuk fisiknya yang masih gemuk dan tidak mudah patah. Sedangkan, yang tidak segar fisiknya agak sedikit mengecil dan mudah sekali patah.
Dan jangan pilih jahe yang dikulitnya terdapat bintik-bintik hitam atau yang sudah berjamur karena mudah sekali membusuk [2].
Ketika akan menyimpan temulawak sebaiknya tidak mengupas bagian kulit dari temulawak. Hal ini dikarenakan ketika bagian kulit temulawak dikelupas akan membuat temulawak tersebut terserang bakteri ataupun jamur yang dapat membuatnya membusuk.
Selain itu, temulawak yang telah dikelupas kulitnya akan mulai mengering dan mengkerut dikarenakan cepatnya proses penguapan yang sebelumnya terhalangi oleh bagian kulit [2].
Setelah temulawak dibersihkan dari kotoran yang melekat, masukkan temulawak segar kedalam kantong plastik yang kedap udara dan tutup kantong plastik rapat-rapat agar tidak ada udara yang masuk kedalamnya.
Langkah terakhir dari tips menyimpan temulawak segar adalah dengan memasukkan ke dalam lemari kulkas pada bagian freezer untuk dibekukan. Temulawak yang dibekukan dapat bertahan lebih lama dibandingkan disimpan pada rak lemari es khusus sayuran, dikarenakan semua aktivitas bakteri ataupun jamur pada temulawak akan terhenti.
Kemudian, ketika akan menggunakan temulawak yang telah dibekukan hanya perlu merendamnya di dalam air untuk mengembalikkan kesegaran temulawak tersebut [2]
Dengan tips menyimpan temulawak di atas diharapkan dapat menyimpan temulawak selama 1-2 minggu dalam kondisi yang masih segar dan siap digunakan.
Apakah temulawak mengandung racun?
Temulawak tidak mengandung racun, hanya saja konsumsi yang terlalu sering dapat menimbulkan beberapa penyakit dan gangguan pada kesehatan [5].
Apakah temulawak aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui?
Belum ada penelitian lebih lanjut mengenai keamanan temulawak dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Namun, jika ingin mengonsumsinya ketika hamil dan menyusui hendaknya konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli medis lainnya
Apakah temulawak aman dikonsumsi untuk anak-anak?
Temulawak aman dikonsumsi oleh anak-anak, terutama untuk meningkatkan nafsu makan dari anak-anak tersebut. Biasanya orang tua akan mencampurkan sedikit madu pada air perasan temulawak agar lebih manis dan mengurangi rasa pahit [1,4,5]
Untuk mengonsumsi atau penggunaan obat herbal yang berasal dari temulawak akan lebih baik jika berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter atau ahli medis terdekat.
1. Sutha Devaraj, Azadeh Sabetghadam Esfahani, Sabariah Ismail, Surash Ramanathan and Mun Fei Yam. Evaluation of the Antinociceptive Activity and Acute OralToxicity of Standardized Ethanolic Extract of the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb. 15, 2925-2934. Molecules; 2010.
2. Lucky Lia Faiza,Poppy F. Arifin,Waras Nurcholis, Taufik Ridwan, Latifah K. Darusman. Effect of Local Microorganism Utilization to Increase Productivity of Javanese Turmeric (Curcuma xanthorriza Roxb.). 3(2): 62-67. Jurnal Jamu Indonesia; 2018.
3. Ali Khomsan, Dodik Briawan, Hadi Riyadi. Antioxidant Potential of Temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb). 15 (6): 556-560. Pakistan Journal of Nutrition; 2016.
4. Natividad Sebastià, Alegria Montoro,Jose M Soriano. Medicinal properties and health benefits of curcumin. Nova Science Publishers; 2012.
5. Susan J. Hewlings and Douglas S. Kalman. Curcumin: A Review of Its’ Effects on Human Health. 6, 92. Foods; 2017.
6. Seok Fang Oon, Meenakshii Nallappan, Thiam Tsui Tee, Shamarina Shohaimi, Nur Kartinee Kassim. Xanthorrhizol: a review of its
pharmacological activities and anticancer properties. 15:100. Cancer Cell International; 2015.
7. Marina Shah Muhammad Zabri Tan, Sabariah Ismail, Roziahanim Mahmud. Standardization and phytochemical studies of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Vol 4, Issue 3. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences; 2012.
8. Aleksandra Kozłowska, Dorota Szostak-Wegierek. Flavonoids--food sources and health benefits. 68(2):79-85. Roczniki Państwowego Zakładu Higieny; 2014.
9. Verawati, Mimi Aria, Afdhil Arel and Efi Ryanto. Antioxidant activity and total flavonoid content of fractions of piladang
(Solenostemon scutellarioides (L) Codd) leaf extract. 8 (18):67-71. Der Pharmacia Lettre; 2016.
10. Siva Krishnan. Traditional Herbal Medicines - A Review. Volume 5, Issue 4. International Journal of Research and Analytical Reviews; 2018.