Daftar isi
Terapi binaural beats atau terapi ketukan binaural merupakan jenis terapi gelombang suara yang membuat otak menerimanya sebagai satu nada yang sama padahal telinga kiri dan kanan masing-masing menerima nada frekuensi yang berbeda [1,2,3,4].
Terapi ini dapat ditempuh terutama oleh penderita stres, gangguan kecemasan, serta gangguan kesehatan mental lainnya [1,3,4].
Dalam bentuk audio stereo, pasien dapat mendengarkan gelombang suara melalui headphone [1,3,4].
Terapi binaural beats yang merupakan terapi audio ini juga umumnya dikaitkan dengan latihan meditasi [1,2,3,4].
Oleh karena itu, terapi ini membawa efek baik bagi pemulihan pasien gangguan kesehatan mental [1,2,3,4].
Beberapa manfaat terapi binaural beats bagi kesehatan emosional, mental, maupun fisik adalah [1,2,3,4,6] :
Terapi ini dianggap termasuk sebagai meditasi karena meditasi sendiri adalah latihan untuk menenangkan pikiran sekaligus meningkatkan konsentrasi [5].
Ketika sedang diliputi kecemasan dan banyak pikiran negatif, seringkali fokus menjadi mudah turun, oleh karena itu meditasi bisa membantu [5].
Meditasi yang dilakukan rutin terbukti mengurangi tingkat kecemasan dan stres sekaligus meningkatkan kesehatan mental dan menurunkan risiko hilang ingatan dan penuaan otak [5].
Walau tergolong sulit, meditasi adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan daya konsentrasi, menenangkan pikiran, dan menghalau stres secara alami [5].
Meditasi dianggap serupa dengan terapi binaural beats karena pola gelombang otak yang dialami oleh pasien akan sama [1,3,4].
Pada terapi binaural beats, irama yang digunakan adalah antara 1 dan 30 hertz (Hz) sehingga pola gelombang sama dengan saat bermeditasi [1,2,3,4].
Karena terbentuk frekuensi yang berpola sama pada otak, banyak yang kemudian menyebut terapi binaural beats sebagai brain wave entrainment technology [3].
Meski demikian, sebuah studi tahun 2017 menunjukkan bahwa hasil pengukuran efek terapi binaural beats menggunakan pemantauan EEG justru tidak memengaruhi aktivitas otak [6].
Bahkan terapi binaural beats melalui hasil penelitian tersebut diketahui tidak merangsang emosi pasien [6].
Dalam terapi binaural beats, frekuensi nada menurut sebuah tinjauan literatur tahun 2015 tidak boleh lebih dari 1000 Hz dan bahkan di bawah 1000 Hz [7].
Agar otak dapat langsung mendeteksi ketukan pada terapi ini, frekuensi kurang dari 1000 Hz terbukti paling tepat [4,7].
Selama proses terapi ini, pasien akan mendengarkan dan menangkap perbedaan frekuensi gelombang yang masuk ke telinga kanan dan kiri [1,3,4].
Salah satu contoh binaural beat adalah ketika telinga kanan menerima nada 210 Hz dan telinga kiri 200 Hz maka binaural beat-nya adalah 10 Hz [1,3,4].
Maka dengan kata lain, binaural beat adalah selisih atau perbedaan dari dua frekuensi berbeda yang diterima oleh masing-masing telinga kanan dan kiri [1,2,3,4].
Sebuah hasil studi pada tahun 2018 menyatakan dan membuktikan bahwa binaural beats mampu memengaruhi siklus dan perilaku tidur seseorang bila didengarkan pada periode waktu tertentu [8].
Pola binaural beats sendiri terbagi menjadi lima kategori berbeda sebagai berikut.
Pada pola alpha, frekuensi yang diterima oleh pasien selama menempuh terapi binaural beats adalah antara 7 hingga 12 Hz [1,2,3,4].
Dalam kondisi pola frekuensi ini, pasien akan merasa lebih rileks daripada biasanya [1,2,3,4].
Pola beta adalah pada frekuensi antara 13 hingga 30 Hz selama pasien menjalani terapi binaural beats [1,2,3,4].
Frekuensi ketukan ini bermanfaat dalam meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi pasien [1,2,3,4].
Jika frekuensi lebih tinggi sedikit saja pada akhir pola, hal ini justru bisa membuat pasien mengalami kecemasan [1,2,3,4].
Pada pola gamma, frekuensi yang diterima oleh telinga pasien berada pada rentang 30 hingga 50 Hz [1,2,3,4].
Pada seseorang yang dalam kondisi terjaga, frekuensi dengan pola tersebut mampu menjaga gairah dalam tubuh [1,2,3,4].
Pola delta adalah frekuensi dengan rentang 0,5 hingga 4 Hz yang bisa diterima oleh telinga pasien [1,2,3,4].
Ketukan dengan frekuensi tersebut berkaitan dengan tidur tanpa mimpi dan tidur sedalam mungkin menurut hasil skrining otak elektroensefalogram [1,2,3,4].
Pola theta adalah frekuensi ketukan pada terapi binaural beats dalam rentang 4 hingga 7 Hz. Untuk pasien bisa bermeditasi dengan tenang dan nyaman, ketukan ini paling tepat [1,2,3,4].
Selain itu, pola theta adalah frekuensi yang mampu meningkatkan kreativitas sekaligus fase tidur REM (rapid eye movement) [1,2,3,4].
Fase REM sendiri adalah tahap 90 menit awal setelah seseorang mulai tidur dengan tanda gerakan mata dari satu sisi ke sisi lain ketika terpejam lebih cepat [9].
Bagaimana cara penderita gangguan kesehatan mental menggunakan binaural beats?
Untuk mendengarkan ketukan binaural selama prosedur terapi binaural beats, seseorang dapat menggunakan sepasang headphones berstereo [4].
Meski demikian, belum ada rekomendasi atau aturan secara resmi dalam pengobatan psikiatri untuk menggunakan sistem audio tertentu untuk terapi binaural beats [4].
Terapi seperti ini membutuhkan situasi dan kondisi yang tenang sekaligus nyaman dan sama sekali tidak dianjurkan untuk ditempuh saat seseorang membutuhkan kewaspadaan dan fokus tinggi [4].
Hindari penggunaan terapi binaural beats saat sedang mengemudi misalnya, serta aktivitas lain yang memerlukan daya konsentrasi penuh [3,4].
Apakah penderita stres dan kecemasan memerlukan terapi lain?
Untuk stres dan gangguan kecemasan, terapi perilaku kognitif adalah jenis perawatan nonfarmakologis yang paling terbukti efektif membantu meredakan gejala gangguan mental [4].
Oleh karena itu, terapi perilaku kognitif sebaiknya justru dipertimbangkan menjadi opsi pertama untuk mengatasi gangguan kecemasan, panik, stres atau bahkan depresi [4].
Terapi binaural beats adalah terapi lain yang sekiranya dapat mendukung dalam masa pemulihan gejala; dalam hal ini, konsultasikan lebih detail dengan dokter yang menangani [4].
Terapi binaural beats belum terlalu diketahui oleh banyak orang dan efektivitas dari terapi ini pun secara ilmiah kemungkinan dipertanyakan.
Berikut ini adalah beberapa hasil studi terkait terapi binaural beats dalam menangani masalah suasana hati dan kesehatan mental.
Belum diketahui adanya efek samping terapi binaural beats, namun lebih dianjurkan untuk tidak mengatur suara yang keluar dari headphones terlalu tinggi demi menghindari ketidaknyamanan [3,4].
Terapi binaural beats tidak untuk suara di atas 85 desibel apalagi dalam waktu yang lama [13].
Paparan suara 85 desibel atau di atasnya berisiko mengakibatkan kehilangan pendengaran seiring waktu [13].
Ini karena suara di atas 85 desibel sama dengan suara bising yang biasa didengar saat berada di tengah lalu lintas padat [13].
Selain itu, seseorang dengan riwayat epilepsi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter lebih dulu dan menanyakan apakah aman untuk menempuh terapi ini [3].
Kesimpulan
Beberapa studi menunjukkan bahwa terapi binaural beats efektif dalam mengurangi kecemasan seseorang, memperbaiki suasana hati, meningkatkan daya konsentrasi sekaligus menambah daya ingat.
Meski terdapat sebagian kecil studi yang bersifat kontradiktif dan masih memerlukan studi lebih jauh, terapi binaural beats tetap bermanfaat apabila dilakukan secara benar.
Kesehatan mental seseorang mampu meningkat secara positif dan aman ketika menjalani terapi binaural beats tanpa berlebihan.
1. Tom Ryan. Can Binaural Beats Help You Fall Asleep?. Sleep Foundation; 2022.
2. Leila Chaieb, Elke Caroline Wilpert, Thomas P. Reber, & Juergen Fell. Auditory Beat Stimulation and its Effects on Cognition and Mood States. Frontiers in Psychiatry; 2015.
3. Cheryl Crumpler, PhD & Jacquelyn Cafasso. Do Binaural Beats Have Health Benefits?. Healthline; 2021.
4. Andrew Gonzalez, M.D., J.D., MPH & Lori Smith, MSN, BSN, WHNP-BC. What are binaural beats, and how do they work?. Medical News Today; 2019.
5. Mandy D. Bamber & Joanne Kraenzle Schneider. Mindfulness-based meditation to decrease stress and anxiety in college students: A narrative synthesis of the research. Educational Research Review; 2016.
6. Fran López-Caballero & Carles Escera. Binaural Beat: A Failure to Enhance EEG Power and Emotional Arousal. Frontiers in Human Neuroscience; 2017.
7. Leila Chaieb, Elke Caroline Wilpert, Thomas P. Reber, & Juergen Fell. Auditory Beat Stimulation and its Effects on Cognition and Mood States. Frontiers in Psychiatry; 2015.
8. R. Padmanabhan, A. J. Hildreth, & D. Laws. A prospective, randomised, controlled study examining binaural beat audio and pre-operative anxiety in patients undergoing general anaesthesia for day case surgery. Association of Anaesthetics; 2005.
9. Joshua Feriante & John F. Araujo. Physiology, REM Sleep. National Center for Biotechnology Information; 2022.
10. Minji Lee, Chae-Bin Song, Gi-Hwan Shin & Seong-Whan Lee. Possible Effect of Binaural Beat Combined With Autonomous Sensory Meridian Response for Inducing Sleep. Frontiers in Human Neuroscience; 2019.
11. Tracey J Weiland, George A Jelinek, Keely E Macarow, Philip Samartzis, David M Brown, Elizabeth M Grierson, & Craig Winter. Original sound compositions reduce anxiety in emergency department patients: a randomised controlled trial. Medical Journal of Australia; 2011.
12. Helané Wahbeh, Carlo Calabrese, & Heather Zwickey. Binaural Beat Technology in Humans: A Pilot Study To Assess Psychologic and Physiologic Effects. The Journal of Alternative and Complementary Medicine; 2007.
13. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. Noise-Induced Hearing Loss. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders; 2022.