Tongue-tie, atau ankyloglossia dalam istilah medis, adalah suatu kondisi yang terjadi pada lidah sejak lahir dan membatasi gerak lidah.
Daftar isi
Bila bayi mengalami tongue-tie, maka di bagian bawah ujung lidahnya ada semacam jaringan (lingual frenulum) yang mengikatnya ke dasar mulut. Jaringan ini bisa pendek atau tebal, sehingga membatasi gerakan lidah.
Bila diperiksa, panjang ‘free tongue’ atau lidah yang tidak terikat pada bayi baru lahir seharusnya lebih dari 16 mm. Bila ukurannya kurang dari 11 mm, maka ada indikasi tongue-tie menengah dan bila kurang dari 7 mm, sudah termasuk tongue-tie berat. [2]
Tetapi, pengukuran ini tidak bisa diterapkan pada bayi yang sudah lebih besar.
Kondisi ini akan terus berlangsung hingga dewasa. Orang yang memiliki tongue-tie biasanya kesulitan menjulurkan lidahnya. Tongue-tie juga bisa mempengaruhi cara anak makan, bicara dan menelan. Pada bayi, tongue-tie akan menyebabkan kesulitan untuk menyusu.
Kadang-kadang tongue-tie tidak menyebabkan masalah. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini membutuhkan prosedur bedah sederhana yang bersifat perbaikan.
Tongue-tie lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dibanding perempuan. [1, 2, 3, 4]
Ciri dan gejala tongue-tie termasuk: [1, 2, 3, 4]
Kondisi ini harus diperiksakan ke dokter bila: [1, 2, 3, 4]
Tongue-tie bisa mempengaruhi perkembangan oral bayi, serta juga cara ia makan, berbicara dan menelan.
Misalnya, tongue-tie bisa menyebabkan: [2, 4]
Normalnya, lingual frenulum akan terpisah sebelum bayi lahir, sehingga lidah bisa bergerak bebas. Bila tongue-tie terjadi, lingual frenulum tetapi terikat pada bagian bawah lidah. Mengapa hal ini bisa terjadi masih belum diketahui, meskipun beberapa kasus tongue-tie dikaitkan dengan faktor genetik. [1]
Menegakkan diagnosa tongue tie atau ankyloglossia tidaklah sulit. Beragamnya bentuk bagian bawah lidah dan bagaimana ia terikat pada dasar mulut adalah hal yang umum dan bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. [2]
Tongue-tie akan diduga terjadi pada bayi atau anak-anak yang, saat menjalani pemeriksaan fisik, kesulitan untuk:
Skala Coryllos yang digunakan untuk mengkategorikan tongue tie membaginya menjadi: [4]
Pemeriksaan yang menyeluruh membutuhkan lebih dari pemeriksaan dengan skala Coryllos, tetapi juga seberapa baik lidah anak bisa bergerak. Alat Hazelbaker untuk pemeriksaan fungsi lingual frenulum juga bisa digunakan untuk memeriksa fungsi lidah. [2, 3, 4]
Jika tongue-tie mengganggu kemampuan menyusu, berbicara atau kebersihan mulut atau jika menyebabkan rasa tidak nyaman pada penderitanya, maka perawatan yang akan ditawarkan termasuk: [2, 3, 4]
Frenotomy (juga disebut frenulotomy), yaitu prosedur pembedahan untuk melepaskan frenulum agar lidah bisa bergerak lebih bebas. Kebanyakan bayi bisa segera menyusu dengan lancar setelahnya.
Frenuloplasty dilakukan pada kasus tongue-tie yang lebih kompleks atau sebagai prosedur perbaikan, dan melibatkan bedah plastik pada bagian frenulum. Terapi bicara dan latihan lidah juga menjadi bagian dari proses pemulihan setelah prosedur ini.
Meskipun prosedur-prosedur tersebut, secara umum, sangat aman, namum tetap ada risiko yang bisa timbul. Termasuk pendarahan berat, infeksi, cedera pada saluran air liur, dan gangguan pernafasan.
1. Mayo Clinic Staff. Tongue-tie (ankyloglossia). Mayo Clinic; 2018.
2. Sarah Becker, Magda D. Mendez. Ankyloglossia. Stat Pearls; 2020.
3. Tanay V. Chaubal, Mala Baburaj Dixit. Ankyloglossia and its management. Journal of Indian Society of Periodontology; 2011.
4. John Hopkins Team. Tongue-Tie (Ankyloglossia). John Hopkins Medicine.