Daftar isi
Abses paru merupakan kondisi ketika infeksi bakteri menyerang organ paru sehingga timbul nanah dan ditandai dengan batuk berdahak [1,2,5,6,7].
Penderita yang mengeluarkan dahak saat batuk, maka biasanya dahak ini akan mengandung nanah, darah serta bau tak menyenangkan.
Ketika infeksi bakteri terjadi pada jaringan paru, hal ini akan menyebabkan kematian jaringan yang kemudian dipenuhi dengan nanah.
Bila tak segera ditangani dengan tepat, kematian adalah akibat terburuk dari penyakit ini.
Tinjauan Abses paru adalah kondisi paru yang terinfeksi oleh bakteri lalu timbul nanah dan biasanya ditandai dengan batuk berdahak berdarah atau batuk berdahak bernanah.
Abses paru terklasifikasi menjadi dua jenis kondisi menurut penyebabnya, yaitu abses paru primer dan abses paru sekunder [1,4,6].
Ini karena abses paru dapat berkembang dari sejumlah faktor penyebab yang berbeda begitu juga dengan berbagai jenis bakteri.
Penyebab abses paru primer adalah infeksi di dalam paru, seperti pneumonia aspirasi.
Jenis pneumonia ini adalah kondisi infeksi yang perkembangannya dapat terjadi setelah adanya benda asing yang masuk ke dalam paru.
Makanan atau benda asing lain yang seharusnya masuk ke tenggorokan dapat langsung terhirup lalu memasuki paru-paru.
Karena bertahan di dalam paru dan tak dapat dikeluarkan lagi, lama-kelamaan infeksi bakteri pun terpicu untuk timbul sehingga menimbulkan radang pada paru-paru.
Bila tidak segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, abses dapat terjadi dan mengancam jiwa penderitanya.
Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan abses paru antara lain adalah [6] :
Pada abses paru sekunder, penyebab kondisi ini bukanlah infeksi pada paru-paru.
Ada kondisi lain yang kemudian menyebabkan paru terpengaruh dan menyebabkan abses paru.
Dengan kata lain, abses paru terjadi sebagai bentuk komplikasi dari kondisi medis lain, yaitu seperti :
Selain dari beberapa kondisi medis lain yang mampu memicu abses paru, ada pula beberapa faktor yang juga meningkatkan potensi seseorang mengalami abses paru [1,5].
Tinjauan - Menurut penyebabnya, ada dua jenis kondisi abses paru yaitu abses paru primer dan abses paru sekunder. - Abses paru primer disebabkan infeksi langsung pada paru-paru, sedangkan abses paru sekunder adalah abses paru yang terjadi sebagai komplikasi dari kondisi medis lain. - Daya tahan tubuh lemah, asupan nutrisi buruk, penggunaan alkohol, dan penggunaan obat tertentu berpotensi meningkatkan risiko abses paru.
Gejala paling utama dan nampak dari abses paru adalah batuk yang terus-menerus terjadi.
Jenis batuk yang dialami penderita biasanya adalah batuk berdahak disertai darah atau nanah.
Dahak yang keluar bersama nanah atau darah saat batuk biasanya juga diikuti aroma tak sedap.
Namun selain batuk berdahak persisten, beberapa gejala lain yang menyertai antara lain adalah [1,2,5,6] :
Tinjauan Batuk persisten adalah tanda utama dari abses paru, namun juga dapat disertai dengan batuk dahak berdarah, batuk dahak bernanah, sesak nafas, demam, nyeri di dada, keringat berlebih saat malam, berat badan turun, dan nafas beraroma tak sedap.
Dari gejala batuk persisten atau batuk berdahak yang disertai darah saja dokter belum dapat memastikan bahwa seseorang mengalami abses paru.
Untuk itu, beberapa metode selain pemeriksaan fisik perlu dilakukan, yakni pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan mengonfirmasi abses paru [1,2,5,6].
Tinjauan Pemeriksaan untuk mendeteksi abses paru dan mengonfirmasinya adalah melalui pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, bronkoskopi, pemeriksaan sinar-X, USG, dan/atau CT scan.
Ada dua metode dalam menangani abses paru, yaitu dengan antibiotik dan langkah operasi di mana kondisi pasien menentukan perawatan apa yang diberikan oleh dokter.
1. Pemberian Antibiotik
Karena infeksi bakteri adalah penyebab utama pada rata-rata kasus abses paru, maka penanganan paling tepat adalah melalui pemberian antibiotik kepada pasien [1,2,5,6,7].
Dokter akan memberi resep antibiotik yang disesuaikan dengan jenis bakteri yang menjadi penyebab penyakit.
Pemberian antibiotik biasanya diawali melalui injeksi dan bukan antibiotik oral.
Pemberian antibiotik ini dokter lakukan kepada pasien selama kurang lebih antara 3-8 minggu.
Setelah itu tergantung keputusan dokter dan kondisi pasien, dokter akan meresepkan obat antibiotik oral sebagai perawatan lanjutan.
Dokter memberi resep antibiotik oral setelah pasien lebih dulu menempuh tes rontgen lagi untuk mengetahui apakah abses di dalam paru-paru sudah hilang.
2. Operasi
Tindakan operasi direkomendasikan oleh dokter bila memang obat antibiotik dirasa tidak cukup karena kondisi pasien yang cukup serius.
Tindakan operasi pun memiliki tujuan yang berbeda-beda dan akan dokter sesuaikan dengan kondisi abses paru pasien [1,2,3,4,5,6,7].
Tinjauan Pemberian obat antibiotik adalah penanganan utama pada penderita abses paru. Namun bila antibiotik tidaklah cukup, operasi pembuangan abses, operasi pengangkatan sebagian paru atau seluruh paru, atau operasi pengangkatan benda asing adalah tindakan medis yang dokter anjurkan.
Abses paru yang terlambat ditangani atau tidak ditangani secara tepat mampu meningkatkan berbagai risiko komplikasi kesehatan, diantaranya adalah [1,3,4,6] :
Tinjauan Abses paru yang tidak ditangani dengan tepat mampu menyebabkan beberapa komplikasi seperti empiema, sepsis, fistula bronkpleural, perdarahan dari paru, dan pecahnya abses.
Menjaga kebersihan diri adalah cara paling ampuh dalam mencegah berbagai jenis infeksi bakteri, tak terkecuali infeksi penyebab abses paru.
Pencegahan dapat juga dilakukan dengan mengatasi secepatnya penyakit infeksi pada organ tubuh lain agar tidak menyebar dan menyebabkan abses paru.
Meningkatkan daya tahan tubuh dan mengasup makanan bergizi seimbang pun adalah cara menjaga tubuh tetap kuat dan sehat.
1) Ivan Kuhajda, Konstantinos Zarogoulidis, Katerina Tsirgogianni, Drosos Tsavlis, Ioannis Kioumis, Christoforos Kosmidis, Kosmas Tsakiridis, Andrew Mpakas, Paul Zarogoulidis, Athanasios Zissimopoulos, Dimitris Baloukas, & Danijela Kuhajda. 2015. Annals of Translational Medicine. Lung abscess-etiology, diagnostic and treatment options.
2) Sanjay Sethi, MD. 2019. MSD Manual. Lung Abscess.
3) Hung-Che Huang, Heng-Chung Chen, Hsin-Yuan Fang, Yi-Chieh Lin, Chin-Yen Wu & Ching-Yuan Cheng. Journal of Cardiothoracic Surgery. 2010. Lung abscess predicts the surgical outcome in patients with pleural empyema.
4) Hyeon Yu. 2011. Thieme Medical Publishers. Management of Pleural Effusion, Empyema, and Lung Abscess.
5) John G Bartlett, MD, Stephen B Calderwood, MD, Helen Hollingsworth, MD & Sheila Bond, MD. 2020. UpToDate. Lung abscess.
6) Ioana Raluca Chirteş, Cristina Oana Mărginean, Horea Gozar, Anca Meda Georgescu, & Lorena Elena Meliţ. 2017. The Journal of Critical Care Medicine. Lung Abscess Remains a Life-Threatening Condition in Pediatrics – A Case Report.
7) Marra A, Hillejan L, & Ukena D. 2015. PubMed gov US National Library of Medicine National Institutes of Health. Management of Lung Abscess.