Penyakit & Kelainan

Abses Paru : Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Abses Paru?

Abses Paru

Abses paru merupakan kondisi ketika infeksi bakteri menyerang organ paru sehingga timbul nanah dan ditandai dengan batuk berdahak [1,2,5,6,7].

Penderita yang mengeluarkan dahak saat batuk, maka biasanya dahak ini akan mengandung nanah, darah serta bau tak menyenangkan.

Ketika infeksi bakteri terjadi pada jaringan paru, hal ini akan menyebabkan kematian jaringan yang kemudian dipenuhi dengan nanah.

Bila tak segera ditangani dengan tepat, kematian adalah akibat terburuk dari penyakit ini.

Tinjauan
Abses paru adalah kondisi paru yang terinfeksi oleh bakteri lalu timbul nanah dan biasanya ditandai dengan batuk berdahak berdarah atau batuk berdahak bernanah.

Fakta Tentang Abses Paru

  1. Abses paru dapat terjadi pada siapapun dan usia berapapun, namun usia anak memiliki risiko sangat rendah untuk mengalami penyakit ini [6].
  2. Angka kematian abses paru pada ratusan tahun yang lalu sangat tinggi dan menginjak pada persentase sebesar 75% [1].
  3. Tindakan pemberian antibiotik untuk penanganan abses paru kemudian dapat mengurangi risiko kematian sebesar 8,7% dan operasi pengangkatan abses mengurangi risiko kematian sebesar 20-35% [1].
  4. Pada 90% kasus abses paru, penderitanya dapat sembuh dengan menggunakan resep antibiotik dari dokter tanpa mengalami komplikasi kesehatan apapun [3].
  5. Di Indonesia, belum terdapat catatan data yang jelas mengenai prevalensi abses paru.

Jenis Abses Paru Menurut Penyebabnya

Abses paru terklasifikasi menjadi dua jenis kondisi menurut penyebabnya, yaitu abses paru primer dan abses paru sekunder [1,4,6].

Ini karena abses paru dapat berkembang dari sejumlah faktor penyebab yang berbeda begitu juga dengan berbagai jenis bakteri.

Abses Paru Primer

Penyebab abses paru primer adalah infeksi di dalam paru, seperti pneumonia aspirasi.

Jenis pneumonia ini adalah kondisi infeksi yang perkembangannya dapat terjadi setelah adanya benda asing yang masuk ke dalam paru.

Makanan atau benda asing lain yang seharusnya masuk ke tenggorokan dapat langsung terhirup lalu memasuki paru-paru.

Karena bertahan di dalam paru dan tak dapat dikeluarkan lagi, lama-kelamaan infeksi bakteri pun terpicu untuk timbul sehingga menimbulkan radang pada paru-paru.

Bila tidak segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, abses dapat terjadi dan mengancam jiwa penderitanya.

Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan abses paru antara lain adalah [6] :

  • Peptostreptococcus spp
  • Bacteroides spp
  • Fusobacterium spp
  • Mycoplasma pneumoniae (jarang)
  • Klebsiella pneumonia
  • Staphylococcus aureus
  • Streptococcus spp
  • Pseudomonas aeruginosa
  • Escherichia coli

Abses Paru Sekunder

Pada abses paru sekunder, penyebab kondisi ini bukanlah infeksi pada paru-paru.

Ada kondisi lain yang kemudian menyebabkan paru terpengaruh dan menyebabkan abses paru.

Dengan kata lain, abses paru terjadi sebagai bentuk komplikasi dari kondisi medis lain, yaitu seperti :

  • Saluran udara di paru-paru yang alami sumbatan (pembesaran kelenjar di dalam paru ataupun keberadaan tumor dapat menjadi pemicunya).
  • Endokarditis : Dinding jantung bagian dalam mengalami infeksi.
  • Bronkiektasis : Jalan udara saat bernafas yang disebut bronkus mengalami kerusakan pada jaringannya, menebal dan melebar.
  • Fibrosis Kistik : Pembentukan lendir pada sistem pencernaan dan/atau paru-paru di mana kondisi ini merupakan kelainan bawaan lahir yang juga berisiko berkomplikasi menimbulkan abses pada paru.
  • Peritonitis : Radang pada peritoneum atau lapisan pelindung organ dalam perut yang tipis dapat menyebabkan infeksi yang berpotensi menyebar hingga ke organ paru jika tidak ditangani. Infeksi inilah yang kemudian memicu abses dan mengancam jiwa penderitanya.

Faktor Risiko Abses Paru

Selain dari beberapa kondisi medis lain yang mampu memicu abses paru, ada pula beberapa faktor yang juga meningkatkan potensi seseorang mengalami abses paru [1,5].

  • Penyalahgunaan alkohol atau konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang sehingga telah menjadi pecandu.
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.
  • Penderita HIV/AIDS dan kanker.
  • Penggunaan obat-obatan yang mampu membuat daya tahan tubuh mudah turun.
  • Berada dalam pengaruh obat penenang atau obat bius.
  • Memiliki kondisi kesehatan tubuh yang buruk secara menyeluruh.
  • Asupan nutrisi yang kurang atau buruk.
  • Memiliki penyakit autoimun.
  • Pasca transplantasi organ.
Tinjauan
- Menurut penyebabnya, ada dua jenis kondisi abses paru yaitu abses paru primer dan abses paru sekunder.
- Abses paru primer disebabkan infeksi langsung pada paru-paru, sedangkan abses paru sekunder adalah abses paru yang terjadi sebagai komplikasi dari kondisi medis lain.
- Daya tahan tubuh lemah, asupan nutrisi buruk, penggunaan alkohol, dan penggunaan obat tertentu berpotensi meningkatkan risiko abses paru.

Gejala Abses Paru

Gejala paling utama dan nampak dari abses paru adalah batuk yang terus-menerus terjadi.

Jenis batuk yang dialami penderita biasanya adalah batuk berdahak disertai darah atau nanah.

Dahak yang keluar bersama nanah atau darah saat batuk biasanya juga diikuti aroma tak sedap.

Namun selain batuk berdahak persisten, beberapa gejala lain yang menyertai antara lain adalah [1,2,5,6] :

Tinjauan
Batuk persisten adalah tanda utama dari abses paru, namun juga dapat disertai dengan batuk dahak berdarah, batuk dahak bernanah, sesak nafas, demam, nyeri di dada, keringat berlebih saat malam, berat badan turun, dan nafas beraroma tak sedap.

Pemeriksaan Abses Paru

Dari gejala batuk persisten atau batuk berdahak yang disertai darah saja dokter belum dapat memastikan bahwa seseorang mengalami abses paru.

Untuk itu, beberapa metode selain pemeriksaan fisik perlu dilakukan, yakni pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan mengonfirmasi abses paru [1,2,5,6].

  • Pemeriksaan Riwayat Kesehatan : Dokter akan mencari tahu lebih dulu apakah pasien menggunakan obat tertentu, apakah pasien baru saja menempuh tindakan operasi, serta apa saja kondisi medis yang dimiliki pasien.
  • Bronkoskopi : Pemeriksaan ini dilakukan dokter untuk dapat mengidentifikasi kondisi bagian dalam paru-paru menggunakan selang yang di ujungnya terlengkapi dengan kamera. Melalui metode ini jugalah dokter dapat mengambil sampel jaringan paru untuk diperiksa di laboratorium.
  • Pemeriksaan Sinar-X : Rontgen atau pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar-X akan membantu dokter dalam mengetahui apakah di dalam paru pasien terdapat abses dari hasil tes dalam bentuk gambar.
  • CT Scan : Untuk pemeriksaan yang lebih detil, identifikasi abses di dalam paru pasien dapat dilakukan melalui tes pemindaian seperti CT scan.
  • USG atau Ultrasonografi : Penggunaan gelombang ultrasonik akan membantu dokter dalam mendeteksi adanya abses pada paru pasien secara lebih jelas.
Tinjauan
Pemeriksaan untuk mendeteksi abses paru dan mengonfirmasinya adalah melalui pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, bronkoskopi, pemeriksaan sinar-X, USG, dan/atau CT scan.

Penanganan Abses Paru

Ada dua metode dalam menangani abses paru, yaitu dengan antibiotik dan langkah operasi di mana kondisi pasien menentukan perawatan apa yang diberikan oleh dokter.

1. Pemberian Antibiotik

Karena infeksi bakteri adalah penyebab utama pada rata-rata kasus abses paru, maka penanganan paling tepat adalah melalui pemberian antibiotik kepada pasien [1,2,5,6,7].

Dokter akan memberi resep antibiotik yang disesuaikan dengan jenis bakteri yang menjadi penyebab penyakit.

Pemberian antibiotik biasanya diawali  melalui injeksi dan bukan antibiotik oral.

Pemberian antibiotik ini dokter lakukan kepada pasien selama kurang lebih antara 3-8 minggu.

Setelah itu tergantung keputusan dokter dan kondisi pasien, dokter akan meresepkan obat antibiotik oral sebagai perawatan lanjutan.

Dokter memberi resep antibiotik oral setelah pasien lebih dulu menempuh tes rontgen lagi untuk mengetahui apakah abses di dalam paru-paru sudah hilang.

2. Operasi

Tindakan operasi direkomendasikan oleh dokter bila memang obat antibiotik dirasa tidak cukup karena kondisi pasien yang cukup serius.

Tindakan operasi pun memiliki tujuan yang berbeda-beda dan akan dokter sesuaikan dengan kondisi abses paru pasien [1,2,3,4,5,6,7].

  • Operasi Pengangkatan Abses : Pada proses pemeriksaan ditemukan abses berdiameter lebih dari 6 cm. Dokter akan lebih dulu meminta pasien menempuh CT scan agar alat penyedot abses dapat dimasukkan melalui dinding dada pasien.
  • Operasi Pengangkatan Sebagian Jaringan Paru : Selain pengangkatan abses atau nanah, dokter kemungkinan akan merekomendasikan tindakan operasi lainnya. Bila memang perlu, dokter akan menyarankan pasien menjalani operasi untuk mengangkat bagian paru yang sudah terkena abses. Jadi pada operasi ini, bukan lagi abses yang diangkat namun bagian dari paru-paru yang sudah terkena dampaknya harus dihilangkan.
  • Operasi Pengangkatan Seluruh Jaringan Paru : Namun ketika infeksi sudah memengaruhi seluruh bagian paru-paru, dokter akan merekomendasikan kepada pasien untuk operasi pengangkatan seluruh jaringan paru.
  • Operasi Pengangkatan Benda Asing : Bila ditemukan adanya benda asing di dalam paru pasien, ada kemungkinan dokter pun akan menyarankan pasien menempuh operasi untuk menghilangkan benda tersebut.
Tinjauan
Pemberian obat antibiotik adalah penanganan utama pada penderita abses paru. Namun bila antibiotik tidaklah cukup, operasi pembuangan abses, operasi pengangkatan sebagian paru atau seluruh paru, atau operasi pengangkatan benda asing adalah tindakan medis yang dokter anjurkan.

Komplikasi Abses Paru

Abses paru yang terlambat ditangani atau tidak ditangani secara tepat mampu meningkatkan berbagai risiko komplikasi kesehatan, diantaranya adalah [1,3,4,6] :

  • Abses Pecah : Abses paru yang pecah adalah salah satu komplikasi yang paling buruk dan serius walaupun hal ini sangat jarang terjadi.
  • Penyebaran Infeksi : Infeksi yang berawal dari paru dapat menyebar ke organ tubuh lainnya dan menghasilkan abses, tak terkecuali di bagian otak yang juga dikenal dengan istilah sepsis.
  • Perdarahan : Perdarahan adalah salah satu bentuk komplikasi yang bisa terjadi secara ringan maupun serius karena terlalu banyak darah yang keluar. Perdarahan umumnya terjadi dari dinding dada pasien atau paru-paru.
  • Fistula Bronkopleural : Jika abses benar-benar pecah di dalam paru-paru, kebocoran yang terjadi kemudian menyebabkan fistula bronkopleural. Ini adalah kondisi keluarnya udara dari dalam paru-paru ke luar paru-paru dan untuk memperbaikinya hanya dapat dilakukan melalui tindakan operasi.
  • Empiema : Pembentukan nanah yang cukup banyak pada pleura (ruang antara bagian dalam dinding dada dan paru-paru) dapat terjadi khususnya jika jaringan paru-paru mengalami infeksi.
Tinjauan
Abses paru yang tidak ditangani dengan tepat mampu menyebabkan beberapa komplikasi seperti empiema, sepsis, fistula bronkpleural, perdarahan dari paru, dan pecahnya abses.

Pencegahan Abses Paru

Menjaga kebersihan diri adalah cara paling ampuh dalam mencegah berbagai jenis infeksi bakteri, tak terkecuali infeksi penyebab abses paru.

Pencegahan dapat juga dilakukan dengan mengatasi secepatnya penyakit infeksi pada organ tubuh lain agar tidak menyebar dan menyebabkan abses paru.

Meningkatkan daya tahan tubuh dan mengasup makanan bergizi seimbang pun adalah cara menjaga tubuh tetap kuat dan sehat.

1) Ivan Kuhajda, Konstantinos Zarogoulidis, Katerina Tsirgogianni, Drosos Tsavlis, Ioannis Kioumis, Christoforos Kosmidis, Kosmas Tsakiridis, Andrew Mpakas, Paul Zarogoulidis, Athanasios Zissimopoulos, Dimitris Baloukas, & Danijela Kuhajda. 2015. Annals of Translational Medicine. Lung abscess-etiology, diagnostic and treatment options.
2) Sanjay Sethi, MD. 2019. MSD Manual. Lung Abscess.
3) Hung-Che Huang, Heng-Chung Chen, Hsin-Yuan Fang, Yi-Chieh Lin, Chin-Yen Wu & Ching-Yuan Cheng. Journal of Cardiothoracic Surgery. 2010. Lung abscess predicts the surgical outcome in patients with pleural empyema.
4) Hyeon Yu. 2011. Thieme Medical Publishers. Management of Pleural Effusion, Empyema, and Lung Abscess.
5) John G Bartlett, MD, Stephen B Calderwood, MD, Helen Hollingsworth, MD & Sheila Bond, MD. 2020. UpToDate. Lung abscess.
6) Ioana Raluca Chirteş, Cristina Oana Mărginean, Horea Gozar, Anca Meda Georgescu, & Lorena Elena Meliţ. 2017. The Journal of Critical Care Medicine. Lung Abscess Remains a Life-Threatening Condition in Pediatrics – A Case Report.
7) Marra A, Hillejan L, & Ukena D. 2015. PubMed gov US National Library of Medicine National Institutes of Health. Management of Lung Abscess.

Share