Daftar isi
Adrenalektomi adalah sebuah prosedur operasi pengangkatan kelenjar adrenal, bisa salah satu maupun kedua kelenjar sekaligus [1,2].
Adrenalektomi adalah salah satu metode pengobatan untuk mengatasi tumor kelenjar adrenal walaupun kasus medis ini tergolong sangat jarang dijumpai [1,2].
Apa itu kelenjar adrenal?
Kelenjar adrenal adalah kelenjar berukuran kecil yang bertugas menghasilkan berbagai macam hormon agar tubuh berfungsi dengan baik [3].
Oleh karena itu, hormon adrenal yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal berperan sangat vital sebagai pengendali fungsi tubuh [3].
Jika organ tubuh manusia dan sistem metabolismenya dapat bekerja dengan baik, maka ini berkat kelenjar adrenal dan hormon adrenal yang berfungsi normal [3].
Kelenjar adrenal sendiri terbagi menjadi dua, yaitu bagian luar atau disebut dengan korteks adrenal dan juga bagian dalam atau disebut dengan medula adrenal [3].
Untuk kelenjar adrenal bagian luar atau korteks adrenal, berikut ini adalah hormon-hormon yang dihasilkan [4] :
Sementara itu, kelenjar adrenal bagian dalam atau medula adrenal menghasilkan hormon-hormon ini [5] :
Hormon adrenalin maupun noradrenalin keduanya sangat penting bagi tubuh karena berfungsi meningkatkan detak jantung, kadar gula dalam darah, hingga kontraksi pada jantung [5].
Secara klinis, hormon adrenalin sintetis biasanya dokter gunakan untuk mengatasi reaksi alergi yang sudah sampai di tahap syok anafilaktik [5].
Sementara untuk hormon noradrenalin, hormon ini biasanya dokter gunakan sebagai solusi bagi kondisi syok sepik (infeksi serius yang berakibat pada gagal fungsi pada organ tubuh) [5].
Kelenjar adrenal begitu penting bagi kelangsungan fungsi tubuh dan kelangsungan hidup manusia [3].
Jika kelenjar ini sampai mengalami gangguan dalam bentuk tumor, infeksi, perdarahan, bahkan autoimun, penyakit akan lebih mudah menyerang [3].
Tujuan atau manfaat utama dari prosedur adrenalektomi adalah sebagai solusi pengobatan untuk gangguan kelenjar adrenal [1,2].
Salah satu yang cukup umum sekalipun tetap jarang dijumpai adalah kasus tumor pada kelenjar adrenal [1,2].
Penderita tumor kelenjar adrenal dapat mengalami kelebihan hormon adrenal, meski tidak seluruh kasus tumor ini berakibat demikian [1,2].
Namun ketika penderita mengalami kelebihan hormon adrenal karena kelenjar adrenal tidak berfungsi dengan normal, tumor tersebut perlu diangkat secepatnya [1,2].
Jika memang diperlukan, dokter pun perlu mengangkat kelenjar adrenal (satu atau keduanya) menyesuaikan dengan tingkat keparahan atau penyebaran tumor [1,2].
Tujuan pengangkatan kelenjar adrenal maupun tumor tersebut adalah untuk mengembalikan kadar hormon adrenal supaya normal kembali [1,2].
Peningkatan kadar hormon adrenal secara berlebihan mampu meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti [2] :
Oleh karena itu, tujuan dari adrenalektomi adalah mengatasi masalah kelenjar adrenal untuk mencegah beberapa kondisi tersebut.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa bentuk kondisi gangguan pada kelenjar adrenal selain tumor yang dapat diatasi dengan adrenalektomi [1,2] :
Sindrom Cushing adalah satu kondisi yang dialami penderita kelebihan hormon kortisol (hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal bagian luar) [6].
Hormon kortisol sendiri adalah hormon stres yang jika tidak diatasi dengan cepat, sindrom ini bisa mengancam jiwa penderitanya [6].
Kondisi ini adalah ketika kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon adrenal secara memadai dan penyakit bawaan ini umumnya terdiagnosa saat penderita masih bayi [7].
Lebih banyak diderita oleh laki-laki, hipoplasia adrenal kongenital bisa mengakibatkan kelainan di organ seksual dan syok [7].
Penyakit ini adalah kondisi kerusakan kelenjar adrenal yang membuat hormon kortisol tidak terproduksi secara cukup dan hal ini lebih berisiko dialami wanita usia 30-50 tahun [8].
Bila kelenjar adrenal rusak dan hormon kortisol berkadar rendah, penderitanya akan mengalami kelemahan otot, kehilangan nafsu makan sekaligus berat badan, pusing, gusi atau bibir menghitam hingga kehilangan kesadaran [8].
Sebelum memutuskan untuk menerima rekomendasi adrenalektomi dan menjalani prosedur ini, beberapa langkah persiapan berikut penting dilakukan [2] :
Ketika persiapan sudah dilakukan dengan benar oleh pasien, maka pada hari-H prosedur adrenalektomi dapat dokter terapkan dengan proses sebagai berikut [1,2].
Berikut ini adalah beberapa jenis adrenalektomi yang dokter tentukan sesuai dengan kondisi pasien.
Laparoskopi adalah jenis prosedur bedah yang biasanya digunakan dokter untuk mengangkat tumor berukuran kecil dengan membuat sayatan kecil pada bagian tubuh pasien [1,2].
Sayatan tersebut dokter buat pada area tubuh lokasi tumbuhnya tumor, lalu alat berupa selang tipis fleksibel berkamera dan berlampu dimasukkan ke dalamnya [1,2].
Selama prosedur bedah sedang berlangsung, dokter akan melihat gambar pada layar yang dihasilkan oleh kamera dari laparoskop [1,2].
Dokter akan menjahit luka sayatan setelah berhasil mengangkat tumor atau kelenjar adrenal yang bermasalah [1,2].
Operasi atau bedah terbuka adalah opsi metode lain dari adrenalektomi, khususnya bila tumor pada kelenjar adrenal sudah cukup besar [2].
Untuk kasus tumor ganas, pengangkatan tumor dengan bedah terbuka lebih direkomendasikan oleh dokter [2].
Setelah pengangkatan tumor berhasil, dokter akan menjahit luka sayatan dan menutupnya menggunakan perban [2].
Karena merupakan bedah terbuka dengan sayatan lebih besar, waktu pemulihan yang pasien butuhkan akan lebih lama daripada laparoskopi [2].
Metode ini adalah prosedur adrenalektomi lainnya yang bersifat minimal invasif seperti halnya laparoskopi [1].
Pada jenis prosedur ini, dokter akan mengangkat kelenjar adrenal melalui punggung pasien dengan membuat sayatan kecil di sana [1].
Metode adrenalektomi lainnya adalah krioablasi, yakni pembekuan dan penghancuran tumor menggunakan senyawa kimia [9].
Untuk tumor yang masih berukuran kecil, dokter bisa menerapkan prosedur ini, khususnya pada kasus tumor sekunder [9].
Tumor sekunder adalah tumor yang tumbuh pada kelenjar adrenal sebagai hasil penyebaran dari kanker di organ lain [9].
Krioablasi adalah prosedur bedah menggunakan jarum yang dokter masukkan ke dalam tumor kelenjar adrenal dengan bantuan CT scan [9].
Jarum tersebut berisi cairan yang dokter suntikkan ketika sudah mencapai tumor yang ditargetkan; cairan ini berguna membekukan sel-sel tumor [9].
Pasca adrenalektomi, wajar bila pasien merasakan rasa nyeri di area bekas operasi selama 1-2 minggu [2].
Gejala tumor adrenal dan gangguan pada kelenjar adrenal akan menghilang setelah operasi [2].
Lama pemulihan pasien tergantung dari jenis adrenalektomi yang sebelumnya ditempuh [2].
Namun secara umum, pemulihan membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu untuk kasus tanpa komplikasi [2].
Jika tumor yang diangkat bersifat ganas, dokter akan meminta pasien tetap mengecek kesehatan secara berkala agar dapat dilakukan pemantauan [2].
Pemantauan dilakukan untuk meminimalisir risiko kekambuhan sel tumor; jika perlu, dokter juga memberikan penanganan segera [2].
Agar pemulihan pasien aman, berikut ini adalah hal-hal yang akan dokter minta pasien lakukan [2] :
Seperti halnya prosedur operasi lainnya, adrenalektomi sekalipun memiliki tingkat keberhasilan tinggi, tetap terdapat beberapa kondisi yang perlu diwaspadai sebagai risiko komplikasi [1,2].
Adrenalektomi adalah prosedur bedah yang aman, namun berbagai risiko tersebut tetap mungkin terjadi.
Oleh karena itu, diskusikan dengan dokter mengenai keseluruhan proses adrenalektomi sebelum memutuskan menempuhnya.
1. Amy Y. Li & Sophie Dream. Adrenalectomy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Cleveland Clinic medical professional. Adrenalectomy (Adrenal Gland Removal). Cleveland Clinic; 2020.
3. Meghan Dutt; Chase J. Wehrle; & Ishwarlal Jialal. Physiology, Adrenal Gland. National Center for Biotechnology Information; 2021.
4. H.S Willenberg & S.R Bornstein. Adrenal Cortex; Development, Anatomy, Physiology. National Library of Medicine; 2017.
5. M. M. Fung, O. H. Viveros, & D. T. O’Connor. Diseases of the adrenal medulla. Acta Physiologica; 2008.
6. Hammad S. Chaudhry & Gurdeep Singh. Cushing Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. M Peter, M Viemann, C J Partsch, & W G Sippell. Congenital adrenal hypoplasia: clinical spectrum, experience with hormonal diagnosis, and report on new point mutations of the DAX-1 gene. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism; 1998.
8. Sadaf Munir; Bryan S. Quintanilla Rodriguez; & Muhammad Waseem. Addison Disease. National Center for Biotechnology Information; 2022.
9. Wei Zhang, MD, Li-Jun Sun, MD, Jian Xu, MD, Yu-Fei Fu, MD, & Zhi-Xiang Zhuang, MD. Computed tomography-guided cryoablation for adrenal metastases: local control and survival. Medicine (Baltimore); 2018.