Daftar isi
Agnosia adalah suatu kondisi di mana seseorang kehilangan kemampuan untuk mengidentifikasi atau mengenali objek maupun orang [1].
Agnosia juga dikatakan sebagai penyakit langka yang membuat seseorang tidak dapat mengenali objek, orang atau suara bahkan ketika memiliki indra yang berfungsi normal [2].
Dengan kata lain, seseorang mungkin tidak mengenali barang seperti cangkir meskipun bisa melihat, atau tidak mengenali suara batuk meskipun bisa mendengarnya [1, 2].
Jenis Agnosia dapat dikelompokkan menjadi tiga yang utama yaitu [3]:
Agnosia visual merupakan jenis Agnosia yang mengacu pada gangguan dalam mengenali objek secara visual bahkan ketika ketajaman, penghilahatan waran, diskriminasi kecerahan, bahasa dan memori berfungsi normal.
Agnosia jenis ini merupakan Agnosia yang paling umum terjadi dan dinilai lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Agnosia jenis lainnya. Adapun Agnosia ini memiliki dua jenis atau subtipe sebagai berikut [3]:
Agnosia visual aperseptif ini merupakan subtipe Agnosia visual dimana lebih mengacu pada kelainan persepsi visual dan proses diskriminatif.
Seseorang dengan Agnosia visual aperseptif dapat mengalami kesulitan atau bahkan tidak mampu untuk [3]:
Ketidakmampuan tersebut bahkan terjadi ketika seseorang memiliki pengetahuan tentang objek tersebut. Adapun Agnosia visual aperseptif ini telah dikaitkan dengan adanya lesi pada parietal, korteks oksipital.
Untuk Agnosia visual asosiatif ini umumnya akan mengacu pada ketidakmampuan seseorang dalam memahami makna dari yang dilihatnya.
Artinya, meskipun orang-orang dengna Agnosia jenis ini dapat menggambar atau menyalin sesuatu, tetapi orang-orang ini tetap tidak tahu apa yang telah digambar atau disalin tersebut.
Berbeda dengan Agnosia visual aperseptif yang tidak dapat mengenali dan menggambarkan objek, Agnosia visual asosiatif ini masih dapat menggambar atau menyalin objek.
Namun, orang dengan Agnosia visual asosiatif ini tidak dapat mengidentifikasi objek ketika diuji dengna informasi verbal atau taktil.
Agnosia visual asosiatif ini diketahui berhubungan dengan kerusakan pada korteks oksipitotemporal inferior bilateral.
Selain kedua jenis subtipe tersebut, secara khusus, Agnosia visual juga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut [3]:
Prosopagnosia merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu mengenali wajah yang dikenalinya. Prosopagnosia ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada area wajah fusiform (korteks temporal inferior di fusiform gyrus).
Prosopagnosia ini dapat dibagi menjadi dua subtipe yang antara lain [3]:
Simultanagnosia merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu mengenali objek yang muncul secara bersamaan.
Artinya, jika ada gambar cangkir dan teko dalam satu frame, seseorang dengan simultanagnosia mungkin tidak bisa mengenali cangkir dan teko tersebut.
Namun, ketika cangkir digambar sendiri, dan teko digambar sendiri, penderita simultanagnosia dapat mengenalinya.
Sebagaimana prosopagnosia, simultanagnosia juga memiliki beberapa bentuk subtipe yang antara lain [3]:
Agnosia warna merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu mengidentifikasi warna, meskipun penghilahan warna dasar dan diskriminasi kecerahan normal.
Agnosia warna ini mungkin berhubungan dengan adanya lesi di daerah oksipitotemporal kiri otak.
Agnosia topografi merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu mengorientasikan pada lingkungan karena tidak mampu mengintepretasikan informasi spasial.
Artinya, seseorang dengan Agnosia topografi mengerti dan ingat tata letak barang di lingkungannya, namun tidak dapat menavigasi jalan dengan tepat.
Agnosia topografi ini diketahui berhubungan dengan adanya lesi di daerah cingulate posterior kanan otak.
Finger Agnosia merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan mengidentifikasi atau membedakan jari-jari tangannya sendiri maupun tangan orang lain.
Artinya, seseorang dengan finger Agnosia ini tidak dapat membedakan ibu jari dengan jari kelingking maupun dengan jari-jari lainnya.
Akinetopsia merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu merasakan gerakan.
Alexia Agnostik merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu mengenali kata-kata secara visual. Namun, penderita Alexia Agnostik ini masih memiliki kemampuan untuk menulis dan berbicaraa secara normal.
Agnosia pendengaran merupakan jenis Agnosia yang mengacu pada ketidakmampuan mengenali suara bahkan dengan pendengaran yang normal.
Agnosia pendengaran ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa subtipe, termasuk [3]:
Phoagnosia merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu mengenali suara yang familiar.
Agnosia pendengaran verbal merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu memahami kata-kata yang diucapkan. Namun, penderita Agnosia pendengaran verbal ini masih bisa membaca, menulis, dan berbicara dengan cara yang relatif normal.
Agnosa pendengaran nonverbal merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu memahami suara non verbal.
Amusia merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu mengenali musik, atau tidak mampu membedakan jenis musik melalui suara.
Agnosia taktil merupakan jenis Agnosia yang mengacu pada ketidakmampuan mengenali objek dengan sentuhan, namun dapat mengenali objek ketika melihatnya.
Amorphognosia merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak mampu mengidentifikasi ukuran dan bentuk benda melalui sentuhan.
Anosognosia merupakan kondisi yang mengacu pada ketidakmampuan mengidentifikasi tekstur maupun berat.
Berikut ini merupakan beberapa gejala yang mungkin dialami oleh penderita Agnosia [1, 3]:
Agnosia merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat adanya kerusakan pada bagian tertentu pada otak. Dalam hal ini, kerusakan area otak yang di maksud meliputi area pemrosesan sensorik [3].
Mengingat, bagian otak tersebut berfungsi dalam menyimpan pengetahuan dan infromasi mengenai persepsi dan identifikasi [3].
Kerusakan pada bagian otak tersebut mungkin juga disebabkan oleh adanya lesi, khususnya pada bagian tertentu seperti [3]:
Mengingat, lobus-lobus tersebut memiliki fungsi dalam penyimpanan infromasi semantic dan bahasa. Adapun lesi pada lobus-lobus ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk [3]:
Selain ketiga kondisi tersebut, kerusakan otak hingga menyebabkan Agnosia mungkin dapat diakibatkan oleh kondisi lain seperti [3]:
Dalam mendiagnosis Agnosia, dokter mungkin akan melakukan beberapa tahapan pemeriksaan, termasuk [4]:
Pengobatan Agnosia merupakan hal yang penting dilakukan, karena gejala Agnosia sendiri masing-masing dapat membatasi kemampuan orang dalam menjalani aktivitas harian [2].
Berikut ini merupakan beberapa cara yang mungkin dapat dilakukan untuk membantu mengobati Agnosia [2]:
Mengatasi penyebab Agnosia merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini termasuk dengan melakukan pengobatan stroke, penggunaan antibiotik maupun melakukan operasi pembedahan abses otak dan operasi radiasi tumor otak.
Pengelolaan Agnosia secara suportif berikut ini mungkin akan sangat membantu pengobatan Agnosia [2]:
Isyarat dan strategi alternatif mungkin juga diperlukan untuk mengajari orang-orang yang memiliki Agnosia. Adapun berikut ini merupakan beberapa contoh prkatik isyarat dan strategi alternatif untuk mengatasi jenis Agnosia tertentu [2]:
Dalam hal ini, pasien Agnosia akan dibiasakan untuk secara konsisten melakukan tugas tertentu, seperti menempatkan barang pada tempatnya setiap hari.
Strategi pembiasaan ini akan sangat membantu, karena dapat mengembangkan konsistensi dalam melakukan tugas, khususnya pada pasien Agnosia visual.
1. Anonim. Agnosia. Rarediseases National Institutes of Health; 2021.
2. Anil Kumar & Michael Wroten. Agnosia. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
3. Rachel Barclay & Stacy Sampson, D.O. What Is Agnosia?. Healthline; 2019.
4. Anonim. Agnosia. Heaalthdirect Australia; 2021.