Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Amniosentesis adalah prosedur untuk menguji cairan ketuban (cairan amnion) di dalam rahim wanita hamil. Prosedur ini dilakukan oleh dokter menggunakan jarum khusus untuk mengambil sampel air ketuban,
Daftar isi
Kehamilan adalah masa yang menyenangkan sekaligus menegangkan bagi kebanyakan wanita.
Semua ibu hamil pasti berharap bayi dalam kandungannya sehat, tumbuh sempurna di dalam perut, dan lahir dengan selamat. Ini sebabnya, kontrol rutin ke dokter kandungan tidak boleh terlewat selama masa kehamilan.
Beberapa pemeriksaan akan dijalani ibu hamil dari waktu ke waktu untuk melihat perkembangan janin dan kesehatannya. Yang paling umum adalah USG. Namun, ada pula prosedur pilihan yang bisa dilakukan ataupun tidak, tergantung dari kondisi ibu serta anjuran dokter.
Salah satu pemeriksaan yang disarankan untuk ibu hamil adalah amniosentesis (sering juga disebut amnio), yaitu pemeriksaan cairan ketuban untuk mengetahui kesehatan janin secara lebih jelas dan pasti. [2, 3]
Amniosentesis adalah tes pra kelahiran (prenatal) dimana dokter akan mengambil sedikit cairan ketuban (amniotic fluid) dari rahim untuk diperiksa. Jumlahnya biasanya tidak lebih dari 29.5 mililiter. [1]
Cairan ketuban mengandung sel-sel janin yang bisa memberikan informasi mengenai kesehatannya dan apakah ia memiliki kelainan genetik atau tidak. [1]
Biasanya, amniosentesis dilakukan ketika usia kandungan memasuki trimester kedua, atau setelah minggu ke-15. Cairan ketuban diambil menggunakan jarum tipis dan panjang yang dimasukkan melalui perut menuju rahim dengan panduan USG. [1, 2]
Pemeriksaan amniosentesis bisa membantu dokter untuk melihat hal-hal berikut: [1]
Beberapa pasien juga bisa menggunakan pemeriksaan amniosentesis untuk mengetahui jenis kelamin bayi dengan lebih pasti atau melakukan pemeriksaan DNA untuk mengetahui siapa ayah dari si bayi, jika diperlukan. [3]
Umumnya, amniosentesis akan disarankan pada ibu hamil setelah hasil pemeriksaan USG menunjukkan hasil yang dianggap tidak normal. Amnio bisa memastikan secara lebih akurat mengenai penyebab ketidaknormalan tersebut. [1,3]
Pemeriksaan ini juga disarankan untuk: [1,2,3]
Amnio biasanya dilakukan ketika usia kandungan antara 15 hingga 20 minggu. Tidak disarankan untuk menjalani pemeriksaan ketika usia kandungan masih dalam trimester pertama karena bisa menyebabkan keguguran dan komplikasi lainnya. [3]
Prosedur amniosentesis adalah pemeriksaan rawat jalan, jadi pasien tidak perlu menginap di rumah sakit sebelum atau sesudahnya. Pasien sebaiknya ditemani ketika datang untuk melakukan amnio untuk dukungan moral, karena bisa cukup membuat takut dan khawatir.
Dokter akan menjelaskan bagaimana amnio dilakukan, kemudian meminta pasien untuk menandatangani surat persetujuan. Jika sudah, maka prosedur bisa dilaksanakan.
Jika usia kandungan kurang dari 20 minggu, maka pasien biasanya akan diminta untuk minum banyak air putih sebelum pemeriksaan agar rahim bisa lebih terlindungi dan tersangga. [1, 4]
Jika lebih dari 20 minggu, maka kandung kemih sebaiknya dalam keadaan kosong untuk mencegahnya tertusuk dan berlubang. [1, 4]
Secara umum, ini yang akan terjadi di ruang praktek dokter kandungan ketika ibu menjalani prosedur amniosentesis: [4]
Pemeriksaan amnio tidak membutuhkan obat bius. Ketika jarum dimasukkan, rasanya mirip seperti pengambilan darah di lengan, namun akan mengakibatkan sedikit kram dan rasa tidak nyaman seperti waktu haid. Kebanyakan wanita tidak membutuhkan penghilang nyeri untuk prosedur ini. [4]
Pasien mungkin akan merasakan sedikit kram atau rasa tidak nyaman di seputar panggul setelah prosedur selesai. Pasien bisa langsung pulang setelah pemeriksaan. Di rumah, aktivitas berat dan hubungan seksual sebaiknya dihindari dulu selama satu atau dua hari. [4]
Jika di rumah terjadi hal-hal berikut, maka dokter harus segera dihubungi: [3, 4]
Contoh air ketuban akan dikirim ke laboratorium, dimana sel-sel janin akan dipisahkan dari cairan ketuban. Sel akan dibiarkan tumbuh di lab selama 10 hingga 12 hari, kemudian dites untuk melihat kemungkinan cacat lahir dan kondisi genetiknya. [3]
Laboratorium juga akan memeriksa kadar protein dalam cairan ketuban. Pada janin yang memiliki kelainan neural tube, kadar protein dalam air ketuban akan tinggi. [3]
Hasil pemeriksaan biasanya bisa didapatkan dalam 2 minggu.
Mengetahui sejak awal mengenai cacat lahir yang akan dialami bayi ketika lahir bisa membantu orangtuanya untuk mempersiapkan perawatan yang tepat dan layak untuk sang bayi nantinya.
Ibu juga bisa membuat rencana pasca bersalin untuk memastikan bayinya mendapatkan perawatan khusus yang perlu dan dibutuhkan.
Akurasi hasil pemeriksaan amniosentesis adalah sekitar 99.4% – sangat tinggi. [2]
Ada kalanya amnio tidak berhasil dilakukan karena masalah teknis, seperti gagalnya pengambilan cairan ketuban dalam jumlah yang cukup atau sel gagal bertumbuh ketika berada di dalam laboratorium. [2]
Komplikasi serius akibat prosedur amnio jarang terjadi. Meskipun demikian, ada sedikit risiko keguguran (kurang dari 1%, atau sekitar 1 dari 1000 hingga 1 dari 43.000 prosedur). [2]
Risiko lain yang amat sangat jarang terjadi termasuk: [1, 3, 4]
Tidak seperti prosedur pemeriksaan rutin dan USG, amnio adalah prosedur yang boleh dilakukan ataupun tidak. Pasien akan mendapatkan konseling genetik sebelum prosedur dilaksanakan.
Setelah semua risiko dan manfaat dari amniosentesis dijelaskan secara detail dan lengkap oleh dokter kandungan, pasien boleh memilih apakah ia mau atau tidak menjalankan pemeriksaan tersebut. [2]
Yang perlu dicatat juga adalah perbedaan antara USG dengan amniosentesis. Ada beberapa kelainan pada janin yang bisa dideteksi oleh prosedur yang satu, namun tidak oleh yang lainnya. [1,2]
Inilah mengapa jika ibu hamil ingin tahu dengan pasti kondisi kesehatan bayi dalam kandungannya, kedua metode pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan. [3, 4]
USG adalah pemeriksaan screening, sementara amniosentesis termasuk diagnostik. USG bisa mendeteksi kelainan fisik pada janin, termasuk bibir sumbing. Namun untuk kelainan yang lebih mendalam seperti pada DNA, kromosom, dan syaraf, harus melalui amniosentesis. [2, 3]
1) Carolyn Kay, MD. 2020. Health Line Parenthood. Amniocentesis.
2) Jennifer Robinson, MD. 2019. WebMD. Pregnancy and Amniocentesis.
3) Anonim. 2017. March of Dimes. AMNIOCENTESIS.
4) Mayo Clinic Staff. 2019. Mayo Clinic. Amniocentesis.