Daftar isi
Kuantitas tidur yang tidak mencukupi menyebabkan seseorang baik itu orang dewasa maupun anak anak kurang tidur [1].
Kurang tidur umumnya dapat terjadi karena durasi tidur yang singkat, latensi tidur yang lama dan efektifitas tidur yang rendah [1].
Rata rata durasi tidur anak anak di negara industri diketahui telah menurun secara substansial selama beberapa dekade terakhir [1].
Data statistik menunjukkan bahwa sekitar 20 – 40% anak anak diketahui mengalami kurang tidur dan setengah diantaranya mengalami masalah secara terus menerus [1].
Kurang tidur pada anak anak diketahui dapat disebabkan oleh beberapa penyebab berikut ini :
Durasi anak anak dalam menonton TV diketahui dapat menjadi salah satu penyebab munculnya penurunan kualitas dan kuantitad tidur anak [2].
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan durasi menonton TV pada anak anak yang berusia 4 hingga 11 tahun dapat meningkatkan kecemasan tidur dan gangguan tidur [2].
Selain itu, peningkatan durasi menonton TV pada anak anak berusia 4 hingga 11 tahun cenderung meningkatkan waktu terjaga pada malam hari [2].
Dengan demikian, waktu tidur anak anak tersebut akan menurun sehingga mengalami yang namanya kurang tidur.
Video game maupun ponsel pada masa ini diketahui telah banyak digunakan oleh anak anak umumnya.
Penggunaan video game maupun ponsel memaksa anak anak untuk sering berhadapan dengan layer media elektronik tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, emisi cahaya dari layer elektronik seperti pada video game maupun ponsel diketahui dapat mempengaruhi tidur anak [2].
Selain itu, penggunaan media elektronik seperti video game maupun ponsel ini diketahui dapat menjadi candu yang dapat menggantikan waktu tidur, akhirnya waktu tidur pun jadi berkurang akibat waktunya terpakai untuk bermain dengan media elektronik tersebut [2].
Berdasarkan usianya, anak anak memiliki kebutuhan waktu tidur yang berbeda beda, sebagai berikut :
Anak usia kurang dari lima tahun, durasi waktu tidur yang direkomendasian yaitu lebih dari 11 jam per hari (minimal 11 jam per hari).
Anak usia lima hingga 10 tahun, durasi waktu tidur yang direkomendasikan yaitu lebih dari 10 jam per hari (minimal 10 jam per hari).
Untuk anak yang berusia lebih dari 10 tahun, durasi waktu tidur yang direkomendasikan yaitu lebih dari 9 jam per hari (minimal 9 jam per hari).
Apabila kebutuhan waktu tidur tersebut tidak dicukupi sehingga anak mengalami kurang tidur maka anak akan dapat mengalami beberapa dampak berikut ini :
Obesitas diketahui dapat menjadi salah satu dampak yang dapat terjadi pada anak yang mengalami kurang tidur [1].
Anak anak yang kurang tidur akibat durasi tidur yang pendek diketahui cenderung mengalami obasitas [1].
Obesitas sendiri adalah gangguan yang terjadi akibat adanya lemak tubuh yang menumpuk sehingga berat badan menjadi berlebihan (diatas normal).
Sebuah penelitian meta analisis juga menambahkan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara durasi tidur yang singkat dengan peningkatan risiko terjadinya obesitas pada anak anak [4].
Artinya, anak yang kurang tidur cenderung akan lebih beresiko untuk mengalami obesitas.
Kurang tidur pada anak anak diketahui dapat menimbulkan dampak berupa terjadinya penurunan kinerja kognitif [1].
Penurunan kinerja kognitif dalam hal ini mencakup menurunnya kemampuan mengingat, kemampuan berpikir dan kemampuan kognitif lainnya.
Artinya, anak yang kurang tidur dapat mengalami penurunan kemampuan berpikir, maupun dapat menjadi mudah lupa.
Anak anak yang mengalami kurang tidur diketahui dapat menimbulkan adanya dampak secara psikologis berupa depresi [1].
Depresi sendiri adalah suatu gangguan psikologis yang mengakibatkan adanya penurunan suasana hati, di mana seseorang akan merasa sedih yang mendalam dan tidak semangat.
Akibat kurang tidur, anak anak dapat juga terlihat lebih murung, tidak bersemangat jika dibandingkan dengan anak anak lain seusianya.
Anak anak yang memiliki durasi tidur yang tidak mencukupi umumnya akan menunjukkan gejala berupa perilaku yang bermasalah dilingkungannya [1].
Jadi, jika anak anak menunjukkan perilaku yang mengganggu dilingkungannya maka kemungkinan anak tersebut sedang mengalami kurang tidur.
Anak anak yang mengalami kurang tidur umumnya dapat menjadi hiperaktif lebih dari biasanya [1].
Hiperaktif sendiri dapat dilihat dengan adanya aktivitas yang terlalu aktif atau cenderung berlebihan jika dibandingkan dengan anak lain seusianya.
Waktu tidur yang kurang diketahui menunjukkan peningkatan gejala perilaku ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder) [3].
Kualitas tidur yang buruk pada anak anak juga dapat menimbulkan munculnya masalah berupa ADHD [2].
Adapun cara untuk mengatasi anak yang mengalami kurang tidur antara lain [2, 5, 6]:
Namun, jika masalah kurang tidur pada anak tidak dapat diatasi dengan cara tersebut maka orang tua dapat mengambil inisiatif untuk melakukan konsultasi dengan dokter anak maupun ahli anak lainnya.
Perlu diketahui bahwa, durasi waktu tidur yang cukup dapat meningkatkan tingkat optimisme, kualitas tidur dan self esteem serta kesejahteraan pada anak [1].
Oleh karena itu, orang tua sangat disarankan untuk melakukan segala bentuk cara yang tepat untuk dapat mengatasi masalah kurang tidur pada anak.
1. Lemola, s., Räikkönen, k., Scheier, m. F., Matthews, k. A., Pesonen, a.-k., Heinonen, k., Kajantie, e. LEMOLA, S., Sleep quantity, quality and optimism in children. Journal of Sleep Research; 2011.
2. Fuller, C., Lehman, E., Hicks, S., & Novick, M. B. Bedtime Use of Technology and Associated Sleep Problems in Children. Global Pediatric Health; 2017.
3. Paavonen, E. J., Raikkonen, K., Lahti, J., Komsi, N., Heinonen, K., Pesonen, A.-K., … Porkka-Heiskanen, T. Short Sleep Duration and Behavioral Symptoms of Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder in Healthy 7- to 8-Year-Old Children. PEDIATRICS; 2009.
4. Chen, X., Beydoun, M. A., & Wang, Y. Is Sleep Duration Associated With Childhood Obesity? A Systematic Review and Meta-analysis. Obesity; 2008.
5. Christopher Curley. Only Half of U.S. Children Get Enough Sleep: Why That’s a Serious Problem. Healthline; 2019.
6. Jessica Sosso. Is your child getting enough sleep?. Mayo Clinic Health System; 2015.