Serangan jantung bisa terjadi karena beberapa sebab, salah satunya adalah tersumbat atau menyempitnya pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol, sel atau plak. Untuk mengatasi kondisi ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah angioplasty.
Daftar isi
Pembuluh darah jantung memiliki peran penting untuk menjaga jantung tetap sehat. Tetapi, pembuluh darah ini bisa menyempit atau tersumbat karena beberapa sebab. [2, 5]
Angioplasty adalah prosedur yang dilakukan untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat untuk menormalkan kembali aliran darah menuju ke otot jantung. Prosedur ini tidak membutuhkan pembedahan besar karena hanya membutuhkan sebuah sayatan kecil di kaki atau lengan.
Dari sayatan ini, sebuah kateter (selang kecil) akan dimasukkan menuju jantung untuk dipakai meniupkan semacam balon kecil untuk membuka arteri yang menyempit. Ini sebabnya, di Indonesia, beberapa orang mengenal angioplasty sebagai prosedur “ditiup”. [1, 2, 3, 4]
Selain membuka pembuluh darah, angioplasty juga digunakan untuk meredakan gejala-gejala angina dan sebagai penanganan darurat saat terjadi serangan jantung. [2]
Angioplasty yang dilakukan dalam beberapa jam pertama setelah terjadinya serangan jantung bisa mengurangi risiko terjadinya komplikasi. Semakin cepat pasien mendapatkan penanganan serangan jantung, semakin rendah risiko terjadinya gagal jantung, komplikasi, bahkan kematian. [3]
Angioplasty bisa dilakukan bersamaan dengan stenting (pemasangan ring) atau tidak. Bila iya, maka selain balon, ring juga juga akan ditempatkan di pembuluh darah jantung untuk menjaganya tetap terbuka. [4]
Angioplasty, dengan atau tanpa pemasangan ring, biasanya digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi yang menyebabkan penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah dan mengganggu aliran darah.
Bukan hanya untuk sakit jantung, pasien dengan kondisi berikut juga umumnya membutuhkan angioplasty: [3]
Sebelum angioplasty dilakukan, pasien akan lebih dulu menjalani beberapa hal berikut: [1, 3]
Berikut yang akan terjadi saat prosedur angioplasty berlangsung: [1, 2, 3, 4]
Beberapa pasien mungkin akan merasakan jantungnya berdebar, atau muncul gejala-gejala angina saat prosedur berlangsung atau setelahnya. Bila merasa tidak nyaman atau nyeri, pasien harus memberi tahu dokter.
Ketika prosedur berakhir, kateter akan dilepas. Kadang-kadang akan terjadi sedikit pendarahan ketika kateter dikeluarkan. Perawat atau dokter akan menekan bagian ini sebentar atau memasukkan sumbat yang disebut angioseal untuk menghentikan pendarahan.
Kebanyakan pasien bisa pulang di hari yang sama atau sehari setelah prosedur, tapi jika angioplasty dilakukan sebagai tindakaran darurat, maka pasien harus tinggal lebih lama di rumah sakit.
Begitu sampai di rumah, pasien harus memeriksa bagian bekas masuknya kateter. Jika memar atau terasa hangat, itu normal. Tetapi bila memerah atau bengkak, atau jika memar menjadi semakin parah, maka harus menghubungi dokter.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, dokter akan bicara dengan anggota keluarga pasien mengenai tahap pemulihan dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien.
Normal jika pasien merasa kelelahan setelah prosedur, tetapi kebanyakan bisa kembali beraktivitas setelah beberapa hari. Tetapi, jika pasien mengalami serangan jantung sebelum angioplasty, maka akan butuh waktu lebih lama untuk pulih.
Jika ring dipasang bersamaan dengan angioplasty, pasien harus minum obat anti-platelet tertentu, termasuk aspirin (kecuali ada alergi) atau obat lain seperti clopidogrel, tricagrelor atau prasugrel untuk membantu mengurangi risiko penggumpalan darah di dalam atau sekitar ring.
Semua tindakan medis pasti memiliki sejumlah risiko. Sama seperti prosedur pembedahan lainnya, pasien mungkin akan mengalami reaksi alergi terhadap obat bius yang digunakan, atau cairan pewarna x-ray, atau beberapa bahan yang digunakan untuk angioplasty.
Beberapa risiko yang berhubungan dengan angioplasty termasuk: [2, 3]
Prosedur ini juga berhubungan dengan risiko terjadinya stroke, tetapi kemungkinannya rendah.
Risiko pada angioplasty darurat setelah serangan jantung lebih besar dibandingkan angioplasty yang dilakukan secara terencana.
Pada kebanyakan kasus, angioplasty bisa memperbaiki aliran darah yang melalui arteri yang ditiup. Banyak pasien yang merasa gejala-gejala nyeri dada-nya berkurang dan mereka bisa beraktivitas lebih baik dari sebelumnya.
Tetapi, arteri bisa kembali menyempit dan menyebabkan kembalinya gejala-gejala angina. Namun, teknologi pemasangan ring saat ini sudah lebih baik dan risiko terjadinya penyempitan ulang semakin rendah. Banyak pasien yang tidak lagi merasakan gejala angina dalam waktu yang lama. [1, 2]
Angioplasty bukanlah tindakan untuk menyembuhkan pembuluh darah yang tersumbat. Pada beberapa kasus, arteri bisa menyempit lagi bila plak menumpuk di dindingnya atau di sekitar ring yang dipasang. Kondisi ini disebut restenosis. Risiko terjadinya restenosis akan lebih tinggi bila ring tidak dipasang. [2]
Untuk itu, perubahan pada pola makan dan gaya hidup pasien setelah angioplasty juga turut menjadi faktor penyumbang seberapa lama manfaat prosedur ini bisa dirasakan.
1. BHF Team. Coronary angioplasty and stents. British Heart Foundation; 2020.
2. Ann Pietrangelo, Elaine K. Luo, MD. Angioplasty After a Heart Attack: Risks and Benefits; 2018.
3. Society of Interventional Radiology. Angioplasty and Vascular Stenting. Radiology Info; 2019.
4. AHA Team. What Is Coronary Angioplasty? American Heart Association; 2015.