Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Dialisis adalah terapi yang diberikan sebagai pengganti sebagian fungsi ginjal ketika ginjal tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Dialisis dilakukan ketika seseorang telah mencapai tahap akhir dari... gagal ginjal. Dialisis dapat membantu menggantu sebagian fungsi ginjal yang sehat, namun dialisis bukanlah penyembuh dari penyakit ginjal. Pada seseorang yang telah mengalami gagal ginjal kronik tahap akhir, biasanya hal ini terjadi permanen sehingga dialisis perlu dilakukan seumur hidup. Read more
Daftar isi
Apa Itu Dialisis ?
Ginjal yang sehat dapat menjalankan fungsinya untuk membersihkan darah dengan baik, sebaliknya jika terjadi gangguan atau penyakit pada ginjal maka fungsinya pun akan terganggu [1, 2].
Dialisis merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan fungsi ginjal dalam membersihkan darah [1, 2].
Dialisis sendiri adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mengeluarkan limbah dan kelebihan cairan dari darah menggunakan mesin khusus [1].
Jenis Dialisis
Dialisis diketahui memiliki beberapa jenis yang pemilihannya dapat disesuaikan dengan situasi pasien dan biaya. Secara umum, Dialisis dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu [3]:
- Intermittent Hemodialysis (IHD)
Intermittent Hemodialysis (IHD) merupakan jenis Dialisis di mana darah beredar di luar tubuh melewati mesin dengan filter khusus.
Dalam Intermittent Hemodialysis ini, darah pasien akan keluar melalui tabung fleksibel (kateter) yang di masukkan ke dalam vena pasien.
Filter yang digunakan pada Intermittent Hemodialysis ini, berfungsi untuk menghilangkan limbah dari darah pasien. Setelah itu, darah yang telah disaring akan kembali ke pasien melalui kateter.
Dengan kata lain, Intermittent Hemodialysis ini akan sedikit mirip dengan ginjal buatan yang berfungsi membersihkan darah.
Namun, perlu juga diketahui bahwa, pasien yang menjalankan Intermittent Hemodialysis ini akan membutuhkan operasi pembedahan untuk memperbesar pembuluh dari (umumnya di lengan) agar memungkin kan kateter masuk dalam vena.
Intermittent Hemodialysis biasanya dilakukan tiga kali seminggu, selama 3 hingga 4 jam sehari.
Penentuan banyaknya Intermittent Hemodialysis dilakukan akan sangat bergantung pada [3]:
- Kondisi ginjal
- Banyak cairan yang didapat di antara perawatan
Intermittent Hemodialysis dapat dilakukan baik di pusat dialisis khusus di rumah sakit atau bahkan dapat juga dilakukan di rumah.
Intermittent Hemodialysis dapat dilakukan di rumah khusus untuk orang yang [3]:
- Dalam kondisi stabil saat menjalani cuci darah
- Tidak memiliki penyakit lain yang akan membuat Intermittent Hemodialysis di rumah tidak aman
- Memiliki pembuluh darah yang sesuai untuk memasukkan kateter
- Memiliki pengasuh yang bersedia membantu prosedur Intermittent Hemodialysis
- Lingkungan rumah juga harus sesuai untuk peralatan Intermittent Hemodialysis
- Peritoneal Dialysis (PD)
Peritoneal Dialysis merupakan jenis Dialisis yang menggunakan sistem difusi, di mana larutan dialisat steril yang kaya akan mineral dan glukosa, dijalankan melalui tabung ke dalam rongga peritoneum (rongga tubuh perut yang mengelilingi usus). Produk limbah dalam darah akan diserap oleh larutan dialisat ini dan kemudian dibuang.
Dalam prosedur difusi Peritoneal Dialysisini akan menggunakan yang namanya membran semi permeabel, atau disebut juga sebagai membran peritoneal.
Selain membuang produk limbah, Peritoneal Dialysis juga akan menghilangkan air yang tidak diinginkan dengan ultrafiltrasi melalui sistem osmosis.
Sistem osmosis ini merupakan suatu sistem di mana tekanan osmosis yang disebabkan oleh konsentrasi tinggi glukosa dalam larutan dialisis menyebabkan cairan berpindah dari darah ke diasilat.
Dengan demikian, air atau cairan yang tidak diinginkan dalam darah akan terkuras.
Jika dibandingkan, Peritoneal Dialysis dinilai masih kurang efisien daripada Intermittent Hemodialysis karena membutuhkan waktu yang lebih lama.
Namun, Peritoneal Dialysis lebih mungkin dilakukan di rumah secara mandiri dibandingkan dengan Intermittent Hemodialysis.
Adapun pasien harus melakukan prosedur operasi pembedahan untuk memasukkan kateter ke dalam perut sebelum memulai prosedur Peritoneal Dialysis.
Sejauh ini ada dua jenis utama Peritoneal Dialysis, termasuk [3]:
- Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) yang tidak memerlukan mesin, dan pasien atau pengasuh dapat melakukannya
- Dialisis peritoneal siklik berkelanjutan (CCPD), atau dialisis peritoneal otomatis yang menggunakan mesin untuk menukar cairan
Peritoneal Dialysis umumnya merupakan pilihan yang sesuai untuk pasien yang merasa hemodialisis terlalu melelahkan, termasuk [3]:
- Orang tua
- Bayi
- Anak-anak
- Continuous Renal Replacement Therapies (CRRT)
Continuous Renal Replacement Therapiesatau terapi penggantian ginjal berkelanjutan dapat terjadi secara intermiten atau kontinyu.
Intermiten dalam hal ini artinya dialisis akan berlangsung hingga 6 jam, sedangkan kontinyu proses dialisis berlangsung selama 24 jam seperti halnya penggunakan di unit perawatan intensif (ICU).
Continuous Renal Replacement Therapiesdapat melibatkan baik penyaringan atau difusi dengan toleransi yang lebih baik daripada dialisis intermiten, karena pembuangan zat terlarut atau cairan lebih lambat.
Dengan demikian, kemungkinan komplikasi berupa hipotensi akan lebih sedikit terjadi.
Manfaat Dialisis
Sebelum membahas terkait manfaat Dialisis, ada baiknya untuk mengetahui fungsi dari organ ginjal bagi tubuh manusia. Mengingat, kedua hal ini memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
Organ ginjal yang sehat akan menjalankan fungsi fungsi tertentu bagi tubuh manusia, termasuk [4]:
- Mencegah terjadinya penumpukan air, limbah, dan kotoran lainnya di tubuh
- Pengontrolan tekanan darah
- Mengontrol kadar unsur kimia seperti natrium, kalium dalam darah
- Mengaktifkan bentuk vitamin D yang meningkatkan penyerapan kalsium
Jika ginjal tersebut mengalami gangguan atau penyakit tertentu maka jelas ginjal tidak akan dapat menjalankan fungsi-fungsinya tersebut [4].
Namun, mau tidak mau fungsi-fungsi tersebut tetap harus dijalankan agar tubuh dapat terus sehat [4].
Manfaat utama Dialisis tidak lain adalah untuk menggantikan ginjal menjalankan fungsi-fungsinya.
Dalam hal ini, sebisa mungkin Dialisis akan membantu tubuh untuk membuang garam dan produk limbah dalam darah agar tidak menumpuk, meracuni tubuh, dan merusak organ lain [4].
Meskipun demikian, Dialisis tidak berfungsi untuk menyembuhkan penyakit atau gangguan yang dialami oleh ginjal [4].
Dialisis hanya membantu proses pembuangan dan pembersihan darah dari limbah agar tetap berjalan walaupun ginjal sedang mengalami gangguan [4].
Dialisis memang tidak dapat menyembuhkan penyakit ginjal, namun setidaknya dapat meningkatkan atau memperpanjang hidup hingga 20 tahun atau lebih [3].
Risiko Dialisis
Secara umum, Dialisis sendiri mungkin akan menimbulkan beberapa risiko bagi yang menjalaninya, termasuk [3]:
- Kram otot
- Kulit gatal, seringkali memburuk sebelum atau setelah prosedur
- Tekanan darah rendah, terutama pada penderita diabetes
- Gangguan tidur, karena rasa gatal, kaki gelisah, atau sesak napas (apnea)
- Kelebihan cairan (karena pasien harus mengonsumsi cairan dalam jumlah tetap setiap hari)
- Infeksi atau pembengkakan di tempat akses untuk dialisis
- Depresi dan fluktuasi mood
Berikut ini merupakan beberapa risiko untuk masing masing jenis Dialisis yang perlu diketahui [4]:
- Intermittent Hemodialysis
Risiko Intermittent Hemodialysis antara lain [4]:
- Tekanan darah rendah
- Anemia, atau tidak memiliki cukup sel darah merah
- Kram otot
- Kesulitan tidur
- Gatal
- Kadar kalium darah tinggi
- Perikarditis, radang selaput di sekitar jantung
- Sepsis
- Bakteremia, atau infeksi aliran darah
- Detak jantung tak teratur
- Kematian jantung mendadak
- Peritoneal Dialysis
Risiko Peritoneal Dialysis termasuk [4]:
- Peningkatan risiko infeksi di dalam atau di sekitar lokasi kateter di rongga perut (seperti peritonitis)
- Otot perut melemah
- Gula darah tinggi karena dekstrosa dalam dialisat
- Penambahan berat badan
- Demam
- Sakit perut
- Continuous Renal Replacement Therapies
Risiko Continuous Renal Replacement Therapiesmeliputi:
- Infeksi
- Hipotermia
- Tekanan darah rendah
- Gangguan elektrolit
- Pemulihan ginjal tertunda
- Melemahnya tulang
- Anafilaksis
Apakah Ada Alternatif Lain Selain Dialisis ?
Jika Dialisis dinilai memberatkan karena membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit maka alternatif pilihan lain mungkin dapat menjadi solusi [4].
Khususnya bagi penderita gagal ginjal akut parah yang tidak bisa menjalani Dialisis. Berikut ini merupakan beberapa alternatif Dialisis yang mungkin akan disarankan oleh dokter [4]:
- Manajemen Anemia
Manajemen anemia merupakan alternatif bagi orang yang tidak ingin menjalani Dialisis. Manajemen anemia ini dilakukan dengan menyuntikkan hormon erythropoietin (EPO).
EPO sendiri merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh ginjal yang sehat untuk mendukung fungsinya.
Selain itu, mempertahankan tekanan darah yang baik dapat membantu memperlambat kerusakan ginjal. Untuk itu, disarankan untuk minum cairan agar terhindari dari kekurangan cairan atau dehidrasi.
Transplantasi ginjal juga merupakan pilihan lain bagi sebagian orang yang tidak ingin menjalani prosedur Dialisis.
Transplantasi ginjal ini hanya dapat dilakukan jika memang dibutuhkan atas saran dari dokter berdasar pada kondisi ginjal pasien.
Seseorang dapat dinyatakan bukan kandidat yang baik untuk transplantasi ginjal jika [4]:
- Merokok
- Banyak menggunakan alkohol
- Mengalami obesitas
- Memiliki kondisi kesehatan mental yang tidak diobati
Cara Mempersiapkan Dialisis
Persiapan Dialisis mungkin akan diawali dengan pemasangan tabung (kateter) melalui operasi pembedahan [4].
Operasi ini umumnya hanya membutuhkan waktu yang tidak lama, sehingga pasien dapat pulang hari itu juga [4].
Ketika melakukan Dialisis sangat disarankan untuk menggunakan pakaian yang nyaman. Selain itu, dokter mungkin juga akan menyarankan puasa dengan jangka waktu tertentu sebelum prosedur Dialisis dilakukan [4].