Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Antigonadotropik adalah obat yang bekerja dengan menghambat aktivitas hormon gonadotropin. Obat ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pengobatan untuk kanker yang sensitif terhadap hormon,
Keadaan dimana jaringan yang hanya ada di dalam rahim tumbuh diluar rahim disebut dengan Endometriosis. Jaringan yang seharusnya dapat dilepaskan setiap bulannya, tumbuh di ovarium, kandung kemih, saluran tuba, atau organ lainnya. Semua nya akan saling menempel dan dapat menyebabkan peradangan dan nyeri.[1]
Adapun tanda serta gejalanya meliputi :
Daftar isi
Antigonadotropik digunakan untuk mengobati penyakit endometriosis. Obat ini juga digunakan untuk mengobati serangan angioedema herediter (gangguan sistem kekebalan) dan gangguan payudara jinak.[2,3,4].
Fungsi lainnya dari antigonadotropik adalah dapat mengurangi hasil dari bradikinin dan sangat berpotensi untuk mengurangi dampak bradikinin.
Berikut beberapa penyakit terkait yang dapat diatasi dengan Antigonadotropik.[2]
Antigonadotropik diberikan untuk :
Antigonadotropik bekerja dengan menghambat aktivitas hormon gonadotropik.[2,4]
Antigonadotropik menekan aksis hipofisis-ovarium dengan menghambat yang dikeluarkan FSH dan LH dari hiposis, dapat menyebabkan regresi dan atrofi jaringan endometrium normal dan ektopik.
Hal ini menyebabkan turunnya laju pertumbuhan jaringan pada payudara yang tidak normal, serta mengurangi serangan angiodema herediter dengan meningkatkan kadar C4 sistem komplemen.
Penyerapan diserap dari dalam saliran GI, dengan makanan absorpsi jadi meningkat, dan dengan plasma puncaknya yaitu kira-kira 4 jam.
Metabolismenya secara ekstensif di hati menjadi 2-hidroksimetil danazol dan etisteron. Pengeluaran melalui urin dan feses dengan waktu paruh kisaran 10 jam.
Antigonadotropik tersedia dalam bentuk tablet, Obat jenis ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.[2]
Contoh Penghambat alfa-glukosidase dengan resep dokter termasuk:
Antigonadotropik dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan.[3]
Beberapa efek samping umum dari Antigonadotropik termasuk:
Danazol tidak boleh digunakan pada usia dibawah 18 tahun. Gunakan alat kontrasepsi yang aman jika Anda menggunakan danazol untuk mencegah kehamilan.
Danazol dilarang untuk digunakan pada wanita yang sedang hamil, karena dapat membahayakan janin, dan meyebabkan cacat lahir pada calon bayi. Beritahu dokter Anda jika Anda sedang hamil atau menyusui.
Beri tahu dokter Anda jika Anda pernah memiliki masalah jantung, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, epilepsi atau gangguan kejang lainnya, penyakit hati, diabetes dan sakit kepala migrain, untuk memastikan danazol aman untuk Anda[3].
Jika anda mengalami pendarahan vagina, obat ini tidak di anjurkan untuk di konsumsi. Dan untuk untuk ibu hamil menyusui tidak di anjurkan juga mengkonsumsinya.
Permasalahan bisa saja terjadi saat anda mengkonsumsi obat ini jika anda memiliki penyakit jantung, hipertensi, penyakit hati, ginjal, epilepsi, diabetes, dan migrain,
1) Anonim. Drugs.com. Endometriosis. 2020
2) Anonim. Drugs.com. Antigonadotropic agents. 2021
3) Anonim. Drugs.com. Danazol. 2020
4) Anonim. Mims.com. Danazol. 2020