Obat

Antiseptik : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Antiseptik merupakan zat yang dapat menghentikan atau memperlambat tumbuhnya mikroorganisme di dalam tubuh. Rumah sakit menggunakan obat ini untuk mengurangi resiko infeksi selama operasi dan prosedur lainnya. Selain itu, kegunaan lainnya untuk menggosok tangan, mencuci tangan, dan persiapan kulit. Dan beberapa antiseptik juga tersedia over the counter (OTC) untuk digunakan di rumah[1].

Fungsi Antiseptik

Antiseptik adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menghancurkan mikroorganisme penyebab penyakit. Antiseptik topikal diberikan pada kulit, kuku, atau selaput lendir sebagai pembersih luka dan pencegah infeksi[2]. Antisepik dan desinfektan digunakan untuk mengawetkan dan sebagai antimikroba berbagai formulasi farmasi[3].

Berikut beberapa fungsi dan kegunaan antiseptik[4]:

  • Digunakan sebagai scrub bedah dan pembersih kulit.
  • Dapat digunakan sebagai antiseptik topikal.
  • Digunakan dalam berbagai pengaturan klinis dan domestik.
  • Digunakan untuk desinfeksi.
  • Digunakan untuk mengobati luka, gigitan, sengatan, lecet, dan digunakan sebagai antiseptik pembersih tangan.
  • Digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi pada kulit dan jaringan.
  • Efektif melawan bakteri dan jamur yang termasuk dalam formulasi obat untuk sifat anti-septiknya.
  • Digunakan sebagai pengawet di beberapa kosmetik, obat-obatan topikal, dan produk obat biologis, yang meliputi vaksin
  • Untuk pengobatan jerawat untuk penggunaan topikal atau pengelolaan karies gigi untuk penggunaan gigi.
  • Untuk pengobatan infeksi kulit bakteri termasuk pioderma, penyakit kulit yang terinfeksi dan infeksi luka, luka bakar, dan bisul karena organisme yang rentan.
  • Digunakan untuk mensterilkan operasi dan praktik kesehatan, untuk mengurangi kedalaman poket pada periodontitis, dan untuk mengobati gingivitis.
  • Untuk menghilangkan nyeri kronis yang tidak dapat diatasi dalam kondisi seperti kanker yang tidak dapat dioperasi dan neuralgia trigeminal
  • Digunakan untuk mengobati infeksi umum pada mulut dan tenggorokan yang telah dipelajari dalam pengobatan kandidiasis vagina.
  • Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur.
  • Digunakan untuk membersihkan tangan dan membersihkan luka dan goresan kecil.
  • Untuk mengembalikan pH vagina.

Penggolongan Antiseptik

Antiseptik diklasifikasikan berdasarkan struktur kimia. Berikut ini beberapa penggolongan antiseptik, diantaranya[1]:

Alkohol

  • Etil alkohol 70%
  • Isopropil alkohol 70%
  • Digunakan sebagai desinfektan kulit

Senyawa amonium kuaterner

  • Benzalkonium klorida
  • Cetrimida
  • Metilbenzetonium klorida
  • Benzethonium klorida
  • Cetalkonium klorida
  • Setilpiridinium klorida
  • Dofanium klorida
  • Domifen bromida
  • Digunakan sebagai desinfektan kulit, irigasi, dan untuk mengawetkan obat tetes mata

Klorheksidin dan diguanida lainnya

  • Klorheksidin glukonat
  • Klorheksidin asetat
  • Digunakan sebagai desinfektan kulit pra-operasi, untuk mengobati luka, dan untuk irigasi kandung kemih

Pewarna antibakteri

  • Proflavin hemisulfat
  • Trifenilmetana
  • hijau cemerlang
  • Kristal ungu
  • ungu gentian
  • Digunakan sebagai desinfektan kulit dan untuk mengobati luka atau luka bakar

Peroksida dan permanganat

Turunan fenol terhalogenasi

  • Klorokresol
  • Kloroksilenol
  • Klorofen
  • Hexachlorophane/hexachlorophene (tidak lagi tersedia)
  • Triclosan
  • Digunakan sebagai desinfektan kulit dan dalam sabun dan larutan obat

Turunan kuinolon

  • Hidroksikuinolin sulfat
  • Kalium hidroksikuinolin sulfat
  • Klorkuinaldol
  • Dequalinium klorida
  • Diiodohidroksikuinolin
  • Digunakan untuk mengobati luka, dalam pelega tenggorokan dan sebagai desinfektan kulit

lain-lain

  • Larutan burow (larutan aluminium asetat dalam air)
  • Mandi pemutih

Penyakit yang Diatasi dengan Antiseptik

Antiseptik digunakan untuk mengobati beberapa penyakit berikut ini[2]:

  • Jerawat
  • Luka bakar, Eksternal
  • Lesi Dermatologis
  • Radang gusi
  • Herpes simpleks
  • Potongan Kecil
  • mukositis
  • Periodontitis
  • goresan
  • Disinfeksi Kulit, Praoperasi
  • Disinfeksi Topikal
  • kutil

Cara Kerja Antiseptik

Secara topikal antiseptik tidak mengalami peningkata dalam penyerapa sistemik. Obat antiseptik yang diberikan secara oral seprti obat kumur, sangat buruk dalam penyerapan dari saluran pencernaan. Dosis oral diberikan dengan jumlah dosis 0,206 g/g dan terjadi sekitar 30 menit setelah konsumsi[5].

Obat antiseptik dapat mengikat albumin baik di dalam serum dan saliva walaupun tingkat ikatan tidak jelas karena obat antiseptik sangat buruk saat penyerapan di dalam pencernaan. Ekskresi obat ini melalui feses, dan 1% tertelan diekskresikan melalui urin[5].

Obat antiseptik adalah obat yang tidak diserap, tidak dimetabolismekan, dan tidak memiliki volume distribusi terutama untuk topikal[8]. Kadar antiseptik yang ada di dalam darah telah terdeteksi setelah dilakukannya penyerapan melalui kulit di gosok dengan heksaklorofen[9].

Contoh Obat Antiseptik

Antiseptik tersedia dalam bentuk sabun, cairan, dressing, salep yang merupakan obat resep dokter. Berikut ini contoh obat antiseptik.

Chlorhexidine antiseptik digunakan untuk mensterilkan pada saat operasi dan praktek kesehatan. Obat ini juga digunakan untuk periodontitis dan gingivitis[5].

Povidone iodine adalah antiseptik topikal yang digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi luka[6].

  • Hexachlorophene

Hexachlorophene digunakan untuk sebagai scrub bedah dan pembersih kulit bakteriostatik. Obat ini juga digunakan sebagai pengendali infeksi[9].

  • Benzalkonium klorida

Benzalkonium klorida digunakan untuk tetes mata, telinga, dan hidung atau semprot yang berfungsi sebagai pengawet antimikroba[7].

  • Natrium hipoklorit

Natrium hipoklorit adalah bahan aktif sodium hipoklorit yang dapat membunuh bakteri, jamur, dan virus.

  • Etanol

Etanol digunakan untuk menghilangkan nyeri kronis seperti kanker yang tidak dapat di operasi[10].

Perak nitrat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri[8].

Efek Samping Antiseptik

Antiseptik ternyata dapat menimbulkan efek samping, berikut ini beberapa efek samping umum yang sering terjadi saat penggunaannya[11]:

  • iritasi mulut;
  • pewarnaan gigi;
  • mulut kering;
  • rasa yang tidak biasa atau tidak enak di mulut Anda
  • penurunan sensasi rasa.
  • sensasi terbakar ringan atau dingin di mana obat diterapkan.

Tidak diketahui apakah antiseptik dapat membahayakan ibu haml atau ibu menyusui. Ada baiknya sebelum menggunakan antiseptik konsultasi terlebih dahulu agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan[11].

Saat penggunaan antiseptik di rumah, harus mengikuti aturan yang ada pada botol. Antiseptik memiliki konsentrasi yang sangat tinggi dan dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar pada kulit. Antiseptik yang di jual bebas tidak cocok untuk digunakan dalam waktu lama, dn biasanya digunakan paling lama seminggu[12].

Beberapa hal yang harus di hindari saat menggunakan antiseptik, yaitu[12]:

  • Luka besar dan luka bakar
  • Area di mana benda asing tersangkut di kulit
  • Gigitan dan cakaran hewan
  • Infeksi mata

Jenis antiseptik sepeti peroksida berfungsi untuk membunuh mikroorganisme pada kulit dan selaput lendir. Obat ini dapat menghancurkan kuman pada kulit[12].

1) Anonim. Healthline.com. A Guide to Antiseptics. 2019.
2) Anonim. Drugs.com. Antiseptic and germicides. 2020.
3) Dirk W.Lachenmeier. Sciencedirect.com. Antiseptic Drugs and Disinfectants. 2015.
4) Anonim. Drugbank.com. Antiseptics and Disinfectants. 2020.
5) Anonim. Drugbank.com. chlorhexidine. 2020.
6) Anonim. Drugbank.com. povidone iodine. 2020.
7) Anonim. Drugbank.com. benzalkonium klorida. 2020.
8) Anonim. Mims.com. perak nitrat. 2020.
9) Anonim. Drugbank.com. hexachlorophene. 2020.
10) Anonim. Drugbank.com. Etanol. 2020.
11) Cerner Multum. Drugs.com. Chlorhexidine gluconate. 2020.
12) Anonim. fda.gov. Q&A for Health Care Professionals: Health Care Antiseptics. 2017.
13) Vanessa Ngan. dermnetnz.org. Antiseptic. 2015.

Share