Tetanus merupakan infeksi yang terjadi karena adanya hipertonia generalisata yang merupakan spasme otot rahang dan leher menjadi nyeri. Penyakit ini beresiko besar terhadap lansia dengan daya imun yang kurang atau kepada mereka yang tidak di vaksinasi[1].
Kampanye vaksinasi telah memberikan dampak yang positif dengan menurunnya tetanus di seluruh dunia. Tetanus bisa mengakibatkan kejang dan dapat berlangsung beberapa menit atau yang paling parah bisa berlangsung berminggu-minggu. Kejang sendiri di mulai dari wajah dan turun ke seluruh tubuh[1].
Daftar isi
Antitoksin adalah obat pencegahan yang digunakan untuk mengobati penyakit tetanus yang disebabkan oleh racun[2]. Anitvenom yang dirpoduksi dengan cara menyuntik racun tertentu terhadap hewan dan membuat antibodi terhadap racun kemudian darah diambil, dimurnikan. Obat tersebut digunakan untuk mengobati gigitan, dll yang disebabkan oleh organisme berbisa contohnya saja gigitan ular[2].
Antitoksin, antibodi terbentuk di dalam tubuh dengan adanya racun bakteri atau toksin yang mampu mentralkan toksin. Orang yang telah pulih dari penyakit yang disebaban oleh bakteri dapat meningkatkan antitoksin sehingga memberikan kekebalan terhadap kekambuhan penyakit[3].
Antitoksin digunakan dalam pengobatan botulisme, difteri, disentri, gangres gas, dan tetanus. Jika toksinnya dalam bentuk bisa, antitoksin terbentuk berupa antiserum yang mengandung anantivenin[3]. Antitikoksin bekerja dengan cara menetralkan racun dan harus diberikan segera[11]. Antitoksin tidak berguna untuk difteri kulit tetapi jika memiliki tanda toksisitas sistemik antitoksin bisa diberikan[12].
Berdasarkan dengan tipe-nya, antitoksin terbagi menjadi 5 tipe, diantaranya adalah[4]:
Antitoksin tipe I digunakan untuk mengobati penyakit difteri
Antitoksin tipe II berfungsi untuk penghambatan pertumbuhan E.coli
Antitoksin tipe III digunakan sebagai sistem perlindungan bakteri terhadap infeksi bakteriofag
Antitoksin tipe IV sebagai Protein antitoksin untuk melawan E. Coli.
Antitoksin tipe V berfungsi untuk mencegah translasi toksin.
Selain untuk mengobati tetanus, antitoksin juga digunakan untuk mengobati :
Botulisme adalah sindrom yang sangat jarang tetapi sindrom ini berpotensi sangat fatal karena bisa melumpuhakn difus yang disebabkan oleh botulinum neurotoxin (BoNT). botulinum neurotoxin (BoNT) adalah neurotoksin yang disebabkan oleh Clostridium botulinum[5].
Profilaksis Botulisme merupakan penyakit yang disebabkan keracunan makanan karena konsumsi neurotoksin seperti makanan kaleng yang diawetkan dengan tidak benar[6].
Profilaksis Difteri adalah penyakit meluar akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae[7].
Gigitan Kalajengking Berbisa yang berbisa yang bisa menyebabkan kerusakan serius pada manusia[8].
Gigitan ular berbisa tetapi tergantung pada jenis ular yang digigit[9].
Gigitan laba-laba, seperti yang terjadi pada janda hitam atau pertapa coklat sangat serius dan dapat mengancam jiwa[10].
Antivenoms bekerja dengan cara mengikat dan juga menetralkan racun[11]. Tetapi ternyata untuk pemakain obat inimanusia tidak secara alami kebal terhadap racun hewan[15]. Obat ini disimpan sebagai ampul beku kering, dan beberapa obat tersedia dalam bentuk cair dan disimpan di lemari es[13,14].
Seseorang yang terkena dapat memberikan kekebalan sendiri terhadap racun tertentu dengan dosis yang rendah. Akan tetapi kekebalan yang di dalam tubuh bekerja jika dia sedang menjalani pemberian dosisp. Racun sitotoksik dapat menyebabkan cedera dengan penggunaan dosis rendah[15].
Antitoksin tersedia dalam bentuk injeksi yang hanya bisa didapat dari resep dokter. Berikut ini beberapa contoh obat antitkosin.
Untuk mengobati gejala akibat gigitan laba-laba janda hitam ( Latrodectus mactans ) dan dapat mempersingkat durasi gejala[13]
Antivenin Crotalidae adalah anti bisa yang digunakan untuk mengobati orang yang digigit ular berbisa seperti ular derik atau Water Moccasin[12].
Centruroides scorpion antivenom adalah antivenom yang digunakan untuk mengobati orang yang tersengat kalajengking[14].
Efek samping penggunaan obat ini jika digunakan dengan dosis yang tepat dapat diminimalisir dengan baik sehingga tidak akan berdampak pada efek samping yang serius. Berikut ini efek samping umum yang sering sekali di laporkan[12,13].
Sebelum menggunakan antivenin crotlidae, ada baiknya konsultasi terlebih dahulu ke dokter terutama jika memiliki alergi obat dan buah-buahan seperti nanas pepaya, papain. Dan alergi lainnya seperti tungau debu atau lateks[12].
Antitoksin tidak diketahui apakah membahayakan bayi di dalam janin atau ibu menyusui. Beritahu dokter terlebih dahulu jika anda hamil atau sedang menyusui[12].
Untuk pengobatan antivenin Crotalidae harus segera diberikan setelah muncul gejala akibat gigitan ular. Gejala yang dialami seperti [12]:
Obat antivenin crotalidae disuntikkan pada bagian dalam vena melalui infus. Paling efektif diberikan dalam waktu 6 jam setelah gigitan ular terjadi dan di awasi hingga 60 menit setelah menerima obat untuk memastikan obat tersebut membantu[12].
1) Kristal Bae, Daniele Bourget. Ncbi.nlm.nih.gov. Tetanus. 2021.
2) Anonim. Drugs.com. Antitoxins and antivenins. 2021.
3) The Editors of Encyclopaedia Britannica. britannica.com. Antitoxin. 2021.
4) Simon J Unterholzner, Brigitte Poppenberger, Wilfried Rozhon. ncbi.nlm.nih.gov. Toxin–antitoxin systems. 2013.
5) Lain A. Jeffery; Shahnawaz Karim. ncbi.nlm.nih.gov. Botulism. 2020.
6) Anonim. Drugs.com. Medications for Botulism Prophylaxis. 2020.
7) Anonim. Drugs.com. Medications for Diphtheria Prophylaxis. 2020.
8) Anonim. Drugs.com. Medications for Venomous Scorpion Bite. 2020.
9) Anonim. Drugs.com. Medications for Venomous Snake Bite. 2020.
10) Anonim. Drugs.com. About Venomous Spider Bite. 2020.
11) Frank Shann, Suchitra Ranjit. sciencedirect.com. Antitoxin. 2006.
12) Cerner multum. Drugs.com. Antivenin (Crotalidae) polyvalent. 2020.
13) Cerner multum. Drugs.com. Antivenin (Latrodectus mactans) (Equine). 2020.
14) Cerner multum. Drugs.com. Antivenom (Centruroides scorpion). 2020.