Ketika seseorang buang air besar kemudian menimbang berat badannya, ia mungkin akan melihat sedikit pengurangan yang setara dengan berat tinja yang dibuangnya tadi. Penurunan berat badan ini jarang sekali bersifat signifikan, dan tidak mengurangi berat badan dalam jangka panjang.
Daftar isi
Berat tinja tidak selalu sama. Hal-hal yang mempengaruhinya termasuk:
Berat rata-rata tinja adalah sekitar 100 gram hingga 0.5 kilogram. [1]
Orang dengan ukuran tubuh yang besar dan makan serta minum lebih banyak , atau orang dengan frekuensi buang air besar yang tidak teratur, membuang tinja yang lebih berat. Dibutuhkan sekitar 33 jam bagi makanan untuk bisa diproses hingga menjadi tinja kemudian dikeluarkan dari tubuh.
Tinja sebagian besar terdiri dari air, tetapi juga mengandung:
Semakin lama tinja ada di usus, maka akan semakin kering dan berat. Meskipun kebanyakan orang buang air besar satu kali sehari, namun BAB tiga kali sehari atau tiga hari sekali masih dianggap normal. [1]
Buang air besar yang sangat cair dan sering dianggap sebagai diare. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau stress dan bisa berlangsung selama beberapa hari. Diare bisa jadi berbahaya jika terus berlangsung selama berminggu-minggu atau lebih karena bisa mengambil simpanan air dalam tubuh.
Orang yang mengalami diare bisa kehilangan banyak berat badan jika kondisi ini berlangsung cukup lama, tetapi berat yang hilang ini sebagian besar adalah air.
Kita memang akan kehilangan sedikit berat badan setelah BAB, tetapi ini bukan cara yang efektif untuk membuang berat yang paling mempengaruhi kesehatan tubuh, yaitu lemak.
Para ahli mengatakan bahwa lemak yang menumpuk di sekitar pinggang adalah jenis lemak tubuh yang paling berbahaya. Lemak ini tidak terletak di bawah kulit seperti sebagian besar lemak tubuh lainnya, tetapi tersimpan jauh di dalam rongga perut di sekitar organ-organ dalam.
Pernyataan yang menyebutkan bahwa kelebihan lemak tubuh bisa dibuang begitu saja melalui tinja adalah hal yang tidak tepat karena bukan seperti itu cara tubuh bekerja. Lemak kadang-kadang bisa ada di dalam tinja, tetapi ini adalah lemak pangan yang terbuang karena tubuh tidak mampu mencerna makanan dengan baik. [4]
Sebagian besar lemak tubuh dipecah menjadi karbon, hydrogen dan oksigen. Karbon dioksida dibuang melalui pernafasan, dan air keluar dari tubuh dalam bentuk keringat dan urin. Lemak tidak pecah menjadi partikel-partikel kecil yang kemudian dikeluarkan saat buang air besar. [4]
Untuk membuang lemak tubuh, yang harus dilakukan adalah membakar lebih banyak kalori dibandingkan yang telah dikonsumsi. Hal ini bisa dilakukan melalui diet dan olahraga, bukan buang air besar. [1, 2]
Ketika tubuh membuang kotoran, gas juga ikut keluar. Hal ini bisa mengurangi rasa penuh dan kembung serta membuat tubuh terasa lebih ringan. Tetapi, penting untuk diingat bahwa berat badan dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak sesederhana menghitung apa yang masuk ke dan dibuang oleh tubuh.
Makanan yang dikonsumsi saat diet sehat untuk menurunkan berat badan biasanya terdiri dari banyak buah-buahan, sayuran, dan gandum utuh. Semua jenis makanan ini mengandung banyak serat. Memasukkan banyak serat ke dalam menu harian bisa meningkatkan berat tinja dan melancarkan buang air besar.
Karena alasan inilah, orang yang menjalankan diet untuk menurunkan berat badan biasanya buang air besar lebih sering. Tetapi, perlu diingat bahwa penurunan berat badan saat diet dipengaruhi oleh berbagai aspek, bukan karena meningkatnya frekuensi BAB. [2]
Selain itu, saat menjalankan diet dan mengganti jenis asupan makanan, bakteri yang ada di dalam usus juga akan berubah. Jenis bakteri ini bisa mempengaruhi seberapa banyak berat badan yang bisa diturunkan selama program diet berlangsung. [3]
Jika memang buang air besar bisa menurunkan berat badan, maka itu sifatnya hanya sementara dan tidak signifikan. Ini karena tubuh selalu memroses makanan dan membuang limbahnya yang tak terpakai dalam bentuk tinja.
Karena alasan ini, buang air besar tidak bisa dijadikan cara untuk menurunkan berat badan secara efektif.
Memasukkan lebih banyak makanan yang mengandung serat dalam menu harian bisa membantu melancarkan buang air besar, selain juga membantu menurunkan berat badan. Tinja yang cenderung lebih berat dianggap sebagai tinja yang lebih sehat karena mengandung lebih banyak serat dan cairan. [1, 2]
1. Sarah Walters, Karen Cross, FNP, MSN. Do You Lose Weight When You Poop? Healthline; 2019.
2. Claire Sissons. Can bowel movements lead to weight loss? Medical News Today; 2019.
3. Faculty of Science, University of Copenhagen. our stools reveal whether you can lose weight. Science Daily; 2017.
4. Brynne Chandler. Can Body Fat Come Out Through a Bowel Movement? Live Healthy; 2018.