Arum dalu merupakan tanaman hias yang umumnya ditanam di halaman rumah. Bunganya memiliki sebuah ciri khas, yaitu mekar di malam hari dan menghasilkan wangi. Karena bunganya mekar di malam hari, beberapa orang menyebutnya sedap malam. [5]
Daftar isi
Arum dalu juga mengandung beberapa khasiat medis. Ekstak bunga arum dalu kaya akan zat-zat kimia yang jenisnya beragam. Zat-zat kimia tersebut memiliki khasiat-khasiat tersendiri jika dimanfaatkan sebagai obat-obatan.
Salah satunya jenis khasiat yang terkandung dalam arum dalu yaitu khasiat larvasida, atau zat yang memiliki kemampuan membunuh atau mencegah pertumbuhan larva serangga, misalnya jentik nyamuk. [5]
Di dalam ekstrak arum dalu, terkandung beberapa zat kimia yang memiliki khasiat kesehatan. Khasiat yang utama yaitu khasiat antioksidan dan antimikroba.
Zat kimia yang bersifat antioksidan pada ekstrak arum dalu berfungsi untuk mencegah radikal bebas yang menyebabkan proses oksidasi pada tubuh. Radikal bebas dalam tubuh dapat memicu reaksi berantai yang dapat merusak sel, sehingga berdampak buruh bagi kesehatan.
Sedangkan zat kimia yang bersifat antimikroba berfungsi untuk mematikan dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Mikroorganisme yang tergolong ke dalam mikroba di anataranya virus, bakteri, dan jamur. Dengan demikian, arum dalu juga memiliki sifat antibakteri, antivirus, dan antijamur [1,2,3,4].
Arum dalu adalah tumbuhan asli daerah Amerika Tengah (Meksiko dan Kepulauan Karibia). Tumbuhan ini umumnya tumbuh di negara beriklim tropis, serta beberapa negara beriklim subtropis [1].
Selain di daerah asalnya, arum dalu juga dapat ditemukan di:
Berikut adalah komposisi kimia dari ekstrak arum dalu [1]:
Zat Kimia | Jumlah |
---|---|
Β phellandrene | 12,1% |
α phellandrene | 9,2% |
(E)-β-ocimene | 9,1% |
Linalool | 3,1% |
Benzaldehyde | 2,5% |
Cis-jasmone | 2,1% |
Benzyl acetate | 1,8% |
Phenol | 1,6% |
Methyl jasmonate | 1,5% |
1,8-cineole | 1,4% |
Borneol | 1,3% |
Eugenol | 1,3% |
Linalyl acetate | 1,2% |
Citronellyl propionate | 1,1% |
Tanaman arum dalu memiliki beberapa kandungan zat kimia yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Zat-zat tersebut di antaranya [1,2,3,4,8]:
Arum dalu merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai bahan obat-obatan herbal tradisional. Beberapa penelitian membuktikan bahwa tanaman ini mengandung zat-zat kimia yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh. Berikut beberapa manfaat kesehatan arum dalu:
Senyawa alkaloid dan flavonoid yang terkandung dalam arum dalu memiliki fungsi antioksidan. Antioksidan ketika dikonsumsi berfungsi untuk mencegah proses oksidasi pada tubuh.
Proses ini dapat menghasilkan radikal bebas, yang kemudian memicu reaksi berantai yang merusak sel tubuh. Senyawa ini menjaga kesehatan sel tubuh dari kerusakan akibat proses oksidasi.
Antioksidan berperan dalam menjaga kesehatan dan mencegah beberapa penyakit. Khasiat antioksidan yaitu memperbaiki sistem saraf, mencegah penyakit degeneratif (Alzheimer dan Parkinson), mengurangi risiko kanker dan tumor, serta mencegah penuaan dini [1,6,7].
Arum dalu dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi beberapa gangguan kesehatan. Salah satunya yaitu luka, lebam, pembengkakan, dan peradangan atau inflamasi pada kulit.
Penelitian membuktikan bahwa khasiat tersebut disebabkan oleh zat etanol dan flavonoid yang terknadung pada ekstrak arum dalu. Kedua zat tersebut memiliki sifat anti inflamasi, sehingga berkhasiat dalam mengobati pembengkakan, peradangan, atau gangguan kesehatan lainnya pada kulit.
Cara pemanfaatannya, yaitu dengan mengolah bunga tanaman arum dalu menjadi ramuan herbal. Langkah pengolahannya akan dijelaskan di bagian akhir artikel ini [1,8].
Sebagai obat tradisional, tanaman arum dalu juga dimanfaatkan sebagai pencegah dan obat malaria di beberapa negara Afrika. Penduduk di sana memakai tanaman arum dalu karena mudah di dapat, serta khasiatnya yang terbukti turun-menurun dalam mencegah dan mengobati malaria.
Khasiat tersebut telah dibuktikan melalui penelitian, di mana dalam ekstrak arum dalu terkandung senyawa methanol dan benzaldehyde. Kedua senyawa kimia ini memiliki sifat larvisidal.
Zat-zat tersebut ampuh dalam mematikan dan mencegah pertumbuhan jentik nyamuk, termasuk jentik nyamuk penyebab malaria (genus Anopheles).
Nyamuk betina dari genus Anopheles merupakan inang bagi plasmodium, sejenis parasit yang menyebabkan penyakit malaria.
Lebih lanjut dalam penelitian lainnya, zat flavonoid glikosida pada ekstrak arum dalu memiliki sifat anti malaria, sehingga dapat membantu menyembuhkan penyakit malaria dalam dosis tertentu [1,9,10,11].
Arum dalu juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi demam dan epilepsi.
Di dalam penelitian, ditemukan bahwa zat saponin dan flavonoid pada ekstrak arum dalu memiliki sifat antipiretik dan antiepilepsi. Antipiretik merupakan kemampuan suatu zat dalam menurunkan demam.
Sedangkan antiepilepsi merupakan kemampuan suatu zat dalam mengatasi penyakit. epilepsi. Zat tersebut dapat mengatasi deman dan epilepsi dengan mempengaruhi kerja hipotalamus otak dalam mengendalikan suhu tubuh.
Lebih lanjut, zat flavonoid yang terkandung dalam ekstrak arum dalu juga memiliki sifat antibakteri dan antivirus. Zat tersebut dapat mengatasi infeksi bakteri atau virus pada tubuh yang menyebabkan demam.
Zat tersebut juga dapat mengatasi infeksi bakteri atau virus saat infeksi tersebut baru bermulai, sehingga mencegah terjadinya demam. [1,12,13].
Salah satu virus penyebab penyakit yang umum diderita manusia ialah virus influenza. Virus ini menyebabkan penyakit flu, yaitu penyakit yang menyebabkan infeksi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Penyakit ini menyerang sistem pernapasan serta menimbulkan gejala demam, batuk, sakit kepala, dan rasa tidak nyaman pada tubuh penderita.
Sebagai obat tradisional, arum dalu juga dapat dimanfaatkan sebagai ramuan untuk membantu mengatasi infeksi virus influenza atau penyakit flu.
Melalui penelitian, ditemukan bahwa zat flavonoid dalam ekstrak arum dalu memiliki sifat antivirus, sehingga dapat mematikan dan menghambat pertumbuhan virus influenza.
Cara pemanfaatannya, yaitu dengan mengolah akar tanaman arum dalu menjadi ramuan herbal. Langkah pengolahannya akan dijelaskan di bagian akhir artikel ini. [13,14].
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat-zat kimia yang terkandung dalam tanaman arum dalu juga berpotensi dapat mencegah dan mengatasi penyakit tumor.
Penelitian membuktikan bahwa kandungan zat saponin dalam ekstrak tanaman arum dalu merupakan zat sitotoksik, sehingga dapat menghambat pertumbuhan sel tubuh, dalam hal ini menghambat pertumbuhan sel tumor.
Lebih lanjut, melalui uji coba pada hewan tikus, zat ini dapat menghambat pertumbuhan sel tumor, serta memperpanjang umur penderita tumor.
Zat tersebut menghambat laju pertumbuhan sel tumor, dan dalam dosis tertentu dapat membantu mengurangi jumlah sel tumor pada tubuh penderita. Hal ini menunjukkan potensi tanaman arum dalu sebagai bahan baku obat untuk mencegah dan/atau mengatasi penyakit kanker [1,15].
Di China, beberapa varian dari tanaman arum dalu dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi penyakit rematik. Menurut masyarakat setempat, ekstrak tanaman arum dalu dapat mengatasi gejala rematik dan mengurangi pegal-pegal pada otot.
Setelah diteliti, kandungan flavonoid glikosida yang terkandung dalam tanaman arum dalu memiliki sifat antirematik. Di dalam tubuh penderita rematik, zat ini dapat membantu mengatasi gejala nyeri, pembengkakan, dan otot kaku. Zat ini dapat menghambat penyakit rematik dan mengatasi dampak-dampaknya pada tulang dan sendi dalam tubuh penderita.
Penelitian membuktikan bahwa zat yang berkhasiat penting ini terkandung di dalam daun tanaman arum dalu. Melalui pengolahan menjadi ramuan herbal, saat dikonsumsi zat tersebut akan bekerja dan mengatasi penyakit rematik [1,16].
Pada orang dengan pernapasan yang sensitif dan/atau penderita asma, aroma kuat dari bunga arum dalu dapat menyebabkan kesulitan dalam bernapas, iritasi pada hidung dan tenggorokan.
Gejala lainnya yang mungkin timbul yaitu sakit kepala dan mual.
Gejala-gejala tersebut disebabkan oleh kandungan asam klorogenat pada daun dan bunga arum dalu [1].
Mengonsumsi bagian dari tanaman arum dalu secara utuh, terutama bagian buahnya, sangat tidak disarankan. Hal ini dikarenakan kandungan bahan kimia yang terdapat dalam buah tanaman arum dalu berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi.
Jika ingin mengonsumsi tanaman arum dalu untuk khasiatnya, sebaiknya konsultasikan dahulu kepada dokter atau ahli kesehatan. Kelalaian dalam mengonsumsi tanaman arum dalu dapat berakibat fatal bagi kesehatan tubuh.
Jika dikonsumsi menyalahi anjuran, zat-zat kimia yang terkandung di dalam tanaman arum dalu dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, kenaikan denyut nadi, radang lambung, halusinasi, gangguan sistem saraf, dan/atau kelumpuhan [1].
Arum dalu merupakan salah satu jenis tumbuhan yang umum didomestikasi, atau ditanam di sebuah area pertanian. Hal ini memungkinkan daun atau bunga tanaman arum dalu terkontaminasi oleh berbagai macam bakteri dan hama yang berbahaya bagi tubuh dan merusak tanaman arum dalu.
Hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan pestisida yang dapat meninggalkan residu pada bagian daun atau bunga tanaman arum dalu. Residu pestisida ini yang berbahaya bagi konsumen karena dapat terkonsumsi dan menyebabkan penyakit mematikan.
Arum dalu selain memiliki risiko pestisida pada permukaan daun dan/atau bunganya, juga memiliki risiko secara sistemik karena cairan pestisida dapat terserap melalui akar dan menyebar ke seluruh bagian tanaman arum dalu.
Risiko pestisida ini dapat dikurangi dengan mencuci bersih daun dan/atau bunga arum dalu sebelum di olah. Selain itu, pastikan bagian tanaman arum dalu yang ingin dikonsumsi dimasak terlebih dahulu sampai matang untuk mengurangi risikonya [1].
Tanaman arum dalu umumnya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Cara pemanfaatannya, yaitu dengan diolah bagian tanamannya menjadi ramuan herbal, yang kemudian dapat dikonsumsi atau diaplikasikan pada bagian tubuh yang mengalami gangguan.
Berikut beberapa tips dan langkah pengolahan arum dalu untuk dijadikan obat:
Mengobati Pembengkakan atau Radang
Mengobati Influenza
Berikut beberapa tips dalam menyimpan tanaman arum dalu sebelum kita manfaatkan atau konsumsi:
1. Amin Shaista and Parle Amrita. 2016. Journal of Medicinal Plants Studies. Delicate, fragrant, lady of the night- A medicinal gift
2. A F Halim, R P Collins, M S Berigari. 1971. Planta Medica. Alkaloids Produced by Cestrum Nocturnum and Cestrum Diurnum.
3. Yixi Xie, Weijie Yang, Fen Tang, Xiaoqing Chen, Licheng Ren. 2015. Current Medicinal Chemistry. Antibacterial Activities of Flavonoids: Structure-Activity Relationship and Mechanism.
4. Y Mimaki, K Watanabe, Y Ando, C Sakuma, Y Sashida, S Furuya, H Sakagami. 2001. Journal of Natural Products. Flavonol Glycosides and Steroidal Saponins From the Leaves of Cestrum Nocturnum and Their Cytotoxicity.
5. Chandrashekhar D Patil, Satish V Patil, Bipinchandra K Salunke, Rahul B Salunkhe. 2011. Parasitology Research. Bioefficacy of Plumbago Zeylanica (Plumbaginaceae) and Cestrum Nocturnum (Solanaceae) Plant Extracts Against Aedes Aegypti (Diptera: Culicide) and Nontarget Fish Poecilia Reticulata.
6. Mark L Wahlqvist. 2013. Asian Pacific Journal of Clinical Nutrition. Antioxidant Relevance to Human Health.
7. Anita Thyagarajan and Ravi P. Sahu. 2018. Integrative Cancer Therapies. Potential Contributions of Antioxidants to Cancer Therapy: Immunomodulation and Radiosensitization. 17(2): 210–216. National Institute of Health.
8. Hemant Kumar Nagar, Amit Kumar Srivastava, Rajnish Srivastava, Madan Lal Kurmi, Harinarayan Singh Chandel, and Mahendra Singh Ranawat. 2016.
Journal of Pharmaceutics. Pharmacological Investigation of the Wound Healing Activity of Cestrum nocturnum (L.) Ointment in Wistar Albino Rats. National Institute of Health.
9. Chetan Jawale, C.S. Jawale. 2015. 2015. Trends in life Sciences. Potential Mosquito Larvicide of Cestrum Nocturnum and Sapindus Mukorossi.
10. Michael Gabriel Paulraj, Daniel Reegan, S. Ignacimuthu. 2011. Toxicity of Benzaldehyde and Propionic Acid against Immature and Adult Stages of Aedes aegypti (Linn.) and Culex quinquefasciatus (Say) (Diptera: Culicidae). Journal of Entomology.
11. Marya, Haroon Khan, Gohar Mushtaq, Mohammad Amjad Kamal, Izhar Ahmad. 2017. Current Drug Metabolism. Glycosides as Possible Lead Antimalarial in New Drug Discovery: Future Perspectives.
12. Avijit Mazumder, A. Bhatt, V.A. Bonde, A. Shaikh. 2010. Nigerian Journal of Natural Products and Medicine. Screening of the leaves of cestrum nocturnum for its antipyretic.
13. Berrin Ozçelik, Ilkay Orhan, Gülnur Toker. 2006. Z Naturforsch C J Biosci. Antiviral and antimicrobial assessment of some selected flavonoids.
14. Nishtha, Richa, Anju Rao. 2017. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. Phytochemical Analysis and Anatomical Study of Two Species of Cestrum from Chandigarh.
15. Zhen-Guo Zhong, Shi-Yuan Zhao, Jin-Yan Lv, Peng Li. 2008. Zhong Yao Cai (Journal of Chinese Medicinal Materials). Experimental Study on Antitumor Effect of Extracts From Cestrum Nocturnum in Vivo.
16. A. Sajeli Begum and Madhur Goyal. 2007. Pharmacognosy Reviews. Research and Medicinal Potential of the genus Cestrum (Solanaceae) – A Review. Vol 1, Issue 2.