Penyakit & Kelainan

Atrofi Vagina: Penyebab – Gejala dan Cara Pengobatannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Atrofi vagina adalah kondisi dimana terjadi dinding vagina yang menipis, kering, dan mengalami peradangan. Hal ini dapat terjadi jika kadar estrogen tubuh semakin sedikit. Untuk banya wanita kondisi atrofi

Apa itu Atrofi Vagina?

Atrofi vagina merupakan peradangan dan penipisan yang terjadi pada dinding vagina ketika tubuh memiliki lebih sedikit estrogen. Astrofi vagina paling sering terjadi setelah seseorang mengalami menopause. [1]

Bagi banyak wanita, atrofi vagina bukan hanya menyebabkan nyeri ketika berhubungan namun juga menyebabkan gejala ketika kencing dan cukup mengganggu. Kondisi ini menyebabkan gejala pada vagina dan saluran kencing. [1]

Dokter sering memberikan istilah pada gejala dengan sebutan sindrom menopause genitourinary (GSM) untuk menggambarkan atrofi vagina dan gejala yang sering menyertainya. [1]

Kini telah ada perawatan sederhana dan efektif untuk menanggulangi GSM. Kadar estrogen yang berkurang akan mengakibatan perubahan pada tubuh Anda, namun hal ini tidak berarti Anda harus hidup dalam ketidaknyamanan karena GSM. [1]

Wanita yang mengalami atrofi vagina memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami infeksi vagina kronis dan masalah fungsi kemih lainnya. Hal ini juga akan sangat menyakitkan ketika Anda berhubungan seksual. [2]

Menurut American Association of Family Physicians hingga kini 40% wanita pascamonopause memiliki gejala atrofi vagina. [2]

Fakta Atrofi Vagina

Berikut beberapa fakta tentang atrofi vagina: [3]

  • Atrofi vagina mengacu pada kekeringan yang terjadi pada vagina.
  • Sekitar 40% wanita menopause mengalami gejala, tetapi banyak yang tidak melakukan pengobatan.
  • Gejala berupa nyeri ketika berhubungan seksual dan peningkatan infeksi saluran kemih (ISK).
  • Penyakit ini disebabkan oleh penurunan estrogen dan biasanya terjadi setelah menopause atau akibat pengobatan dengan anti estrogen.
  • Perawatan topikal dan terapi penggantian hormone (HRT) mungkin akan dilakukan untuk meredakan gejala.

Penyebab Atrofi Vagina

Penyebab dari atrofi vagina yaitu penurunan estrogen yang terjadi dalam tubuh. Tanpa adanya estrogen, jaringan vagina akan menipis dan mongering. Hal ini menyebabkan vagina menjadi kurang elastis, lebih rapuh dan lebih mudah untuk terluka. [2]

Penurunan estrogen dapat terjadi di waktu lain selain menopause termasuk: [2]

  • Selama menyusui.
  • Setelah pengangkatan ovarium (menopause bedah).
  • Setelah kemoteropi untuk pengobatan kanker.
  • Terapi radiasi panggul untuk pengobatan kanker.
  • Setelah terapi hormonal untuk pengobatan kanker payudara.

Aktivitas seksual secara teratur akan membantu menjaga jaringan vagina menjadi tetap sehat. Kehidupan seks yang sehat ini juga bermanfaat bagi system peredaran darah dan meningkatkan kesehatan jantung. [2]

Faktor- faktor yang memperparah atrofi vagina: [1]

  • Merokok mempengaruhi sirkulasi darah Anda dan dapat emngurangi aliran darah dan oksigen ke vagina dan area lain yang ada disekitarnya. Merokok juga mengurangi efek estrogen yang terjadi secara alami di dalam tubuh Anda.
  • Tidak adanya kelahiran melalui vagina. Para peneliti telah mengamati bahwa wanita yang tidak pernah melahirkan melalui vagina lebih mungkin untuk mengembangkan atrofi vagina daripada wanita yang pernah melahirkan melalui vagina.
  • Tidak adanya aktivitas seksual. Aktivitas seksual dengan pasangan akan meningkatkan aliran darah dan membuat jaringan vagina menjadi lebih elastis.

Gejala Atrofi Vagina

Anda mungkin tidak mengalami gejala sama sekali namun ada beberapa gejala yang juga sering terjadi seperti: [4]

  • Kekeringan vagina.
  • Rasa gatal atau terbakar di area vagina.
  • Vagina berubah warna dan berbau tidak sedap atau lender berlebihan di area vagina.
  • Pelumasan yang berkurang, ketidaknyamanan, atau rasa sakit ketika berhubungan seksual.
  • Pendarahan ringan setelah berhubungan seksual atau bercak vagina secara acak.
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.
  • Sering ada dorongan kuat untuk buang air kecil (kandung kemih terlalu aktif).
  • Inkontinensia urin (pelepasan urin yang tidak sengaja).

Atrofi vagina dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan vagina (ISK). Aktivitas seksual adalah bagian yang sangat penting dari seluruh kesehatan vagina. [4]

Kekeringan vagina yang sering dikaitkan dengan atrofi vagina biasanya akan menjadi lebih buruk dengan kurangnya aktivitas seksual. Seks merangsang aliran darah vagina untuk membantu produksi cairan vagina. Hal ini akan membuat vagina tetap terlumasi dan sehat. [4]

Komplikasi Atrofi Vagina

Atrofi vagina meningkatkan resiko wanita tertular infeksi vagina. Atrofi menyebabkan perubahan lingkungan asam pada  vagina, sehingga bakteri, jamur, dan organisme lain lebih mudah untuk berkembang biak. [2]

Hal ini juga meningkatkan resiko atrofi system kemih (atrofi genitourinary). Gejala yang terkait dengan masalah saluran kemih terkait atrofi yaitu buang air kecil sering atau mendesak dan adanya sensasi terbakar saat buang air kecil. [2]

Beberapa wanita mungkin juga mengalami inkontinensia dan mendapatkan lebih banyak infeksi saluran kemih. [2]

Diagnosis Atrofi Vagina

Anda harus menemui dokter segera setelah berhubungan seksual dan merasakan sakit bahkan ketika menggunakan lubrikasi. Anda juga harus segera mengunjungi dokter jika mengalami pendarahan, keputihan, rasa terbakar atau nyeri pada vagina yang tidak biasa. [2]

Dokter akan menanyakan pertanyaan tentang riwayat kesehatan Anda. Mereka ingin tahu sudah berapa lama berhenti menstruasi dan apakah pernah menderita kanker. [2]

Dokter mungkin juga akan bertanya jika ada produk komersial atau over the counter yang Anda gunakan. Beberapa parfum, sabun, produk mandi, deodorant, pelumas, dan spermisida dapat memperburuk organ seksual yang sensitif. [2]

Dokter mungkin akan memeriksa alat kelamin luar Anda untuk mencari tanda-tanda adanya atrofi fisik seperti halnya: [2]

  • Lapisan vagina pucat, halus dan berkilau.
  • Kehilangan elastisitas.
  • Rambut kemaluan jarang.
  • Alat kelamin luar yang halus dan tipis.
  • Peregangan jaringan pendukung uterus.
  • Prolapse organ panggul (tonjolan di dinding vagina).

Dokter mungkin membuatkan tes berikut: [2]

  • Pemeriksaan panggul.
  • Tes smear vagina.
  • Tes keasaman vagina.
  • Tes darah.
  • Tes urine.

Tes smear adalah pemeriksaan mikroskopis jaringan yang telah dikikis dari dinding vagina. Tes ini mencari jenis sel dan bakteri tertentu yang lebih umum dengan atrofi vagina. [2]

Pengobatan Atrofi Vagina

Perawatan topikal dapat membantu untuk meringankan gejala. [3]

Pelumas vagina yang larut dalam air dapat membantu memberikan kelegaan selama berhubungan seksual untuk kasus-kasus ringan. Petroleum jelly, minyak mineral atau minyak lainnya tidak cocok. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan dapat merusak kondom atau diafragma lateks. [3]

Terapi penggantian hormone (HRT), sebagai tablet, gel patch atau implant dapat mensuplai estrogen ke seluruh tubuh. Hal ini efektif tetapi mungkin ada efek sampingnya. Pasien harus mendiskusikan risiko HRT jangka panjang dengan dokter. [3]

Tablet vagina, krim, dan pessaries dapat dioleskan secara internal untuk memfokuskan pasokan estrogen ke area vagina. [3]

Olahraga teratur penting karena menjaga aliran darah dan sirkulasi alat kelamin tetap tinggi. Bereksperimen dengan diet juga terbukti efektif. Estrogen tanaman, biji rami, minyak ikan, dan black cohosh dapat membantu meredakan atrofi vagina. [3]

Pencegahan Atrofi Vagina

Menggunakan estrogen vagina sebelum kondisinya menjadi lebih parah dan berguna untuk melindungi vagina. [3]

Aktivitas seksual secara teratur dapat membantu mencegah terjadinya atrofi vagina. Menggunakan pelumas vagina yang larut dalam air dapat meredakan kasus-kasus ringan selama hubungan seksual. [3]

Selama vagina memiliki tingkat estrogen yang cukup, aktivitas seksual juga dapat bermanfaat untuk elastisitas dan kelenturan daerah tersebut. Wanita yang aktif secara seksual melaporkan lebih sedikit gejala atrofi vagina jika dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan hubungan seksual teratur. [3]

1. Anonym. Vaginal Atrophy. MayoClinic; 2021
2. Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI. Sandy Calhoun Rice. Postmenopausal Atrophic Vaginitis Healthline; 2019
3. Debra Rose Wilson, Ph. D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT. Sy Kraft. What’s to Know About Atrophic Vaginitis?. MedicalNewsToday; 2018
4. Anonym. Vaginal Atrophy. HormoneHealthNetwork; 2021

Share