Bayi belum bisa berbicara atau menggunakan komunikasi verbal. Untuk mengekspresikan dirinya bayi berkomunikasi melalui bahasa tubuh, yang bisa berupa menangis dan cegukan hingga menghisap ibu jari[1, 2].
Orang tua dan pengasuh perlu memperhatikan dan memahami bahasa tubuh bayi untuk bisa mengerti apa yang dirasakan bayi sehingga bisa segera merespon dengan tepat, termasuk memberi bantuan yang diperlukan[2].
Berikut berbagai bahasa tubuh yang umum digunakan bayi untuk mengekspresikan perasaan mereka:
Daftar isi
Ada berbagai penyebab bayi menangis, mulai dari lapar, takut, atau sakit. Saat bayi menangis kita perlu memperhatikan dengan lebih baik untuk mengetahui penyebabnya[2].
Peneliti dari University of Murcia and the National University of Distance Education (UNED) Spanyol melakukan studi pada 20 bayi berusia antara 3 dan 18 bulan. Studi tersebut menemukan bahwa bayi menutup mata ketika menangis karena sakit dan menangis dengan mata terbuka saat lapar. Jika disebabkan ketakutan, mata bayi akan setengah tertutup[2].
Bayi melengkungkan punggungnya dapat mengindikasikan kekenyangan, mulas, kolik, atau refluks gastrointestinal. Otot sphincter pada perut bayi masih berkembang sehingga reluks asam umum terjadi. Bayi cenderung melengkungkan punggungnya untuk berusaha meregangkan perut untuk mengurangi rasa sakit[1, 2].
Jika bayi melakukan postur ini selama diberi makan atau disusui, sebaiknya berhenti sebentar dan tenangkan bayi. Kita bisa mencoba mengalihkan perhatian bayi dan mengelus atau memijat pelan bagian perut dan punggungnya selama beberapa saat[1, 2].
Bayi yang melakukan gerakan menendang-nendang udara mengindikasikan mood senang atau kegirangan. Tapi jika bayi kesal dan menangis sambil menendang, dapat menandakan adanya hal yang mengganggu dan membuat bayi merasa tidak nyaman[2, 3].
Kita bisa mencoba memeriksa perut bayi jika ia menendang udara sambil menangis. Periksa apakah bayi mengalami perut kembung atau perlu ganti popok. Jika bayi menendang udara karena senang, biarkan bayi meneruskan gerakan. Hal ini dapat membantu perkembangan otot pada kaki bayi[2].
Gerakan mengepalkan telapak tangan sangat umum dilakukan oleh bayi berusia kurang dari 2 bulan. Gerakan ini disebut sebagai palmar grasp reflex[2].
Akan tetapi pada bayi berusia lebih dari 2 bulan, gerakan mengepalkan telapak tangan dapat berarti stress atau lapar[2, 3].
Hendaknya orang tua atau pengasuh segera memberi susu atau makanan pada bayi. Tapi jika bayi terus mengepalkan tangan setelah berusia lebih dari 3 bulan, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter[2].
Gerakan ini biasanya merupakan reaksi pertumbuhan gigi atau penemuan telinga oleh bayi. Namun gerak menarik telinga disertai demam atau kedinginan dapat disebabkan oleh infeksi telinga[1].
Sebaiknya periksa tanda-tanda infeksi lainnya, seperti hidung tersumbat atau kesulitan tidur. Periksakan bayi ke dokter jika terdapat tanda infeksi. Jika gerakan menarik telinga disebabkan oleh pertumbuhan gigi, bisa diatasi dengan memberikan mainan tumbuh gigi[1].
Beberapa bayi senang menggerakkan kepala maju mundur dengan ritme tertentu, gerakan ini disebut membenturkan kepala. Umumnya bayi melakukan gerakan ini karena dapat menenangkan bagi bayi. Kebiasaan membenturkan kepala akan berkurang dengan sendirinya menjelang usia 3 tahun[1, 2].
Amati waktu di saat bayi membenturkan kepala. Jika dilakukan menjelang waktu tidur, maka gerakan ini merupakan teknik untuk menenangkan diri dan tidak perlu dikhawatirkan. Untuk mencegah terjadinya cedera, kita bisa melapisi dinding di sekitar tempat bayi tidur dan bermain[1].
Tapi jika bayi melakukan gerakan membenturkan kepala selain menjelang tidur atau bayi terus melakukan membenturkan kepala setelah usia 3 tahun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter[1].
Sebaiknya orang tua tidak mengabaikan jika bayi mulai membenturkan kepala pada lantai atau dinding karena bisa mengindikasikan rasa sakit atau marah. Segera hubungi atau periksakan ke dokter[2].
Gerak mengucek mata dapat menandakan kelelahan. Bayi mungkin hanya merasa mengantuk dan ingin tidur. Bayi juga dapat menguap atau mengalami kelopak mata yang terkulai[1, 2].
Tapi terkadang mengucek mata yang disertai dengan mata merah dapat disebabkan oleh adanya partikel asing di dalam mata. Sehingga ada baiknya untuk memeriksa mata bayi untuk mengecek jika terjadi iritasi pada mata akibat infeksi[1, 2].
Jika mata bayi baik-baik saja, gendong bayi dan timang dengan perlahan hingga ia terlelap tidur. Jika mata bayi merah atau berair, maka segera periksakan ke dokter[2].
Gerakan ini disebut juga sebagai refleks Moro dan sangat umum pada hampir semua bayi. Gerak menyentak tiba-tiba pada lengan merupakan suatu refleks terhadap gerakan tiba-tiba dan tidak terduga[2].
Terjadinya refleks Moro dapat disebabkan oleh rasa takut dan kekhawatiran. Suara keras dan cahaya terang tiba-tiba juga dapat menyebabkan reaksi ini[2].
Orang tua atau pengasuh sebaiknya menghindari melakukan gerakan secara tiba-tiba. Dianjurkan untuk melakukan gerakan secara bertahap. Jika hendak memindahkan bayi ke atas ranjang, lakukan dengan perlahan dengan sokongan dari tubuh[2].
Posisi ini biasanya menandakan adanya rasa tidak nyaman pada perut bayi, baik karena masalah gas, masalah pencernaan, atau konstipasi. Masalah gas dan konstipasi umum dialami oleh bayi. Bayi melakukan gerakan menekuk lutut untuk meringankan rasa tidak nyaman[1, 3].
Kita bisa mencoba meringankan rasa sakit bayi. Jika gerakan disebabkan oleh masalah gas, pastikan untuk membantu bayi bersendawa selama diberi makan atau susu[3].
Jika bayi disusui dengan ASI, ibu sebaiknya mengecek makanan yang dikonsumsi. Beberapa makanan tertentu dapat menimbulkan gas berlebih pada pencernaan, seperti brokoli dan kacang. Hindari mengkonsumsi makanan yang dapat memicu masalah gas[1, 3].
Jika kebiasaan menekuk lutut disertai dengan muntah, menangis, feses berdarah, atau demam, sebaiknya segera hubungi dokter[1].
Jika diduga bayi mengalami konstipasi sebaiknya periksakan bayi ke dokter. Konstipasi umum terjadi saat bayi berganti dari ASI ke susu formula atau mulai diberikan makanan padat pada usia sekitar 6 bulan[3].
Bayi dapat menjadi sangat rewel dan marah setelah diajak melakukan kegiatan tertentu atau dibawa dalam pertemuan keluarga. Kondisi ini dapat disebabkan oleh overstimulasi, yang berarti bahwa bayi kewalahan dan memerlukan waktu tenang sebentar[1].
Sebaiknya bayi dibawa ke tempat yang tenang dan ditimang-timang hingga menjadi tenang. Usahakan untuk menghindari kontak sosial hingga bayi tenang. Kita bisa coba memainkan musik kesukaan bayi atau mengajaknya jalan-jalan di luar ruangan untuk menenangkan bayi[1].
Kebanyakan bayi sering cegukan selama tahun pertama mereka. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena biasanya menandakan makan berlebih atau makan dengan terlalu cepat[1].
Cegukan biasanya membaik dalam 5-10 menit. Jika cegukan sering terjadi seusai setiap kali diberi susu atau makan, cobalah mengubah posisi saat menyusui atau jenis makanan padat yang diberikan. Bantu bayi untuk bersendawa setelah makan[1].
Penempelan mulut bayi pada puting yang kurang tepat selama menyusu juga dapat menyebabkan cegukan. Jika cegukan terus menerus terjadi, konsultasikan pada dokter[1].
Bayi yang membuang wajah (mengalihkan wajah dari kita) dapat menyebabkan perasaan tidak enak. Akan tetapi, bayi kemungkinan melakukan gerakan ini karena merasa bosan atau dipaksa untuk makan[1].
Alasan lain bayi membuang muka ialah untuk mengecek lingkungan di sekitarnya. Pada usia 6 bulan, bayi cenderung sering mengalihkan wajahnya untuk melihat daerah di sekeliling[1].
Cara terbaik untuk merespon pada kebiasaan ini ialah dengan mengajak bayi untuk jalan-jalan atau degan memulai aktivitas baru. Jika bayi membuang wajah saat sedang disusui atau diberi makan, biasanya mengindikasikan bahwa bayi sudah kenyang. Sebaiknya hentikan pemberian susu atau makanan karena dapat mengarah pada makan berlebihan[1].
Gerak menghisap jari mengingatkan bayi pada minum susu karena refleks alami bayi untuk menghisap membantunya untuk menempelkan mulut pada puting payudara ibu atau botol.
Dengan kata lain, gerak menghisap jari yang dilakukan bayi mengindikasikan bahwa ia lapar. Usahakan untuk segera memberi susu atau makan setelah bayi memulai menghisap jari[1].
Jika bayi melakukan gerak mengisap jari setelah minum susu atau makan, biasanya gerak tersebut merupakan teknik untuk menenangkan diri. Untuk bayi yang menghisap jari sebagai kebiasaan, kita bisa memberikan dot untuk mengatasinya[1].
Meringis, mendengus, dan mengejan merupakan tanda umum bayi buang air besar. Kita bisa membantunya tetap rileks selama buang air besar dengan mengusap-usap perut bayi dengan lembut[1].
Jika bayi menangis saat buang air besar, dianjurkan untuk memeriksa feses bayi. Bayi mungkin menangis karena mengalami konstipasi[1].
Untuk meringankan konstipasi, kita bisa mengajak bayi melakukan gerakan olahraga, misalnya menggerakkan kaki bayi seperti mengayuh sepeda. Gerakan ini dapat membantu menstimulasi usus bayi[1].
Untuk bayi yang masih menyusu ASI, cobalah untuk mengecek kembali makanan yang dikonsumsi ibu. Beberapa makanan tertentu dapat menyebabkan konstipasi pada bayi. Jika bayi meringis sebelum mengeluarkan feses berdarah, sebaiknya diperiksakan ke dokter[1].
1. Rohit Garoo, BSc, MBA, reviewed by Pranjul Tandon. 14 Baby Body Language Cues And Their Meaning. Mom Junction; 2021.
2. Jahnavi Sarma. Baby's body language: Here is how to decode it. The Health Site; 2019.
3. Caroline Schaefer. Decode Your Baby's Body Language. Parents; 2011.