Kismis adalah salah satu jenis buah kering yang umumnya dikonsumsi secara langsung walaupun dapat pula dicampur ke dalam masakan [1].
Kismis merupakan buah anggur yang sudah melalui proses pengeringan dengan kandungan nutrisi sebagai berikut di dalam per 100 gramnya [2].
Selain kandungan-kandungan tersebut, kismis juga kaya akan berbagai mineral dan vitamin lainnya [2], seperti :
Meski kaya akan nutrisi, para orang tua yang memiliki anak usia balita perlu memerhatikan aman tidaknya kismis diberikan kepada si kecil.
Bolehkah balita makan kismis?
Boleh, balita bisa mulai makan kismis ketika sudah memasuki usia 18 bulan agar lebih aman [3].
Buah kering sebaiknya tidak orang tua berikan kepada anak yang masih berusia di bawah 18 bulan [3].
Walaupun kismis berukuran kecil, teksturnya yang agak lengket dan kenyal tidak mudah untuk dimakan para bayi atau balita usia di bawah 18 bulan [3].
Umumnya, kismis dapat dikonsumsi oleh bayi yang sudah berusia 8-9 bulan [4].
Pada usia tersebut, orang tua perlu memotong-motong kismis kecil-kecil dan bisa dicampur ke makanan anak agar lebih mudah dimakan [4].
Meski begitu, seorang dokter anak yang membuka praktek di Kansas City, Dr. Natasha Burgert merekomendasikan agar orang tua menunggu anak berusia lebih besar untuk mengonsumsi kismis [3].
Ketika anak berada pada usia yang sudah mampu mengunyah dan menelan dengan benar, maka orang tua juga dapat lebih tenang saat memberinya kismis sebagai kudapan [3].
Kismis sebagai kudapan untuk balita menawarkan sejumlah manfaat bagi kesehatan dan proses tumbuh kembangnya [3,4].
Namun selain manfaat, orang tua juga perlu memerhatikan risiko efek samping kismis.
Manfaat dan Risiko Kismis untuk Balita
Kaya akan nutrisi, balita yang mengonsumsi kismis (tanpa berlebihan) dapat memperoleh manfaat kesehatan [4,5,6].
Namun sama halnya dengan jenis makanan lain, beberapa efek samping berpotensi tidak terhindarkan ketika konsumsi berlebih atau tubuh anak yang tidak cocok [5,6].
Manfaat Makan Kismis
Di dalam kismis terdapat kandungan serat tidak larut yang baik bagi pencernaan balita [4,5].
Jenis serat tersebut justru mampu membantu pergerakan usus sehingga balita terhindar dari sembelit [4,5].
Jika balita belum mencapai usia 18 bulan, ada baiknya orang tua memberi kismis yang sudah dihaluskan sebagai kudapan [5,7].
Sebagai pelancar buang air besar, kismis dapat dikonsumsi oleh balita yang lebih muda selama teksturnya lebih lembut dan gampang dimakan [7].
Karena kismis memiliki tekstur kenyal dan lengket, seringkali orang tua memilih untuk tidak memberikannya kepada si kecil [5].
Meski tekstur lengket dari kismis kerap dikhawatirkan mampu membuat gigi anak yang masih dalam pertumbuhan berisiko rusak, sebenarnya buah kering ini jika dikonsumsi dengan tepat mampu meningkatkan kesehatan gigi dan mulut [5].
Sebuah hasil studi telah membuktikan bahwa mengonsumsi kismis justru bermanfaat sebagai pencegah gigi berlubang dan masalah mulut lainnya [8].
Adanya kandungan antimikroba pada kismis menjadikannya aman dikonsumsi oleh anak-anak sekalipun [8].
Kismis kaya akan kandungan mineral zat besi sehingga baik bagi tubuh anak yang mengalami kekurangan darah seperti anemia [4].
Selain zat besi, kismis juga memiliki kadar mineral tembaga maupun vitamin B kompleks tinggi [4].
Keduanya adalah nutrisi penting untuk pembentukan sel darah merah di dalam tubuh [4].
Makan kismis juga dapat menjaga kesehatan tulang anak, terutama saat anak masih dalam masa tumbuh kembang [9].
Di dalam kismis terdapat kandungan boron yang cukup tinggi untuk menjaga fungsi dan kesehatan tulang [9].
Balita yang sejak dini sudah diberi makan kismis memiliki risiko lebih rendah terserang penyakit kronis [5].
Kismis mengandung sejumlah fitoestrogen dan fitokimia yang penting dalam melindungi tubuh dari efek radikal bebas [5].
Radikal bebas umumnya menyebabkan radang di mana radang kemudian mampu berakibat pada timbulnya penyakit serius [10].
Oleh sebab itu, sejumlah fitoestrogen dan fitokimia yang memiliki sifat antioksidan tersebut penting untuk tubuh si kecil [5].
Efek Samping Makan Kismis
Meski makan kismis baik untuk kesehatan pencernaan, mengonsumsi terlalu banyak justru memicu masalah pencernaan [5].
Kismis kaya akan serat dan mengonsumsi kismis berlebihan dapat membuat anak mengalami kelebihan serat [5].
Saat kelebihan serat terjadi, beberapa kondisi yang bisa terjadi adalah diare, perut kembung, perut kram dan perut bergas [5].
Beberapa anak tidak dapat mengonsumsi kismis karena berisiko pada timbulnya reaksi alergi [5,11].
Jika setelah makan kismis anak mengalami ruam pada kulit, diare, mata berair, hidung meler, mual, muntah dan bahkan diare, segera hentikan konsumsi kismis pada anak [5,11].
Bawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan agar anak memperoleh perawatan medis.
Gigi balita masih dalam tahap pertumbuhan dan masih sangat rentan [6].
Oleh karena itu, konsumsi kismis berlebihan justru bisa menyebabkan kerusakan pada giginya [6,12].
Orang tua perlu membatasi dan mengawasi anak saat makan kismis supaya porsi tetap aman dan secukupnya [6,12].
Balita boleh makan kismis saat ia sudah bisa mengunyah dan menelan dengan nyaman dan benar [3].
10 gram kismis per hari adalah asupan aman bagi si kecil karena kismis juga tinggi gula [5].
Bila memberi kismis kepada anak sebagai kudapan, pastikan anak menyikat giginya rutin agar tidak membahayakan kesehatan mulut [6].
1. Diane Goettel. What are Raisins?. Delighted Cooking; 2022.
2. United States Department of Agriculture. Raisins, dark, seedless (Includes foods for USDA's Food Distribution Program). United States Department of Agriculture; 2018.
3. Ashley Jones. Raisins Aren't High On The Choking List, But Here's When Toddlers Can Eat Them. Romper; 2019.
4. India Parenting. Health Benefits of Raisins for Children. India Parenting; 2022.
5. Jyoti Benjamin, MS, RD, CSO, FAND, CD & Swati Patwal, M.Sc. (Food & Nutrition), MBA. Raisins For Babies: Benefits, Side Effects, And Ways To Include In Diet. Mom Junction; 2022.
6. Vincent Iannelli, MD & Willow Jarosh, MS, RD. Are Raisins a Nutritious Snack Option?. Verywell Health; 2021.
7. Office of Ombudsman for Mental Health and Developmental Disabilities. Bowel Obstruction Alert. Office of Ombudsman for Mental Health and Developmental Disabilities; 2001.
8. Allen Wong, Douglas A Young, Dimitris E Emmanouil, Lynne M Wong, Ashley R Waters, & Mark T Booth. Raisins and oral health. Journal of Food Science; 2013.
9. American Bone Health. Minerals for Bone Health. American Bone Health; 2016.
10. Stacy Sampson, D.O. & Jamie Eske. How does oxidative stress affect the body?. Medical News Today; 2019.
11. S Chibuluzo & T Pitt. Raisin allergy in an 8 year old patient. Allergy, Asthma & Clinical Immunology; 2014.
12. Mouth Healthy. Top 9 Foods That Damage Your Teeth. Mouth Healthy; 2022.