Kehamilan & Parenting

Bolehkah Ibu Menyusui Berpuasa?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Menyusui membutuhkan lebih banyak kalori harian bahkan daripada kehamilan. Studi memperlihatkan bahwa berpuasa untuk waktu singkat tidak mempengaruhi produksi ASI, namun produksi susu sangat dipengaruhi

Menjalankan ibadah puasa saat sedang menyusui bukanlah hal yang baru. Setiap bulan Ramadan, tidak sedikit ibu menyusui yang tetap berpuasa.

Tetapi, adakah efeknya bagi kualitas dan kuantitas air susu ibu? Apakah sebenarnya ibu menyusui boleh berpuasa atau tidak?

Pengaruh Puasa Ramadan Pada Kandungan ASI

Sebuah penelitian yang dilakukan atas sejumlah ibu menyusui yang berpuasa, dengan bayi berusia 2 hingga 5 bulan, menunjukkan bahwa selama bulan puasa, kadar zinc, magnesium dan potassium dalam ASI menurun secara signifikan. [1]

Selain itu, asupan energi dan sebagian besar nutrisi, kecuali protein dan vitamin A serta C, berada dibawah jumlah yang disarankan bagi ibu menyusui.

Ditemukan pula bahwa jumlah ASI yang keluar menurun saat ibu menyusui berpuasa, dan ini disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan nutrisi makro dan mikro yang dibutuhkan untuk mendukung produksi susu.

Ibu menyusui membutuhkan tambahan kalori sebanyak 330 hingga 600 setiap hari agar produksi air susunya lancar dan mencukupi kebutuhan bayi. [2]

Selain itu, penting bagi ibu menyusui untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan terutama yang mengandung banyak protein, zat besi, dan kalsium. Asupan air yang jauh menurun saat berpuasa juga tentu akan mengurangi suplai ASI.

Amankah Bagi Bayi?

Seperti yang telah disebutkan di atas, saat ibu menyusui berpuasa, kandungan ASI-nya akan mengalami perubahan. Namun hal ini bisa berbeda pada tiap ibu, tergantung dari jenis asupan yang didapat saat sahur dan berbuka.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa puasa Ramadan tidak memberikan efek signifikan terhadap komposisi nutrisi makro pada ASI sehingga juga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan bayi. Tetapi, para ahli menyarankan ibu untuk memperhatikan beberapa poin tentang bayinya sebelum memutuskan untuk berpuasa: [1, 2, 3]

  • Bila usia bayi masih sangat muda, yaitu dibawah 6 bulan, maka ia masih sangat bergantung pada ASI sebagai asupan utama tubuhnya dan ia akan sangat sering menyusu sepanjang hari. Pada kondisi ini, ibu sebaiknya tidak berpuasa dulu.
  • Bila bayi sudah mulai mendapatkan MPASI (makanan pendamping ASI), dan hanya minum ASI beberapa kali dalam sehari atau saat menjelang waktu tidur, maka ibu bisa berpuasa dengan lebih leluasa.

Bagaimana ibu bisa tahu bayi tidak mendapat nutrisi yang cukup dari ASI yang diminumnya? Perhatikan tanda-tanda berikut: [2, 4]

  • Bayi lemas dan lebih sering tidur.
  • Bayi menyusu terlalu lama atau lebih pendek dibanding waktu normalnya.
  • Bayi buang air besar lebih jarang dari frekuensi normalnya.
  • Bayi dehidrasi, ditandai dengan sedikitnya urin yang keluar atau urin berwarna lebih gelap.
  • Berat badan bayi tidak mengalami kenaikan.

Bila satu atau beberapa gejala diatas terjadi, maka ibu sebaiknya menunda dulu ibadah puasanya.

Risiko yang Bisa Terjadi Pada Ibu

Beberapa ahli menyebutkan bahwa asupan makanan yang berkurang saat sedang menyusui bisa mempengaruhi nutrisi yang didapat bayi dari ASI, terutama zat besi, iodine, dan vitamin B-12. [1, 2, 3]

Tentu saja ibu bisa tetap mendapat asupan gizi yang sehat dan seimbang saat sahur dan berbuka, tetapi akan lebih sulit untuk menjaga kecukupannya dalam pola harian.

Kembali lagi, risiko yang paling dikhawatirkan adalah rendahnya suplai ASI saat ibu berpuasa. Asupan kalori yang rendah serta berkurangnya cairan dan nutrisi bisa menekan produksi susu.

Jika kandungan nutrisi dalam susu terpengaruh dan kuantitas ASI juga berkurang, maka tentu akan juga mempengaruhi kesehatan ibu secara keseluruhan. Hilangnya nutrisi bisa mengarah pada anemia akibat kekurangan vitamin. [3]

Selain itu, ibu juga bisa mengalami dehidrasi bila berpuasa saat menyusui. Gejala-gejalanya termasuk: [3, 4]

Bila gejala-gejala ini dialami ibu, maka segera batalkan puasa dan minum jus buah atau larutan air garam serta beristirahat hingga kondisi tubuh terasa lebih baik. Bila gejala masih berlangsung setelah 30 menit, maka segera hubungi dokter.

Tips Bila Ibu Memutuskan untuk Tetap Berpuasa

Meskipun ibu menyusui mendapat keringanan untuk tidak berpuasa dan boleh menggantinya di bulan lain atau membayar fidyah, tetapi banyak juga yang tetap memilih untuk tetap berpuasa bersama dengan anggota keluarga lainnya di bulan Ramadan.

Jika ini adalah pilihan ibu, sementara bayi masih berusia dibawah 6 bulan dan masih minum ASI secara eksklusif, maka usahakan untuk: [3]

  • Berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mulai berpuasa. Dokter mungkin akan memberikan vitamin tambahan atau daftar menu yang perlu dipatuhi ibu saat sahur dan berbuka untuk memastikan nutrisi dalam ASI serta jumlahnya tetap terjaga.
  • Menjaga tubuh tetap terhidrasi. Ibu menyusui yang berpuasa dianjurkan untuk minum banyak air putih agar tidak mengalami dehidrasi diantara waktu matahari terbit hingga terbenam.
  • Istirahat yang cukup di siang hari.
  • Mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang saat sahur dan berbuka.
  • Selalu mengawasi kondisi bayi. Bila mulai menunjukkan gejala-gejala kurang asupan ASI, seperti yang disebutkan diatas, maka jadikan sebagai pertimbangan untuk menunda dulu ibadah puasa.

Kesimpulan

Ibu menyusui boleh berpuasa bila selama menjalankan puasa tidak menimbulkan efek negatif yang membahayakan dirinya maupun bayi yang disusuinya, seperti dehidrasi, kekurangan gizi dan asupan makanan, atau anemia.

Pertimbangkan poin-poin yang telah dijelaskan diatas sebelum memutuskan untuk berpuasa, terlebih lagi mengingat bahwa ibu menyusui mendapat keringanan untuk menunda dulu puasa untuk kebaikan kesehatan diri serta bayinya.

1. Neslişah Rakicioğlu, Gülhan Samur, Ali Topçu, Aylin Ayaz Topçu. The effect of Ramadan on maternal nutrition and composition of breast milk. Pediatrics International: official journal of the Japan Pediatric Society; 2006.
2. Ashley Marcin, Carolyn Kay, M.D. What You Need to Know About Intermittent Fasting While Breastfeeding. Healthline; 2019.
3. Philippa Pearson-Glaze. Breastfeeding During Ramadan. Breastfeeding Support; 2020.
4. Dr. Naomi Mirza. Breastfeeding during Ramadan. The Daily Star; 2015.

Share